Chapter 37 - MBH

33.7K 1.4K 46
                                    

"James!" ucap Brianca dengan kesal.

Brianca sudah memanggil James entah yang keberapa kalinya tapi pria itu sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari laptop dan setumpuk dokumen yang berserakan dimejanya.

Brianca dengan kesal berdiri dan mendekati meja kerja James. Setelah jarak mereka tidak terlalu jauh lagi, Brianca baru menyadari jika ada sesuatu yang menyangkut di kedua telinga James. Seperti headset? Tapi kenapa tidak berkabel?

Brianca dengan berani menutup laptop James.

"What are doing, Brianca!" teriak James marah.

"Aku sudah memanggilmu seratus kali. Tapi kau sama sekali tidak menoleh! Apa mode tulimu sedang aktif saat ini?

James menggenggam tangannya. Rasanya ia ingin menelanjangi Brianca dan menelannya hidup-hidup. Wanita itu kenapa akhir-akhir ini jadi galak sekali.

"Apa kau tidak melihat aku sedang menggunakan headset?" ucao James sambil melepaskan headset yang dikenakannya.

Brianca memperhatikan benda berwarna hitam yang baru saja James lepas dari telinganya, "Itu headset?" tanyanya. "Kenapa tidak ada kabelnya?" sambung Brianca.

Oh, Tuhan! Tolong beri James kesabaran saat ini.

"Jangan norak, please!" ucap James prihatin.

"Sebelum kau mengejekku lebih parah lagi sebaiknya kita lupakan tentang headset tidak berkabel itu." ucap Brianca sambil satu jarinya ditempelkannya di bibir James.

"James, sore ini, temani aku ke makam kedua orangtuaku ya?" ajak Brianca.

Belum sempat James menjawab, "Dikamus Brinca juga tidak ada kata penolakan. Jadi, kau wajib menemaniku!" sambung Brianca dengan cepat lalu ia berjalan kembali ketempat duduknya semula.

***

Sorepun tiba, saat ini, James dan Brianca sedang berada diperjalanan menuju makam kedua orang tua Brianca.

"Kenapa berhenti disini?" tanya Brianca ketika James memberhentikan mobilnya dipinggir jalan padahal mereka belum sampai ke pemakaman.

James turun tanpa menjawab pertanyaan Brianca. Briancapun turun dan menyusul James.

Ternyata, James masuk ke toko bunga. Brianca merutuki dirinya sendiri yang tidak memperhatikan sekitarnya.

"Orangtuamu suka bunga apa?" tanya James.

"Mawar putih," jawab Brianca.

James langsung memesan mawar putih pada pelayan yang ada disampingnya dan meminta pelayan tersebut untuk menata bunganya.

Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya, mawar yang dipesan oleh James telah selesai dikerjakan. Pelayan tersebut memberikan bunganya pada Brianca.

"Cantik sekali, terima kasih." ucap Brianca sambil menerima bunga itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY BASTARD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang