[88]

871 45 5
                                    

Esok harinya, Brian kembali datang untuk menjenguk Theresa. Laki-laki yang masih dibalut seragam sekolah dan mantel hangat itu perlahan memasuki ruangan sang gadis yang saat ini tengah bercengkerama dengan Perawat Emily. Gadis itu tampak bahagia, terlihat dari senyumannya yang lebar juga tawa ringannya yang mengudara.

Dalam diam, dan tanpa sepengetahuan Theresa, Brian ikut tersenyum. Theresa lantas menyadari keberadaan Brian di ruangannya dan langsung menghilangkan senyuman lebar itu dengan cepat.

Kenapa Theresa tidak tersenyum ketika melihat kedatangannya? Apakah sosoknya tidak lagi diharapkan oleh gadis itu?

Atau... apa mungkin...

"Hai, Brian."

Oh, betapa Brian merindukan sapaan itu.

Brian melangkah lebih dekat ke ranjang rawat Theresa dan menatap langsung ke matanya. "Hai." Dia balas menyapa.

Sementara itu, Perawat Emily pamit meninggalkan ruangan, menyisakan Theresa dan Brian saja di sana.

"Apa semalam terjadi sesuatu kepadamu?" tanya Brian tanpa berbasa-basi. "Kau... tidak menyahuti satu pun panggilan atau pesan obrolan dariku," katanya, menjelaskan. Ia duduk di kursi di samping ranjang rawat Theresa.

Theresa menahan napasnya sejenak. Ia sudah menduga, Brian akan membicarakan hal ini lagi, dan ia merasa tidak siap.

"A-aku..." gadis itu menggigit bibir bawahnya seraya memosisikan duduk bersandarnya senyaman mungkin.

"Theresa," potong Brian. Kedua tangannya bergerak menggenggam lembut tangan gadis itu. "Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya, bukan?" dia menarik napas perlahan. "Aku sama sekali tidak memaksamu mengatakan jawaban iya atau tidak. Aku hanya ingin kau tahu bagaimana perasaanku kepadamu. Hanya itu.

"Tapi, jika kau memang menerima perasaanku, aku... sangat bahagia." Brian tersenyum, membuat denyutan perih terasa di dalam dada gadis itu. "Dan untuk masalah ciuman itu, aku minta maaf."

Stay with Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang