Keputusan

19.7K 1K 13
                                    


Aku melihat sekelilingku, bau  parfume kak farhan yang kucium aku merasakan tangan seseorang di perutku aku berbalik teryata itu kak farhan.

Jangan salah kami memang seperti dulu selalu begini kata bundaku seperti suami istri katanya.

Aku terseyum memandangi wajah abang ku ini. Adzan subuh berkumandan abang ke masjid gih solatnya aku berusaha membangunkannya tapi abangku malah mempererat pelukannya.

“Ihhhh abang solat dulu jihan masih lama kok disini.”

“masih kangen han.”

“Ihhhh ke masjid dulu abanggg.”

“Ckckck ok abang kemasjid deh.”

“Nah gitu baru abang ku.”

Setelah solat subuh aku tadarrusan lalu tepat pukul enam aku turun kebawah untuk membantu bundaku memasak.

Abang ku sudah dari masjid dateng" dia langsung mengagetkanku saja.
Bunda hanya tertawa.

“Ihhh abangg, tumpahkan.”

“Hehehe...  maaf han abang khilaf”  lalu berlari kekamarnya.

“Bun! Papa mana?”

“ Ohh masih dikamar han siap-siap mau perjalanan bisnis lagi.”

Kujawab dengan ber oohh ria.
Setelah dimeja makan kami semua berkumpul disini saat yang tepat aku membicarakan keinginannku.

“Hmmm pa,bun, bang Jihan boleh ga lanjutin karirnya di bandung lagi?” Mereka semua menoleh.

“Kan bisa magang dirumah sakit abang han.”  Ohh iya abangku ini seorang direktur rumah sakit.
Kini bundaku.

“Bener kata abang mu nanti setiap hari kita bertemu deh Dan semua keputusan berada di tangan papa.”

“Kalo menurut papa tidak salah apa yang di bilang bunda dan abangmu itu tapi papa lebih suka kamu lebih mandiri jadi papa ngizinin kamu kembali ke bandung.”

“Beneran pa?”

“Iya han.”

Aku berlari memeluk papaku ini.

“Kan abangmu dulu mulai dari nol tanpa bantuan papa dan bunda. Papa hanya tidak mau bersikap tidak adil pada kalian semua.”

Jadi pa aku akan kembali ke bandung besok.

“Han kok cepet banget?”

“ Hmm mau cepet biar ketemu sahabat aku abang.”

“Ketemu sahabat atau kamu sudah pacar-pacaran ?”

“Abang pacaran itu ga bener masa udah pake jilbab besar kayak gini masih pacaran ih ga banget not my style bang pacaran dosa tau.”

“Iya han mana mungkin adek abang yang bentar lagi make cadar ini pacaran.”

Papa dan bunda hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah kami berdua.

Papa,bunda,dan abangku sudah pergi untuk masing-masing mengerjakan aktivitas mereka.

Kini tinggal aku sendirian di rumahku ini. Rumah ini lumayan besar aku jadi mengingat makhluk apa saja yang sudah ku lihat tapi sekarang aku sudah tak melihat apa-apa aku menelusuri setiap sudut rumahku ini dan aku menemukan seorang anak kecil yang tengah bermain dengan temannya mereka menyadari kehadiranku.

Aku hanya menatap mereka datar. Tapi mereka menatap ku dengan tajam. Aku membalikkan badanku lalu aku mendengar suara anak kecil tertawa. Jelas saja aku takut aku mempercepat langkahku tapi suara itu masih terdengar ku beranikan diriku untuk menoleh.

Ternyata mereka mengikutiku. Yang benar saja aku aku tidak menghiraukannya lagi dan mereka tetap menggangguku sehariann. Aku heran ini baru pertama kali aku diganggu seperti ini.

Mungkin.. Mereka tidak tau atau baru melihatku dirumah ini begitupun dengan diriku aku juga pertama kali melihatnya dirumah ini.

Tapi mereka berhenti ketika seorang gadis seumuranku berdiri agak jauh dari kami lalu anak kecil tadi berlari kearah gadis itu.

Gadis itu menatapku tajam dengan mata merahnya. Aku mengalihkan pandanganku. Lalu mereka sudahh menghilang.

Setelah itu aku tertidur di sofa ruang keluargaku. Sekitar 3 jam aku tertidur tapi belum ada yang pulang  jam sudah menunjukkan pukul 5 sore hari.

perutku berbunyi jadi aku putuskan untuk membeli burger karena bibi lagi pulang kampung. Setelah delevery aku menyantap burgerku sambil nontong drama korea.
Setelah kenyang aku kedapur, “Aaaaa.” .Aku terkejut gadis tadi tiba-tiba berada di depanku..Aku melewatinya dan tiba-tiba dia menangis aku tak menghiraukannya.

Aku kembali ke ruang tengah disana dia berdiri disamping tv. Aku frustasi dibuatnya.Aku menchat abangku.

Cerewet
“Abangggg....!!!”

Bawel
“Iya, kenapa?”

Cerewet
“Abang pulang yah jihan takut dirumah”

Bawel
“Takut kenapa? Liat hantu yah? Abang pulang jam 8 malam han”

Cerewet
“Abang...  Jihan liat hantu”

Bawel
“Ada-ada saja kamu han. Abang lagi sibuk ini.”
Cerewet
“Abanggg...  jihan ini INDIGO,Terus hantunya dari tadi ngeliatin Jihan... Abang pulang yahh.”
Bawel
“Read”
abang ku pasti tidak percaya dengan yang ku katakan barusan padanya. Aku melirik hantu itu kembali dia tetap menatapku. Tersiksa banget. aku mulai bersikap takut padanya dan dia menyadarinya. Aku mmencoba untuk tidur tapi sangat susah. Entah bagaimana diriku kali ini. Terdengar suara mobil masuk.  Alhamdulillah batinku.
Dan hantu itu masih melihatku. Kali ini dengan wujud aslinya. Dia tiba-tiba berada di atas ku ingin mencekikku.  “Aaaaaaa....”
Aku hanya berteriak Dan semuanya buram.
“Jihaaannn...”Itu adalah suara abangku.
Setelah aku sadar abang menyuruh ku bercerita. Ternyata abangku juga indigo. Han hantu tadi dia selalu ngikutin abang.
“Kok gitu bang?”
“ Ya ga tau.Han bunda sama papa tau ga kalo kamu indigo?”
“Ga bang, kkalo abang?”
“Hmmm tau waktu itu ada seorang wanita yang ikut turun di mobil papa aku menanyakannya tapi bunda heran denganku jadi papa berspekulasi kalo aku menuruni sifatnya.”
“Ohh ... bang jihan takut dirumah ini nginap di hotel aja yah ?”
“ Astaga rumah gede gini malah mau nginap dihotel ckckck”
dan hantu itu melihat aku dan abangku bersama. Kami meninggal kan rumah.Untung bundaku nginap dirumah sakit. Kami pun sampai.Dan berjalan menuju kamar kami. Kami hanya memesan satu kamar saja.Kan kami sodara jadi sah-sah saja.
Sebelum tidur aku melakukan ritualku terlebih dahulu. Lalu aku dan abang ku tertidur.

Hi maaf kalo ceritanya kek gini lagi butuh inspirasi nih 😩
Vote and comment yah guys 📢🙏

Become Your Self (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang