Brian menatap layar ponselnya yang menunjukkan pukul 15.50 sore.
Itu tandanya, sudah hampir tiga jam lamanya Brian menikmati ketenangan yang ia rasakan di taman ini sampai lupa waktu.
Tunggu, sepertinya ada yang salah dengan pernyataannya barusan.
Tapi, di sebelah mana?
Ia rasa, tidak ada yang salah dengan pernyataannya itu.
Iya. Dia yakin.
Oh, oh, tunggu, tunggu!
Memang tidak ada yang salah dalam perkataannya, hanya saja, ia mungkin membutuhkan sedikit koreksi.
Ya Tuhan... sebenarnya ada apa denganmu, Brian Rowen?
Brian masih sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri, sampai sebelah tangan Theresa melambai tepat di depan wajahnya. Brian sedikit terkesiap, lalu menoleh menatap Theresa dan mendapati gadis itu turut menatapnya keheranan.
"Ada apa?" tanya gadis itu kemudian.
Hening.
"Tidak... tidak ada apa-apa," sahut Brian setengah tak yakin.
Theresa mengamatinya dalam diam, lalu, senyuman kecilnya terbit, dan gadis itu berujar, "Hei, Brian."
Brian kembali menatap matanya, dan tanpa sadar ia menahan napas.
"Kau tidak akan pulang?" Theresa mengalihkan pandangannya sejenak pada langit sore yang cukup gelap, lalu kembali menatap Brian seraya bangkit dan berkata, "Hari sudah sore. Kurasa, sebentar lagi akan turun hujan."
Ah... sepertinya, Brian sudah menemukan koreksi yang tepat untuk melengkapi pernyataannya tadi.
Sudah hampir tiga jam lamanya Brian menikmati ketenangan yang ia rasakan di taman ini sampai lupa waktu. Namun, tak hanya taman saja yang membuatnya merasa tenang.
Keberadaan gadis itu juga turut andil dalam ketenangan yang ia rasakan.
-----
Jangan lupa di-vomment, ya ;))
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...