Walaupun wanita itu menyebut namanya dengan sangat kecil namun cukup jelas di indra pendengaran James. Ia sempat memberhentikan langkahnya ketika wanita itu memanggilnya untuk kedua kalinya. Entah ada dorongan darimana yang membuat James melanjutkan langkahnya. Ia tidak memperdulikan panggilan wanita tersebut.
"Kenapa dia pergi?" tanya Brianca kepada orang-orang yang saat ini mengelilinginya. Ia tidak mengenal mereka, ia hanya tahu dengan satu orang yaitu Liam.
Brianca menatap Liam, begitupun dengan Liam. Brianca mengerutkan dahinya. Ia seperti seseorang yang kebingungan saat ini dan sesekali ia mengedarkan pandangannya berusaha mengenali wajah-wajah pria yang berdiri dihadapannya.
Percuma. Tetap saja, ia tidak mengenali pria-pria tersebut.
"Akhirnya kau sadar juga, sweety." ucap Liam sambil mengelus puncak kepala Brianca. Tatapannya sangat senduh.
"Kenapa aku bisa berada disini?" tanya Brianca bingung ketika menyadari jika saat ini ia sedang berada dirumah sakit dengan keadaan tangan yang terpasang jarum infus.
"Kau pingsan. Dokter bilang anemiamu kambuh. Kau tidak boleh kelelahan, sweety." Liam mengucapkannya dengan sangat halus. Brianca dapat merasakan kasih sayang yang terpancar dari mata Liam dan itu terlihat begitu tulus.
Brianca hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya pertanda ia mengerti dengan penjelasan Liam. Ia memang tahu jika tekanan darahnya terkadang sangat rendah sehingga bisa membuatnya pingsan jika ia tidak menjaga kondisinya dengan baik.
"Kemana James?" tanya Brianca lagi karena ia merasa jika pertanyaannya itu belum dijawab.
"Ada suatu pekerjaan yang harus diurusnya." ucap pria disamping Liam yang tidak diketahui namanya oleh Brianca. Brianca merasa jika pria itu sedang berusaha menutupi sesuatu dari Brianca. Wajahnya sangat tidak bisa diajak kerjasama sepertinya.
Brianca tahu jika yang diucapkan pria tersebut 100% adalah kebohongan. Ia yakin jika James pergi karena pria itu tidak peduli dengannya. Brianca pura-pura percaya dengan pria tadi, karena Brianca yakin sebenarnya pria itu tidak ada niatan untuk membohonginya hanya saja sepertinya pria itu sedang berusaha membuat Brianca tidak sedih.
Setelah Brianca memperhatikan dengan jelas keempat pria dihadapannya tersebut. Ia baru sadar jika mereka semua memiliki wajah yang sangat tampan. Ia merasa seperti sedang dikelilingi oleh para dewa Yunani.
"Kau harus istirahat! Dokter bilang kau bisa pulang besok. Aku akan menemanimu sampai pagi disini." ucap Liam sedangkan pria yang lainnya hanya menganggukan kepalanya seolah berkata "ya".
"Oiya, Mereka ini adalah sahabatku dan juga sahabatnya James." Liam sepertinya mulai memahami jika Brianca terlihat bingung ketika menatap ketiga pria disampingnya tersebut.
"Axel." ucap pria disamping Liam sambil menjulurkan tangannya.
Briancapun menjabat tangan pria tersebut dan berkata "Brianca."
Lalu gantian dengan Daniel dan disusul dengan Michael.
Mereka bertiga undur diri setelah mengucapkan kata-kata seputar "cepat sembuh", "gws", dan "senang berkenalan denganmu".
Brianca merasa sangat beruntung. Disaat ia merasa terpuruk seperti ini, Tuhan mengenalkannya dengan orang-orang yang menurutnya sangatlah friendly. Ia bahkan tidak menyangka jika mereka adalah sahabat James. James terlihat sangat dingin berbeda sekali dengan para sahabatnya.
Padahal ada teori yang mengatakan jika pergaulan bisa mempengaruhi sifat dan tingkah laku seseorang namun sepertinya teori tersebut tidak berlaku pada James.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BASTARD HUSBAND
Romance|FINNISHED| • TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK The story is based on my own thinking and imagination. Please report to me if you found others who copy my story. DON'T COPY MY STORY! #HR :21 in romance (15.05.2018) & 25 in romance (13.05.2018) --- Kisa...