Stay with Me ✔

[84]

Satu minggu berlalu setelah Brian dinyatakan pulang, dengan keadaan kaki kanannya yang semakin membaik.

Meskipun begitu, Brian tidak pernah melewatkan setiap harinya untuk menjenguk Theresa sepulang sekolah, atau saling bertukar obrolan lewat aplikasi LINE dan lewat pesan singkat.

Seperti malam ini.

Theresa J : Brian?

Brian Rowen : Ya?

Brian Rowen : Apa kau baik-baik saja? Kau sudah makan dan meminum obatmu?

Theresa J : Mm, tentu saja.

Theresa J : Oh, ya, aku ingin memberitahumu sesuatu.

Brian Rowen : Apa itu?

Theresa J : Aku sudah mendapatkan jantung yang cocok untukku.

Theresa J : Jadwal operasiku empat hari lagi.

Theresa J : Kuharap, kau bisa datang dan ikut menyemangatiku. Karena, kau tahu? Meskipun aku sudah beberapa kali memasuki ruang operasi, aku masih tetap merasa... takut.

Belum ada balasan. Tetapi, Brian menghubungi nomornya. Itu membuat Theresa terkejut dan tidak tahan untuk tersenyum lebar.

"Halo?" sapa Theresa antusias.

Theresa bisa mendengar Brian tertawa ringan di seberang sana. "Theresa, benarkah itu?"

Hening.

"Ya," jawab Theresa, lalu menggigit bibir bawahnya. "Aku tidak percaya, akhirnya, apa yang kunantikan selama ini sudah datang."

"Aku senang karena kau sudah mendapatkan jantung yang cocok untukmu." Brian menghela napas. "Dan tentu saja, aku akan datang untuk menyemangatimu. Kau tidak perlu memintanya," lanjutnya kemudian.

Theresa tersenyum dalam diam.

"Theresa?"

"Ya?"

Hening lagi.

"Aku merindukanmu."

Oh, tidak. Jantung malang gadis itu kembali berulah. Namun dalam rasa yang menyenangkan dan mampu menghangatkan sekujur tubuhnya dalam sepersekian detik.

"Aku merindukanmu, Theresa." Nada bicara Brian terdengar lembut, dan Theresa dibuat tersipu karenanya.

Theresa memosisikan duduknya di atas ranjang senyaman mungkin, sebelum akhirnya ia menyahuti, "Aku..." hening selama beberapa jenak. Theresa mengulum senyumannya dan melanjutkan, "aku juga merasakan hal yang sama denganmu."

"...."

"Aku juga merindukanmu."