"Apa kau merasa bosan?" Theresa bertanya pada Brian, ketika Perawat Emily baru saja mengganti cairan infus miliknya, dan berlalu meninggalkan ruangan.
Brian mengalihkan pandangan dari layar ponselnya kepada Theresa. "Hm?"
"Kau kelihatannya bosan," ujar Theresa, kali ini berupa pernyataan. "Omong-omong... kapan dokter mengantarkan hasil pemeriksaan kesehatanmu?"
"Entahlah, aku tidak terlalu yakin. Tapi, dokter Richard bilang, hari ini beliau..."
Brian tidak sempat menyelesaikan ucapannya, ketika seseorang yang tengah mereka bicarakan, datang sembari membawa amplop besar berisi sesuatu di tangannya.
"Halo! Selamat pagi, Brian, Theresa," sapa dokter paruh baya itu ramah. Dia lantas berjalan ke arah Brian seraya tersenyum kecil setelah ia mendengar kedua orang itu menyahut sapaannya. "Brian, kau tentu tahu, apa maksud kedatanganku kemari, bukan?"
Theresa dan Brian kini memfokuskan pandangannya pada amplop di tangan sang dokter, lalu, Brian menyahut setengah ragu. "Apa Dokter mengantarkan hasil pemeriksaanku?"
"Ya, benar." Dokter Richard tertawa ringan. "Baiklah, aku akan membukanya di hadapanmu sekarang."
Kedua tangan dokter itu dengan cekatan membuka amplop tersebut, lalu mengeluarkan isinya berupa sebuah hasil rontgen yang dilakukan Brian beberapa hari yang lalu. Dokter itu mengangkatnya dan mengarahkannya ke sinar mentari dari jendela ruangan dan menjelaskan, "Kondisi patahan tulang kaki kananmu sudah berangsur membaik. Tidak ada luka atau cedera lain yang lebih serius, dan tidak ada juga pembengkakan yang terjadi, seperti apa yang kami takutkan. Tulang keringmu juga sudah mulai menyatu dengan baik, hanya perlu sedikit perbaikan lagi, maka kau bisa segera pulang." Dokter Richard menunjuk objek yang sedang diterangkannya, sambil sesekali menoleh pada Brian yang mengangguk paham mendengarnya. Kemudian, ia kembali memasukkan hasil rontgen itu ke dalam map dan menyimpannya di atas nakas yang kosong.
"Dan, mulai saat ini, kau sudah bisa menggunakan kruk sebagai alat bantu berjalanmu, Brian," ujar dokter Richard, diiringi embusan napas lega dari Brian.
"Ah, terima kasih, Dokter Richard," kata Brian, penuh rasa syukur. Ia lalu mengalihkan pandangannya pada Theresa yang menatapnya dengan tatapan yang sukar dibaca. Tetapi tak lama, Brian melihat gadis itu tersenyum lebar kepadanya seraya mengacungkan kedua ibu jarinya bersamaan.
"Selamat, Brian," ucap gadis itu, ikut merasa senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...