Chapter 43 - MBH

34.3K 1.5K 148
                                    

"Kau yakin tidak ingin ikut dengan kami, Dad?" tanya Brianca ketika mereka sedang berpamitan karena harus segera kembali ke New York.

"Kalian saja, nak. Aku masih betah disini. Btw, jangan lupa untuk sering mengunjungiku ya." ucap Jones.

Brianca memeluk Jones, "Tentu, Dad! Aku akan sangat merindukanmu." ucapnya.

"Aku juga akan sangat merindukanmu, nak!" ucap Jones dengan tulus.

"Oh, ayolah! Dad bahkan tidak bilang begitu padaku. Sekarang ini, yang anak kandung, diriku atau Brianca?" protes James karena memang tadi pada saat dia memeluk Jones, Jones tidak berkata demikian.

"Kurasa akan sangat menjijikkan nak jika sesama laki-laki bilang begitu." ucap Jones sambil bergedik merinding.

James tertawa, "benar juga." ucapnya membenarkan perkataan Jones.

"Dad, sering-seringlah datang ke New York. Aku tidak mau kau lupa denganku ketika kau sudah pikun." sambung James.

"Anak sialan! Harusnya dirimulah yang mengunjungki!"

"Kau tahu, anakmu ini begitu sibuk, Dad. Seha.... Aw!"

Brianca menjewer telinga James, "Jangan bilang begitu dengan daddy. Kau seharusnya mementingkan dia lebih dari apapun!" omel Brianca.

Jones tertawa mendengar omelan menantunya. Rose memang tidak slaah memilih menantu, batin Jones.

"Oke, oke. Lepaskan!" ucap James sambil menjauhkan tangan Brianca dari telinganya.

Setelah semuanya satu persatu memeluk Jones, mereka masuk kedalam mobil yang akan mengantar mereka ke bandara.

"Apa kau memiliki acara setelah ini, Brie?" tanya Liam pada Brianca.

Belum sempat Brianca menjawab, James lebih dulu buka suara, "Kau tidak mendapatkan izin dariku untuk mengajaknya berkencan, Liam!" katanya.

"Aku tidak berminat mengajaknya berkencan." jawab Liam dengan santainya.

"Lalu?" tanya Axel.

"Aku hanya ingin mengajaknya jalan-jalan." jawab Liam.

"Sama saja, bodoh!" protes Axel.

Sedangkan James, dia dengan cepat memeluk tubuh Brianca dan menutupi telinga wanita itu.

Brianca yang risih dengan tingkah Jamespun memprotes, "apa yang kau lakukan, James?"

"Menutupi telingamu. Aku tidak ingin suara kadal disampingku mengotori telingamu." bisik James.

"Jam..."

"Sekali lagi kau membuka mulutmu, aku akan membuangmu dari mobil ini!" ancam James.

"Ais! Menyebalkan sekali!" umpat Liam.

***

Keesokan harinya,

Brianca menguap, "hoam...", "Astaga aku ngantuk sekali."

Saat ini, Brianca sedang berada di dapur pribadi milik James yang ada di kantornya.  Seperti biasa, Brianca kembali menjalani aktifitasnya sebagai sekretaris pribadi alisan kacung atau babu-nya James. Padahal, mereka baru sampai di New York tengah malam dan hell! Brianca bahkan baru tidur 2 jam.

"James, ini kopimu." ucap Brianca dengan sangat lesu.

"Baiklah, terima kasih." ucap James tanpa menatap Brianca sama sekali.

MY BASTARD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang