"Theresa!"
Seruan Brian terdengar samar di telinganya. Keringat besar mulai menetes membasahi permukaan wajah Theresa, ketika dia berusaha menatap mata Brian yang berdiri di sampingnya, dan mengusap lelehan keringat yang muncul di pelipisnya.
"Theresa! Apa yang terjadi?" Brian semakin menunjukkan kekhawatirannya. "Aku akan memanggil dokter!"
Brian tak sempat melangkahkan kakinya, karena Theresa mencengkeram lengannya erat-erat di tengah serangan jantung yang menimpanya. Matanya tampak sayu, merah, dan berair.
"Ja... jangan," bisik Theresa lemah. Brian hendak memprotes, tetapi Theresa kembali bersuara di antara napasnya yang tersendat-sendat, "Sebentar saja... Brian. Sebentar saja... semuanya... akan... baik-baik saja...."
Yakin jika Brian tidak akan pergi ke mana-mana, Theresa mengendurkan cengkeramannya di lengan Brian, sementara sebelah tangannya masih menekan-nekan dada kirinya yang berdenyut hebat.
Sungguh, Brian tidak bisa menyaksikan semua ini lebih lama lagi. Penderitaan Theresa, rasa sakitnya, ekspresinya... semuanya membuat dada Brian ikut terasa nyeri.
Entahlah, Brian sepenuhnya menyadari atau tidak, tapi kini, laki-laki itu memilih untuk menaiki ranjang rawat Theresa, dan ikut duduk setengah bersandar di samping sang gadis yang masih meringis pilu.
Brian menarik tubuh kurus gadis itu mendekat kepadanya, seraya menelentangkan sebelah tangannya agar Theresa bisa bersandar di bahunya dengan nyaman.
Di balik rasa sakitnya, Theresa tentu tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejut pada apa yang dilakukan Brian saat ini. Namun, ia sama sekali tidak punya waktu untuk bertanya ketika rasa sakit menguasai hampir seluruh kesadarannya.
Dan, samar-samar, Theresa mendengar gumaman laki-laki itu tepat di pelipisnya.
"Bertahanlah, Theresa. Tepat seperti apa yang kaukatakan... kau akan baik-baik saja... kau akan baik-baik saja...."
Setelahnya, Theresa merasakan tangan laki-laki itu menyentuh kepalanya, dan mengusapnya lembut, hingga Theresa mulai merasakan debaran jantungnya dalam artian lain.
Dalam debaran yang... membingungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Kurzgeschichten#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...