Chapter 39.1 - MBH

32.4K 1.5K 75
                                    

"James, bangun!!" pekik Brianca dengan histeris.

James tersentak karena Brianca membangunkannya dengan begitu hebohnya, "Ada apa, Brie?" tanya James masih sambil menutup matanya.

"Dimana kita?" tanya Brianca sambil memerhatikan pakaiannya.

Huh. Brianca bernafas lega ketika melihat pakaiannya masih lengkap. Ia pikir, ia diperkosa oleh James. Tapi untunglah ternyata tidak.

"Apa yang kau lakukan?" tanya James sambil memperhatikan Brianca dengan intens.

"Heh, sejak kapan kau bangun?" Brianca memicingkan matanya menatap James yang kini sedang menatapnya dengan tajam.

"Sejak kau meraba-raba tubuhmu sendiri." jawab James.

"Aku tidak meraba-raba tubuhku, aku hanya ... hmm abaikan saja." ucap Brianca dengan cepat. Ia tahu, lelaki disampingnya pasti sedang berpikir yang tidak-tidak.

"Dimana kita?" tanya Brianca sambil mengedarkan pandangannya kesekeliling. Ia tidak mengenal kamar yang saat ini ditempatinya dengan James.

"Di kamar yang ada di ruang kerjaku." jelas James.

Mata Brianca terbuka lebar ketika mendengar penuturan James, "Di kantormu ada kamar? Wow! Kenapa aku tidak menyadarinya ya?"

Brianca memukul keningnya ketika ia teringat sesuatu,"OMG!" teriaknya.

James menatapnya dengan sebelah alis terangkat. Tatapannya seolah berkata 'ada apa?'

"Dimana anak-anakku?" tanya Brianca sambil mencari-cari sesuatu.

"Sejak kapan kau punya anak?" tanya James.

"Anak-anakku, aduh, mereka... Kemana mereka?" tanya Brianca mulai semakin panik.

"Kau kerasukan?" tanya James sambil memegang kening Brianca.

Brianca menepis tangan James yang berada dikeningnya. "Ish! Aku sedang tidak sakit." ucapnya.

"Maksudku, kemana Lala Lili?" jelas Brianca.

"Sudah kubuang," jawab James dengan santainya.

"APA?!"

Buk.

Buk.

Buk.

Brianca memukul-mukul James dengan bantal. Ia sangat kesal dengan James. Bagaimana bisa dia sebegitu teganya membuang Lala dan Lili yang begitu lucu?

"Brianca, hentikan!" bentak James. Pria itu menangkap kedua tangan Brianca.

Brianca yang tidak terima tangannya dicengkram oleh Jamespun memberontak hingga tanpa sadar berontakkannya membuat dirinya dengan James begitu dekat. Bahkan, bibir mereka hampir bersentuhan.

James menelan salivanya dengan susah payah. Sial! James tidak tahan lagi.

Dengan perlahan, James memegang tengkuk Brianca.

Hmmp. Brianca terdiam ketika ia merasakan sesuatu yang basah dan kenyal menempel di bibirnya.

Ia tersentak ketika melihat bibir James menempel di bibirnya. Seketika, dia dapat merasakan detak jantungnya yang berpacu dengan sangat kencang.

James mengecup bibir Brianca secara perlahan hingga membuat Brianca merasa nyaman dengan kecupan demi kecupan yang dia berikan, kemudian berubah menjadi ciuman yang sangat dalam.

James terus menjelajahi bibir Brianca, mengecap setiap rasanya.

Sial! Bibirnya sangat manis dan memabukkan, batin James.

MY BASTARD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang