Chapter 14.1 - MBH - Flashback

28.8K 1K 20
                                    

Brianca jadi ingat saat-saat ia bertemu dengan Rose.

Flashback mode on🎬

Pada saat itu, Brianca sedang sibuk membersihkan restoran.

Dari balik kaca tempatnya berdiri, ia bisa melihat dengan jelas ada wanita yang sudah berumur sedang berdiri dengan gelisah. Tidak tahu kenapa, Brianca tidak bisa melepaskan pandangannya dari wanita itu.

Brianca memutuskan untuk mendatangi wanita itu. Ia merasa akan terjadi sesuatu yang buruk padanya. Dan benar, apa yang dipikirkan Brianca terjadi. Wanita itu pingsan ketika Brianca berada didekatnya. Jadi, dengan sigap Brianca menangkap tubuh wanita itu sebelum ia menyentuh lantai.

"Ma'am! Sadarlah!" Brianca berusaha membangunkan wanita itu sambil sesekali menguncang tubuhnya. Orang-orang yang ada disekitar merekapun datang dan ikut menolong wanita yang pingsan itu.

Ketika ambulance datang. Brianca ikut masuk kedalam ambulance dan duduk didekat wanita yang belum ia ketahui namanya. Brianca menggenggam tangan wanita itu sambil memanjatkan doa agar wanita itu baik-baik saja.

Brianca tidak mengenal wanita itu namun ada sesuatu yang mendorongnya sehingga membuat Brianca merasa sangat dekat dengannya.

Sesampainya di rumah sakit, Brianca memberi kepercayaan penuh pada dokter untuk memeriksa wanita itu. Mungkin saat itu bisa saja Brianca meninggalkan wanita itu, karena ia yakin jika pihak rumah sakit pasti akan menghubungi keluarga korban.

Tapi, hati Brianca menolak. Bahkan, tidak hanya hati namun seluruh tubuhnya juga ikut menolak. Jadi, ia memutuskan untuk menunggu sampai pemeriksaannya selesai.

"Bagaimana, dok?" tanya Brianca ketika dokter keluar dari ruang pemeriksaan.

"Anda keluarganya?" tanya dokter itu.

Brianca menggelengkan kepalanya.

Dokter tersebut menjelaskan jika ia akan memberitahu langsung bagaimana keadaan wanita itu kepada pihak keluarganya dan pihak rumah sakit telah menghubungi pihak keluarga dari wanita itu yang katanya mereka akan sampai sebentar lagi.

Namun, walaupun Brianca tidak bisa mendengar bagaimana keadaan wanita yang ia tolong tadi. Brianca diberikan izin untuk menjenguknya.

Brianca masuk kedalam ruangan rawat wanita itu dengan sangat perlahan. Ia tidak ingin mengganggu wanita itu.

Brianca berjalan kearah wanita tersebut dengan langkah pelan. Semakin dekat, ia dapat melihat jika wanita yang ditolongnya tadi sudah sadarkan diri.

"Hi, ma'am," sapa Brianca sambil menampilkan senyum terbaiknya.

Wanita itu membelakakan matanya. Ia terlihat shock ketika melihat Brianca. Namun, wanita itu berusaha untuk tersenyum membalas sapaan Brianca dengan lemah.

"Kau sungguh cantik!" ucap wanita itu sambil tidak melepaskan pandangannya dari wajah cantik Brianca sedikitpun.

"Kau yang menolongku, nak?" sambungnya.

Brianca menganggukan kepalanya.

"Terimakasih," ucap wanita itu dengan tulus.

Brianca memberanikan dirinya untuk lebih mendekat kearah wanita itu. Lalu, ia menggenggam wanita itu seolah memberikan kekuatan padanya.

"Tidak perlu berterimakasih. Bukannya kita sebagai manusia memang diciptakan untuk saling tolong menolongkan?" ucap Brianca sambil mengelus tangan wanita itu dengan pelan.

Ia jadi rindu dengan ibunya. Jika kejadian waktu itu tidak terjadi mungkin saat ini ia sudah berada dirumah bercerita dengan ibunya tentang apa saja yang terjadi hari ini.

MY BASTARD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang