Brian dan Andy duduk bersisian di kursi tunggu yang terletak di depan pintu ruangan operasi. Ayah dan bibi Theresa sedang pergi keluar, sementara Rose tidak bisa menunggu lebih lama karena ia harus mengikuti jam pelajaran tambahan di sekolahnya.
Kedua laki-laki itu diam membisu, membiarkan keheningan menyesaki keduanya, sampai akhirnya, Andy berinisiatif membuka suara. "Brian."
Brian menoleh menatap sisi wajah laki-laki itu.
Andy menghela napas panjang. "Apa kau mencintai Theresa?"
Tidak ada jawaban, dan itu membuat Andy membalas tatapan yang dilayangkan Brian kepadanya. "Kau mencintai Theresa, bukan?"
Brian hanya memberikan jawaban berupa anggukan singkat.
Lagi, Andy menghela napasnya. "Sudah kuduga," katanya seraya tersenyum kecut.
"Kau juga mencintai Theresa, bukan?" Brian balas bertanya.
"Ya," sahut Andy tanpa berpikir lebih dulu. "I always do love her."
"...."
"But, I think... she loves you too, not me."
Brian bisa melihat bagaimana sendunya pandangan Andy kala ia berujar demikian. Brian menyandarkan punggungnya lalu menatap langit-langit ruangan. Dan, lambat laun, Brian merasakan sesuatu yang menyenangkan berjolak di dadanya, menimbulkan keinginan untuk tersenyum dalam diam.
Kuharap begitu... kuharap begitu....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...