"Hufttt... Berasa sudah lari marathon ngurus tuh trio somvlak" gerutu Ali.
"Untung sahabat gua klo kagak nangis semalaman juga kagak apa dah" dengus Ryan.
Saat ini kami semua berada di ruang kamar rawat Jihan.
"Diem lo" ketus Andira.
"Harus nya nih kamu itu bilang makasih kek ato yang sejenis dengan kata itu" kata Ali.
"Gimana mau nerima kasih klo kalian bantunya kagak ikhlas" gerutu. Andira.
"Bantu ya di bantu tapi tuh mulut kagak berhenti ngoceh" ketus Aisyah.
"Okay... Gua yang salah!!! Kalian yang bener!!! Puas lo sekarang" Kata Ali.
"Sip dah, dimana-mana perempuan selalu benar laki selalu salah" kata Ruqayyah.
"Enak aja!! Mulut di kontrol kali" kata Ryan.
"Quetes Mario Ruqayyah yang jomblonya nggak ketulungan" cerosos kata Ali.
"Gua mah jomblo karena prinsip bukan gegara nggak laku" kata Ruqayyah.
"Sama aja intinya JOMBLO" kata Ryan.
"Biarin, nanti klo udah nikah semuanya masih steril" kata Ruqqayyah.
"Steril??" tanya Ali.
"Iya dong kan belum di grepe-grepe sama cowok jadi semuanya masih Suci" kata Ruqayyah.
"Okay... Lo suci gua penuh dosa" kata Ali mendramatiskan dengan ekspresi yang di buat-buat.
"Najis gua liat lo gitu li" kata Ryan.
Dan saat kami berbicara yang kalian tau lah unfaedah kata orang, tiba-tiba pintu kamar rawat Jihan terbuka. Otomatis pala kami semua ke arah pintu, ternyata Adit dan beberapa dokter.
"Udah nangis nya??" tanya Adit.
"Tenang gua sama Ryan udah eksekusi jadi sekarang mereka udah tenang" kata Ali.
Dan aku dan Ryan tertawa mendengarnya sedangkan si trio menatap kami dengan nanar.
"Ohhh... Kenalin ini dr. Baek, dr. Park, dr. Kim, dr. Irene, dan dr. Hifsya" kataku memperkenalkan mereka.
"Okay... Kenalin ini dr. Aisyah, dr. Andira, dr. Ruqayyah, dr. Ali, dan dr. Ryan" kataku lagi memperkenalkan sebaliknya dan mereka saling menyapa dan tersenyum.
"Hi.. Salam kenal" kata dr. Hifsya pada mereka semua.
"Salam kenal" kata kami secara bergiliran.
"Sya mereka tampan yah!!" bisik dr. Irene pada Hifsya.
"hmmmm" jawab Hifsya.
"Dasar anti banget yang namanya pria" gerutu dr. Irene
Dan kami semua tertawa mendengar jawaban dr. Hifsya yang membuat dr. Irene sebal dengannya. Mereka memang berbisik tapi suaranya masih bisa terdengar oleh kami apalagi percakapan mereka menggunakan Bhs. Inggris sontak kami yang mendengar tertawa dan mereka menyengir kuda dan menggaruk tengkuknya.
"Erhghhh...." erang Jihan.
Sontak kami semua berbalik melihat Jihan yang perlahan-lahan membuka kelopak matanya.
"Dek.. Denger kakak nggak?" tanyaku.
Dan Jihan hanya mengangguk.
"Air" lirih Jihan.
Setelah memberinya segelas air kami kaget di buatnyaa,
"BAAAYIII KUU!!!" Teriak Jihan histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Your Self (SELESAI)
SpiritualKupikir semua ini hanya sepihak saja tapi skenario Allah berkata lain. Di pertemuan Kedokteran itu kami di pertemukan satu sama lain hanya dengan melihat tanpa berbicara sepatah katapun, hingga saat ini rasa itu masih menetap dengan nyamannya di dir...