Prolog✓

34.4K 904 21
                                    

Kring...kring...

Suara alarm berbunyi. Membuat seorang gadis berdecak kesal. Ia bangun dalam keadaan mata masih tertutup mengumpulkan kesadarannya. Setelah semua kesadarannya terkumpul. Ia langsung beranjak pergi menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit berada di kamar mandi, akhirnya ia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan seragam sekolah lengkap, untuk menyempurnakan penampilannya, ia bercermin di depan lemari rias. Dengan lihai tangannya memoleskan bedak tipis ke pipi mulusnya tak lupa polesan lipbalm ia gunakan untuk menyegarkan bibirnya.

ini adalah hari pertama Alisha Salmanda Faradissa masuk sekolah setelah sekian lama libur.

"Sha, ayo cepet turun nak. Sarapan!" Teriak seseorang dari lantai bawah.

Alisha segera mengaitkan tas ransel warna hitamnya ke pundaknya, "Iya sebentar!"

Dengan langkah cepat Alisha menuruni gundakan anak tangga. Alisha menarik sebuah kursi untuk duduk. Di meja makan sudah ada Mamah serta Papahnya yang umurnya sudah lebih dari 40 tahun.

Alisha hanya bengong memperhatikan Mamahnya yang tengah menyiapkan sarapan untuknya.

"Mau berangkat sama siapa Sha?" Tanya Irana--Mamahnya Alisha sambil menyodorkan roti yang sudah diolesi selai nanas kesukaan Alisha.

"Mau berangkat bareng Papah gak Sha?" Tanya Erwin--Papahnya Alisha sambil menyeruput kopi buatan Istrinya.

"Alisha berangkat sama Sania aja," jawab Alisha dengan mulut yang penuh roti. Irana dan Erwin hanya mengangguk saja.

Setelah sarapan, Alisha langsung bangkit berdiri, "Alisha berangkat dulu ya, takut telat." Alisha meraih tangan kedua orang tuanya kemudian menyaliminya.

"Assalamualaikum." Alisha segera berlari keluar

"Waalaikumsallam," Jawab kedua orang tua Alisha serempak.

🌻🌻🌻🌻

Saat Alisha sudah berada di luar, ternyata sudah ada Sania--sahabatnya yang sudah menunggunya. Sania berdiri di samping mobil sport merah miliknya, jangan lupakan wajah Sania yang sudah cemberut menatap kesal ke arah Alisha, Alisha sangat tahu pasti sahabatnya itu tengah marah.

"Lama banget si lo!" Omel Sania.

Alisha hanya terkekeh, "Maaf, ya udah ayo." Alisha segera memasuki mobil tersebut diikuti oleh Sania yang duduk di kursi kemudi.

Tak butuh waktu lama, mobil yang di kendarai oleh Sania sampai di depan sebuah sekolah ternama di Ibukota, terdapat sebuah tulisan besar yang tertera SMA Pijar Alam. Mobil Sania memasuki gerbang sekolah, kemudian memarkirkannya bersama deretan mobil yang lainnya.

Lalu Alisha dan Sania turun dari mobil, lihatlah betapa bahagianya wajah Alisha dan Sania saat mata mereka menatap bangunan besar di depan mereka, Alisha dan Sania sangat merindukan suasana sekolah yang selalu ramai.

Alisha dan Sania berjalan menyusuri koridor yang begitu ramai, tujuan mereka saat ini adalah kelas XI ips1. Sesampainya kedua gadis tersebut di kelas, mereka disambut hangat oleh sahabat-sahabat mereka.

"Al!!" Teriak seorang gadis yang berlari ke arah Alisha lalu segera memeluk tubuh mungil Alisha, Alisha tertawa kemudian membalas pelukan sahabatnya itu. Jujur Alisha sangat merindukan sahabatnya yang satu ini, Shila Anatasya gadis cantik yang memiliki rambut sepundak berwarna coklat.

"Al, kangen." Shila belum juga mau melepaskan pelukannya.

"Gue lebih kangen sama lo Shil," jawab Alisha. Alisha melepaskan pelukannya, baginya, itu sudah cukup untuk melepas rindunya.

Lalu Shila segera memeluk Sania yang sedari tadi hanya diam memperhatikan sahabat-sahabatnya, Alisha meninggalkan kedua sahabatnya yang masih asyik melepas rindu di ambang pintu.

Alisha segera mengambil duduk di samping Kara, tiba-tiba Kara memeluknya dengan sangat erat.

"Al, ya ampun udah lama kita gak ketemu. Kangen banget gue sama lo."

Alisha tersenyum lalu membalas pelukan Kara, "Gue juga kangen sama lo Kar."

Setelah beberapa detik berpelukan, kedua gadis itu sama-sama melepaskan pelukannya kala seorang Wanita masuk ke dalam kelas XI ips1. Bu Dini selaku wali kelas XI ips1, segera mengambil duduk di tempatnya. Kelas yang tadinya ramai mendadak hening.

"Assalamualaikum selamat pagi anak-anak," sapa Bu Dini ramah.

"Waalaikumsalam, pagi juga Bu!" Jawab murid-murid serempak.

"Gimana hari liburnya? Menyenangkan?" Tanya Bu Dini.

"Biasa aja, liburan cuma ngurus kambing Abah."

"Liburan jualan gorengan lumayam buat nambahin modal kawin."

"Yeuh daki monyet, pikirannya kawin molo sekolah aja belum lulus!"

Kelas kembali ramai. Alisha dan ketiga sahabatnya hanya diam saja, sesekali mereka tertawa jika ada yang beradu mulut yang kesannya seperti melawak.

"Baiklah, bisa kita mulai belajar." Bu Dini mengeluarkan buku paket dari tasnya.

Saat pelajaran sedang berlasung, alisha beranjak berdiri membuat ketiga sahabatnya bingung, "Mau kemana Al?"

"Toilet," jawab Alisha, setelah izin pada Guru. Alisha langsung berlalu keluar karena sudah tak tahan.

Saat berlari di koridor. Tiba-tiba saja Alisha terjatuh karena ada seseorang yang menabraknya dengan kencang.

Bruk

Alisha terjatuh, ia merasakan rasa sakit di area dengkulnya.

Seseorang yang menabrak Alisha langsung menghampiri Alisha lalu kemudian menyodorkan tangannya berniat membantu Alisha, "Sorry." Kata orang tersebut dengan nada datarnya, Alisha menerima uluran tangan tersebut. Alisha pun mencoba untuk berdiri, namun naas tubuhnya kembali jatuh. Entah kenapa tiba-tiba kakinya sangat sulit untuk digerakan.

Dan tanpa basa-basi, seseorang yang menabrak Alisha barusan langsung membopong tubuh mungil Alisha untuk membawa gadis itu ke UKS, Alisha terkejut, ia pun refleks memukul dada orang tersebut.

"Eh lo mau ngapain?!" Berontak Alisha. Seolah tak punya kuping, orang tersebut tetap berjalan menatap lurus ke depan sambil terus membopong Alisha tak peduli pada Alisha yang terus memberontak.

🍁🍁🍁🍁

Revisi ulang✓ Kamis, 23 September 2021

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang