Setelah membereskan barang ke dalam koper kami semua sekarang bersiap ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
"Dek... Nanti semobil dengan kk" kata kk Farhan.
Aku hanya mengangguk kan kepalaku saja malas untuk menjawab.
Setelah kejadian di lift tadi membuatku tak mampu berpikir jernih akibat ulah kk Adit tadi makanya aku lebih memilih banyak diam saja dari pada harus bertatapan dengan mata cokelat nya itu yang Masya Allah bikin siapa pun yang melihatnya klepek-klepek.
Kami turun kebawah dengan koper masing-masing sesampainya di loby disana sudah ada ayah dan keluarga kk Adit dan Keluarga ku.
Aku ber jalan dengan kepala yang tertunduk.
Tiba-tiba kk Adit merangkul ku lalu berkata,
"Kan kk tadi bilang klo nunduk bisa-bisa tuh leher patah metong deh"
Aku mendonggakkan kepalaku lalu menatapnya dengan alis yang berkerut lalu berkata,
"Ha!!! Metong itu apaan kk?" tanyaku.
"Mati" jawab kk Adit dengan nada santai nya.
"Mati..... Ishhh kk Adit doain Jihan Mati! terus kk kok jadi alay sih mati di ubah jadi metong" tanyaku dengan kesal.
"Siap suruh tuh muka di umpetin terus liat lantai melulu ato lantai lebih menarik dari pada suamimu ini" kata kk Adit.
"BODO AMET klo Jihan mati kk jadi duda" kataku lalu berlari meninggalkannya.
Ada-ada saja istriku ini tapi menjahilinya akan menjadi kegiatan baru dalam hidupku. Batinku..!!!
Aku kesal mendengar perkataan kk Adit jadi aku berlari saja meninggalkan dirinya di belakang.
"Aunty....!!!" teriak Rara.
Aku berjalan menuju kearah keponakanku ini.
"Iya sayang" kataku lalu mencium pipi tembemnya itu.
"Lala dan Lili tidak bica ikut pelgi ke Bantung" kata Rara.
Aku melirik ayah dan ibunya meminta penjelasan tapi dapat ku lihat tante Rani sedang tak enak badan.
"Iya sayang... Tidak apa-apa" kataku.
"Huaaaaa..... Aunty lala pengen ikut" katanya sambil menangis.
"Kakak ini cengeng banget kan klo Umi cudah cembuh balu kita kecana" kata Riri sambil geleng-geleng kepala.
Tapi Rara makin menangis di pelukanku membuat semua orang yang melihat tertawa karena cara menangis Rara yang konyol menurutku.
"Sudah cantik jangan menangis nanti cantiknya hilang" kata kk Adit.
Aku melihatnya sekilas tapi aku masih jengkel padanya.
"Usshhhhhh... Kakak nangic nya udah uncle ganteng datang" kata Riri sambil menarik-narik baju kakaknya itu.
Rara menoleh dan langsung mengelap air matanya dengan buru-buru.
Aku heran melihatnya.
"Nah klo tidak nangis kan tambah cantik" kata kk Adit lagi.
"Uncle lala tidak nangic kok tadi cuma di cubit sama aunty"
Kata Rara mengelak."What you say baby?" kataku.
"Hehehe..... Kabullll" kata Rara sambil menarik tangan adiknya lalu berlari ke arah bundaku.
Ada-ada saja tingkah mereka itu. Kataku.
Aku ingin segera berjalan menuju pintu keluar hotel ayahku ini tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang jemari tangan ku ini, jelas saja aku langsung berbalik ternyata itu tangan ayahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Your Self (SELESAI)
SpiritualKupikir semua ini hanya sepihak saja tapi skenario Allah berkata lain. Di pertemuan Kedokteran itu kami di pertemukan satu sama lain hanya dengan melihat tanpa berbicara sepatah katapun, hingga saat ini rasa itu masih menetap dengan nyamannya di dir...