Hari ini adalah hari dimana anak-anak ku genap berusia tujuh hari dan sesuai dengan hadis klo bayi udah genap tujuh hari sudah bisa di aqiqah tapi ga di haruskan bisa lebih juga harinya tergantung orang tua mereka.
"bunda....." panggilku.
"iya nak, ada apa? " kata bundaku.
"abang Farhan ga dateng yah bunda?" tanya ku.
"entahlah nak, kamu tau kan abang mu gimana" kata bundaku.
"hmmmm... Ini semua salah Jihan bunda, andai saja aku tak lupa mengabari abang ku" kata ku penuh penyesalan.
"emang yah nak penyesalan selalu ada di akhir dan penyesalan tak seharusnya di beri embel-embel SEANDAINYA kan, rasulullah tak suka dengan pengandaian di akhir penyesalan" kata bunda ku.
"iya bunda tapi Jihan mau abang dateng di aqiqahan anak-anak Jihan" kata ku merengek.
"yahh.. Mana bisa nak, bunda sama ayah juga ga tau sekarang abang mu itu dimana, sama siapa, kapan pulangnya" kata bundaku.
"ishhh... Bunda tapi Jihan mau abang Farhan" rengek ku lagi.
"tau ahh, itu urusan kalian berdua jangan seret bunda dan ayah mu nak" kata bunda ku.
"tapi kan bun... " kata ku terpotong.
"ga ada tapi-tapian, kamu tau kan abang mu klo ngambek" kata bunda ku.
"taulah bunda klo abang ngambek ngalahin ngambeknya anak kecil" kata ku.
"nahh.. Tuh kan tau" kata bunda ku.
"ishhh... Bunda, Jihan mau ngomong sama ayah" kata ku lalu meninggal kan bundaku dengan tatapan jahilnya padaku.
Jangan tanyakan anak-anak ku dimana sekarang mereka di jagain sama umi dan abah.
"ayahhhh.... Yahhhhh... Ayahhh" teriakku.
Setelah mencari di setiap sudut ruangan di mansion ini akhirnya aku menemukan ayah ku di kebun belakang.
"ayahhh.... " panggilku.
"ada apa nak? " kata ayahku sambil membalikkan badannya.
"isshhh... Dari tadi Jihan nyariin ayah, capek yah" kata ku ngos-ngosan.
"jadi kamu cari ayah cuma mau bilang itu? " kata ayahku.
"isshhh... Ga ayah" kataku.
"lalu? " tanya ayahku.
"Jihan mau abang sekarang " titahku bak seorang ratu inggris.
"abang mu? " tanya ayah ku lagi.
"iya ayah.... Jihan ga mau mulai acara ini klo abang Jihan ga ada di sini" kata ku.
"kamu tau kan abang mu klo marah gimana dan ayah sama sekali ga tau sekarang dia di mana" kata ayah ku sambil geleng-geleng kepala.
"pokokknya Jihan ga mau mulai ini acara klo abang Jihan ga ada ayah titik ga pke koma lagi" kata ku lagi.
" caranya gimana cari abang mu? " kata ayahku.
"ayah kan punya banyak koneksi" kata ku lalu pergi.
"Jihan.... " panggil ayahku tapi aku tak menghiraukannya saat ini satu-satunya isi kepalaku hanya abangku.
"JIHAN RABBANI" kata ayahku penuh penekanan.
Seketika aku berbalik dengan air mata yang tak bisa ku tahan lagi di pelupuk mata ku.
"ayah... Hikss... Hikss... Jihan mau abang sekarang " lirihku di sela tangis ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Your Self (SELESAI)
SpiritualKupikir semua ini hanya sepihak saja tapi skenario Allah berkata lain. Di pertemuan Kedokteran itu kami di pertemukan satu sama lain hanya dengan melihat tanpa berbicara sepatah katapun, hingga saat ini rasa itu masih menetap dengan nyamannya di dir...