Adit POV
Kurang lebih sudah 4 hari jihan tak sadar kan diri akibat perbuatan hantu itu kini jihan dalam kondisi kritis dimana tulang pinggulnya retak dan ada pembuluh darah kecil yang pecah, aku dan yang lainnya selalu meluangkan waktu untuk menjenguk jihan.
Tentu saja saat kejadian aku memberitahukan pada farhan dan dia hany berkata,
"tunggu sampai gue pulang dan jangan teleponin ayah dan bundaku sampai mereka tau kejadian ini"Tentu saja semenjak kejadian aku tak memberitahukan siapapun.
Aku tak habis pikir mengapa saat itu aku hanya berdiam diri saja dan tak melakukan apapun memang benar penyesalan selalu berada di akhir.
Aku tak suka melihat wanita yang aku sukai seperti ini.
Aku harus selalu berada di sampingnya dia tidak boleh terluka sedikitpun.
Okay dit, tunggu sampai abangnya tiba sore nanti. Kataku sambil berbicara pada diriku sendiri.
Sekarang langit sudah berubah menjadi warna ke orange-an mengartikan senja mulai datang dan tak lama kegelapan yang akan menyelimuti hari ini seperti biasanya.
Saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat adik kesayanganku di rawat, jangan di tanyakan lagi kondisiku saat ini sangat kacau.
Aku ingin segera memeluk adik kecilku itu. Tak membutuhkan waktu yang lama saat ini aku sudah berada di dalam lift menuju ruang VVIP kamar rawat inap jihan.
Setelah sampai aku membuk knop pintu dan mengucapkan salam, aku mengedarkan pandangan ku mataku tertuju pada adit yang sedang tertidur dalam duduknya di samping tempat tidur jihan. Aku berjalan menuju mereka lalu membangunkan Adit,
"Dit... Adit bangun kamu pindah di sofa tidurnya nanti badan kamu sakit semua"
Adit setengah sadar bangun dan berpindah Posisi dan melanjutkan tidurnya.
Aku tau adit pasti sangat lelah.
Kini aku berdiri di samping tempat tidur jihan tubuhnya di pakaikan berbagai macam selang dan luka memar di bagian pipi kanannya tercetak sangat jelas.
Emosiku saat ini sudah sampai di ubung-ubung ini sudah ke dua kalinya adikku di sakiti oleh mahkluk sialan itu dan aku memeluk adik kecil ku ini dalam tangis ku, "maafin abang han" lirihku.
Setelah itu aku merebahkan badanku di sofa yang satu untuk meredahkan badanku yang pegal-pegal ini tapi aku tak tertidur.
"Farhan, kapan tibanya?"
Kata Adit.Aku membuka mataku lalu berkata,
"Dua jam yang lalu dit"
Terlihat dia hanya mengangguk lalu berkata,
"aku tidak bisa menjaga jihan dengan baik"
"Ini bukan salahmu dit semua ini karena mahkluk sialan itu"
"Tapi saat itu aku...."
farhan memotong pembicaraan ku lalu berkata,
"Sudah dit, jangan salahkan dirimu kita harus cari cara buat jagain jihan karena gua tak bisa berada di sisinya terus"
"Aku sudah menemukan caranya, ku harap kamu setuju"
Kata adit.Aku mengkerutkan kening ku lalu berkata,
"Secepat itukah idemu?"
"Aku sudah memikirkannya beberapa hari terakhir ini"
Jawabku."Okay... What is that?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Your Self (SELESAI)
SpiritualKupikir semua ini hanya sepihak saja tapi skenario Allah berkata lain. Di pertemuan Kedokteran itu kami di pertemukan satu sama lain hanya dengan melihat tanpa berbicara sepatah katapun, hingga saat ini rasa itu masih menetap dengan nyamannya di dir...