Aku menyukaimu, Theresa Joyce.
Theresa masih ingat bagaimana suara itu menggema di telinganya. Ia masih ingat bagaimana sentuhan lembut tangan seseorang di pipinya, pada detik ia belum mendapatkan kesadarannya secara sempurna. Derai tawa kebahagiaan itu, air mata itu, ungkapan perasaan itu... semuanya berasal dari sosok yang sama, yang kini menatapnya penuh kasih sayang, serta sorot mata yang terkesan hangat hingga membuat darahnya berdesir lebih cepat dari sebelumnya.
Brian Rowen. Laki-laki ini lah yang mengakui perasaannya serta menunjukkan sikap lembut kepadanya sampai ia tak mampu berbicara walau hanya satu kata saja.
Brian masih menatap Theresa lekat, sementara tangannya tetap menggenggam tangan mungil milik Theresa. Tidak ada yang berbicara di antara keduanya selama sesaat, sampai Theresa berbicara, "Brian, bagaimana mungkin...?" ia menjeda kalimatnya, merasa bingung harus berkata apa lagi. "Bagaimana mungkin kau... menyukaiku?"
Pertanyaan itu memunculkan seulas senyum manis di bibir Brian. "Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Theresa. Termasuk menyukai seseorang. Semua itu tidak membutuhkan alasan karena... aku sendiri sulit untuk menjelaskannya." Brian menghela napas. "Aku menyukaimu, Theresa... tidak, aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu."
Tanpa sadar, Theresa menahan napasnya.
Oh, benarkah ini? Benarkah apa yang sudah didengarnya barusan? Kenapa rasanya sulit bagi Theresa untuk bertutur kata, atau setidaknya menanggapi pernyataan itu?
Tubuhnya kini seperti membeku di tempat, selagi matanya terpaku pada Brian yang mengulas senyum tipis. Hingga tanpa diduga, laki-laki itu perlahan mendekatkan wajahnya kepadanya, membuat Theresa kembali menahan napas dan memejamkan matanya serapat mungkin.
Sentuhan lembut dari bibir Brian mendarat tepat di keningnya yang mengerut samar.
Untuk sesaat, hanya sesaat saja, Theresa merasa dunianya berputar cepat, dan membutuhkan sebuah tumpuan agar tidak terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...