Chapter 19.1 - MBH

35.4K 1.3K 93
                                    

"Liam, aku sudah mengirim nomor handphone dan alamat email ke emailmu. Kuharap kau bisa melacaknya dalam waktu 5 menit." ucap James begitu saja ketika Liam mengangkat telfonnya.

"Wow! Sepertinya ada yang begitu memerlukan bantuanku." ucap Liam sakartis.

"Aku memberimu waktu 5 menit dan aku harap kau tidak membuang-buang waktumu, brother." ucap James lalu ia memutuskan panggilan tersebut. Tanpa menunggu jawaban Liam, James yakin pria itu pasti akan menuruti kemauannya.

Dan benar saja, 5 menit kemudian, Liam menghubunginya.

"Shit! Brianca dalam keadaan bahaya." ucap Liam dengan cepat ketika James mengangkat telfonnya.

"Katakan intinya, Liam!" perintah James karena ia merasa perkataan Liam sukses membuat sesuatu menghantam hatinya, lagi.

"James! Tidak perlu memperdulikanku! Aku tidak apa-apa. Aku kuat, James!"

Kalimat itu lagi-lagi terngiang diotak James. Ia tidak mengerti kenapa wanita itu masih saja bisa mengatakan jika ia berada dalam keadaan yang baik-baik saja padahal orang yang sangat bodoh sekalipun juga tahu jika wanita itu sudah berada didalam keadaan yang mengenaskan.

"Brianca berada di salah satu club ternama disini, saingan berat club milik Axel! Pemilik club tersebut sangat licik, bahkan aku memang sempat mendengar kabar jika ia ingin menghancurkanmu ketika ia mengetahui kau ingin merambat ke dunia percasinoan." jelas Liam.

"Kalau begitu, sebelum dia menghancurkanku, aku yang akan lebih dulu menghancurkannya." ucap James dengan nada yang begitu rendah.

"Yeah! Kau memang yang terbaik, bro." ucap Liam.

"Kalau begitu, kita tangani dengan cepat. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi dengan Briancaku." sambung Liam.

"Shit! Kau mengatakannya seolah dia itu milikmu!" umpat James.

"Aku akan mengirim beberapa anak buahku untuk menyamar dan masuk kedalam club tersebut." ucap James dengan nada kembali serius.

"Lakukanlah. Aku sebentar lagi akan sampai keperusahaanmu." ucap Liam lalu kali ini, ia yang memutuskan sambungan tersebut.

***

Disisi lain,

Brianca dengan perlahan membuka matanya. Saat ini, ia sedang terbaring di kasur yang ada diruangan tadi. Ia ingin menggerakkan tubuhnya.

"Sial, mereka mengikat tangan dan juga kakiku." ucap Brianca ketika menyadari jika tangan dan kakinya terikat.

"Aw," rintih Brianca ketika rasa pusing kembali menggerogoti kepalanya.

Ia merasa sakit disekujur tubuhnya terlebih lagi dipipinya. Tanpa melihat kaca, ia yakin, jika saat ini pipinya pasti sudah memar atau bahkan membengkak.

Brianca memasang mode waspada ketika ada yang sedang membuka pintu ruangannya tersebut.

"Kau sudah bangun rupanya?" ucap wanita licik yang Brianca ingat bernama Delia. Wanita yang waktu itu diseret oleh anak buah James.

Delia maju dan duduk dihadapan Brianca.

"Kau tahu, aku sebenarnya kecewa karena tidak bisa mendapatkan uang yang banyak dari James padahal aku sudah berpura-pura hamil anaknya. Pria itu sepertinya tidak mudah ditipu oleh kekonyolanku. Tapi, kau datang dan membawakanku secercah harapan untuk mendapatkan uang yang banyak lagi, hahaha...," wanita tersebut tertawa dan menatap Brianca dengan tatapan mengejek.

MY BASTARD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang