[3]

2.5K 148 11
                                    

Malam itu, Theresa mulai bisa mendapatkan kantuknya lagi, setelah malam-malam sebelumnya ia tak bisa untuk memejamkan mata barang sejenak, lantaran serangan itu menghantam dadanya telak. Membuatnya mendapat obat-obatan anti nyeri, seraya berharap bahwa obat itu bisa mengatasi rasa nyerinya.

Namun, di saat Theresa memejamkan matanya, ia mendengar rintihan seseorang yang begitu dalam. Theresa sontak kembali terjaga, lalu bangkit dari tempat tidurnya dan mendapati Brian sedang memutar tubuh atasnya ke kanan dan ke kiri sembari terus merintih kesakitan.

Oh, kakinya pasti terasa sakit lagi, pikir Theresa kalut. Ia segera menghubungi perawat lewat bel yang ada di samping ranjang rawatnya. Dan begitu dua orang perawat baru saja membuka pintunya, Theresa lekas menarik tiang infus dan membawanya ke arah kedua perawat itu, untuk mengantar mereka menuju ranjang rawat Brian. Karena laki-laki itulah yang membutuhkan pertolongan, bukan dirinya.

Beberapa menit kemudian, ada dua orang dokter yang datang menyusul sembari membawa beberapa peralatan medis yang tidak gadis itu ketahui namanya. Kedua dokter muda itu lekas membuka bebat di kaki kanan Brian dengan sangat perlahan, lalu mengganti balutannya dengan gerakan tak kalah lambat. Mereka tentu takut Brian merasakan sakit yang luar biasa apabila mereka salah dalam mengambil tindakan atau terburu-buru.

"Theresa, kembalilah ke tempat tidurmu untuk beristirahat," pinta suster Anna, tegas. Dia adalah suster yang Theresa kenal karena sering datang mengunjungi Theresa dan memeriksa keadaannya.

Theresa menatap suster itu dengan keresahan yang terpancar jelas di kedua bola matanya. "Sebentar saja, Suster..." kata Theresa, setengah berbisik.

Theresa terus mengabaikan perintah dari sang perawat. Ia memilih berdiri cukup jauh dari ranjang rawat Brian, sembari mata tetap mengawasi jalannya tindakan yang kedua dokter itu lakukan pada kaki Brian.

Dan, untuk sekilas, hanya sekilas, Brian melirikkan pandangannya yang sayu pada gadis itu, sebelum akhirnya iaharus memejamkan mata karena merasakan lagi rasa sakit yang berdenyut hebat di kaki kanannya.    

Stay with Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang