Part 11✓

8.6K 414 1
                                    

"Kita mau ke mana?" Tanya Alisha memecah keheningan karna sedari tadi hening tak ada yang membuka suara.

"Dufan," jawab Nathan tanpa melihat ke arah Alisha. Fokusnya saat ini hanya pada jalan.

Alisha pun hanya mengangguk pelan, menyetujui ajakan cowok itu. Alisha memilih membuka jendela mobil untuk melihat bangunan-bangunan yang menjulang tinggi serta jalanan yang padat oleh para pengendara beroda empat maupun beroda dua. Tanpa Alisha sadari, sedari tadi Nathan menatapnya sambil menyunggingkan senyum tipisnya.

Setelah sampai, Nathan langsung memarkirkan mobilnya di tempat parkiran mobil. Hingga mobil Nathan benar-benar berhenti Alisha dan Nathan pun segera turun.

Nathan membeli 2 buah tiket untuknya dan untuk Alisha. Tempat wahana yang mereka datangi hari ini tidak terlalu dipadati oleh pengunjung.

Nathan dan Alisha memasuki area tempat wahana permainan, tak henti-hentinya mata Alisha menatap segala wahana yang menurutnya sangat menyenangkan jika ia menaikinya, sudah sangat lama sekali Alisha tak mendatangi tempat ini.

"Nat, pengen itu." Alisha menunjuk sebuah wahana Bianglala, Nathan menatap wahana yang ditunjuk oleh gadis itu. Nathan hanya mengangguk sebagai jawaban, ia menuruti saja toh wahana itu tidak terlalu mengerikan juga.

Alisha terkejut ketika Nathan tiba-tiba menggandeng tangannya. Alisha hanya diam mengikuti langkah Nathan untuk menuju ke sebuah wahana yang ia inginkan.

Alisha dan Nathan segera menaiki wahana itu. Alisha terlihat senang sekali saat wahana itu berputar ke atas, ia bisa melihat indahnya seluruh penjuru kota dari ketinggian. Nathan menatap Alisha dengan tatapan tak biasa. Ternyata cara membuat gadis itu bahagia cukup sederhana, dengan membawanya ke tempat ini Nathan sudah dengan bebasnya menatap wajah bahagia gadis itu. Alisha sama sekali tidak merasa takut kala wahana yang mereka naiki bergerak berputar ke atas lalu ke bawah, berbeda dengan gadis-gadis yang kerap kali Nathan temui. Mungkin, jika gadis lain akan menjerit menaiki wahana tinggi ini, berbeda dengan Alisha yang terlihat begitu senang tanpa perlu mengeluarkan suara cetarnya.

Nathan mengambil kesempatan untuk memotret Alisha dengan kamera DSLR yang ia bawa, meskipun sedang tidak berpose. Alisha tetap terlihat cantik.

Setelah beberapa menit mereka asik menikmati serunya Bianglala tersebut. Nathan dan Alisha memilih mencari keseruan lainnya.

"Takut Nat sama setan?" Tanya Alisha tiba-tiba.

Nathan menoleh ke arah gadis itu kemudian ia menggeleng.

"Oke, mari kita menikmati keseruan yang lainnya!" Seru Alisha sambil menarik tangan Nathan menuju ke rumah hantu, Nathan hanya menuruti kemauan gadis itu tanpa berkata apa-apa.

Suasana gelap dan mencekam dapat mereka berdua rasakan kala mereka memasuki area rumah hantu. Meskipun mereka menaiki sebuah kereta mini tapi tetap saja mereka merasa takut apalagi harus mendengar suara-suara menyeramkan yang begitu nyaring.

Alisha menggenggam erat tangan Nathan. Keringat dingin pun mulai keluar dari dahi Alisha.

Nathan tertawa kecil melihat expresi Alisha yang menurutnya sangat lucu sekali, "Ngajak ke sini, tapi sendirinya takut," batin Nathan.

Sampai akhirnya kuping Nathan terasa berdengung kala ia mendengar suara jeritan Alisha yang begitu memekakan telinganya. Alisha segera memeluk cowok yang ada di sampingnya itu, "Ada lontong Nat!" Teriak Alisha.

Nathan berusaha keras menahan tawanya agar tidak meledak, "Pocong Sha," ralat Nathan.

Nathan dan Alisha akhirnya bisa bernapas dengan lega kala mereka berhasil melewati petualangan menyeramkan itu.

"Mau kemana lagi?" Tanya Nathan.

Mata Alisha bergerak kesana kemari mencari tempat Yang menyenangkan. Hingga mata Alisha berhenti di sebuah Area game, "Ke situ yuk, Nat," ajak Alisha sambil menarik lengan kokoh Nathan. Nathan pun hanya mengangguk saja.

Alisha dan Nathan bermain bermacam-macam game. Nathan dan Alisha bagaikan anak kecil Bermain game hingga lupa waktu. Sesekali kedua orang itu marah-marah jika gagal memenangkan sebuah permainan.

"Pake." Nathan memberikan sebuah topi berwarna pink. Nathan Sempat memenangkan sebuah game hingga ia mendapatkan sebuah hadiah berupa topi.

Alisha segera menerimanya lalu memakainya.

Nathan tersenyum tipis melihat kecantikan sederhana yang gadis itu miliki, meskipun terlihat tomboy namun tetap terlihat cantik.

Mata Alisha tertuju pada sebuah benda berwarna pink seperti kapas, "Nathan, pengen itu."

"Jangan," kata Nathan.

"Kenapa? Tapi gua pengen itu Nathan," rengek Alisha seperti anak kecil membuat Nathan menjadi gemas.

"Udah manis ko makan yang manis," jawab Nathan.

Alisha menundukan kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya kesal karena kemauannya tak dituruti.

"Ayo." Nathan segera menarik tangan gadis itu, membawanya ke tempat yang ingin di tuju oleh gadis itu.

🌻🌻🌻🌻

Nathan dan Alisha telah sampai di depan rumah Nathan, Tadi di perjalanan pulang Nathan mengajak Alisha untuk mampir ke rumahnya terlebih dahulu.

"Assalamualaikum," ucap Nathan dan Alisha.

Nathan dan Alisha melangkah memasuki rumah megah tersebut. Di ruang tamu, Nathan dapat melihat Mamah dan Papahnya yang tengah asik menonton tv.

"Waalaikumsalam," jawab Irfan dan Dira. Nathan dan Alisha pun salim pada keduanya.

"Duduk Sha," titah Nathan. Alisha pun hanya menurut saja, "Sha kenalin bokap gue," lanjutnya.

"Halo Om, saya Alisha temennya Nathan," kata Alisha tersenyum ramah pada sosok pria di depannya ini yang tak lain adalah Papahnya Nathan.

"Halo, saya Irfan," kata Irfan, "Cantik lho temen kamu Nat," lanjutnya seraya tersenyum menggoda pada Nathan.

Alisha hanya tersenyum kikuk. Sementara Nathan hanya memasang wajah datarnya.

"Mamah buatin minuman dulu
ya," kata Dira lalu beranjak melangkah menuju dapur.

Nathan, Alisha dan Irfan mengobrol ria hingga sesekali tertawa. Berbeda dengan Nathan yang sangat jarang ikut nimbrung dalam pembicaraan ia lebih suka memperhatikan Alisha yang sangat begitu akrab dengan Papahnya.

Lalu datang Mamahnya Nathan dengan membawa nampan berisi minuman dan kue kering.

Setelah beberapa menit, "Om, Tante Alisha pulang dulu ya, udah sore takutnya Mamah nyariin."

"Gue anter," kata Nathan lalu beranjak berdiri.

"Hati-hati ya nak," kata Irfan ramah.

"Assalamualaikum," ucap Alisha lalu salim pada kedua orang tua Nathan.

"Waalaikumsalam."

🌻🌻🌻🌻

"Nat makasih ya udah anterin gue pulang," kata Alisha setelah ia dan Nathan sampai di depan gerbang rumah Alisha.

Nathan hanya mengangguk saja sebagai jawaban.

Alisha segera turun dari mobil Nathan, "Lo hati-hati ya." Nathan Pun hanya mengangguk saja.

Nathan segera melajukan mobilnya menjauh meninggalkan Alisha yang masih berdiri di depan gerbang rumahnya.

🍁🍁🍁🍁

Revisi ulang✓ Jumat, 24 September 2021

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang