Part 71✓

3.3K 157 0
                                    

Seragam rapih lengkap dasi serta topi, sepatu sesuai hari kalau hari Senin tidak diperbolehkan memakai sepatu berwarna dan kaos kaki berwarna hanya boleh pakai kaos kaki warna putih saja. Para badboy-badboy buluk alhamdulillah tobat sementara saat sedang UN. Baju yang biasa dikeluarkan kini terlihat rapih di masukan ke dalam celana, baju seragam yang biasanya terlihat lecek seperti mati listrik di rumah karena tak sempet gosok, sekarang terlihat begitu rapih seperti baju baru, dasi yang biasa menggantung asal di leher kayak gagal bunuh diri, sekarang terlihat rapih, rambut yang biasa gondrong kayak sapu injuk buluk, sekarang sudah sedikit-sedikit dipotong membuat para cowok-cowok terlihat keren.

Siswa-siswi yang biasa dateng siang bolong sekarang ada kemajuan lah sedikit walaupun hanya saat-saat seperti ini saja. Jam menunjukan pukul 06:30 Sekolah SMA Pijar Alam sudah ramai oleh siswa-siswi yang berdatangan. Banyak dari mereka yang jalan terburu-buru untuk memasuki kelas karena mungkin mereka belum belajar untuk UN hari ini. Padahal UN dimulai pukul 07:00

Sebuah mobil sport putih memasuki gerbang Sekolah kemudian berhenti ketika sudah sampai di parkiran.

Seorang cowok tampan yang biasanya sekolah dengan gaya badboynya kini terlihat sangat tampan dengan seragam rapih serta lengkap, rambutnya terlihat begitu klimis.

Nathan tak sendiri, lalu muncul seorang gadis yang memang setiap hari pun dia terlihat cantik. Walaupun keadaannya belum membaik, Alisha memaksakan diri untuk datang ke sekolah karena ia ingin mengikuti ujian seperti yang lainnya, Alisha ingin bisa merasakan betapa pusingnya mencari jawaban dari soal-soal ujian, Alisha ingin kedua telinganya mendengar suara gersak-gersuk dari teman sekelasnya yang meminta contekan.

"Belajar?" Tanya Nathan sambil berjalan tepat di samping Alisha.

"Belajar dong, emangnya kamu," jawab Alisha sambil menonjok bahu Nathan.

Tangan Nathan merangkul Bahu Alisha begitu saja, seolah tak malu dengan tatapan iri siswi-siswi yang melihat hal itu.

"Gue setiap hari belajar."

"Belajar apa?" Tanya Alisha sambil mendongak menatap wajah Nathan.

"Belajar jadi yang terbaik buat lo."

"Garing banget dah." Alisha memutar bola matanya.

"Kuliah di mana?" Tanya Nathan.

Alisha mengerutkan keningnya, "Maksudnya?" Tanya Alisha balik.

"Setelah lulus mau kuliah di mana?" Tanya Nathan.

"Mmm kayaknya mau di sini aja, gak mau jauh-jauh juga," jawab Alisha.

"Oh."

🌻🌻🌻🌻

Nathan dan Alisha sampai di depan kelas Alisha. Nathan mengarahkan kepalan tangannya, hal itu dilakukan juga oleh Alisha, kedua remaja tersebut beradu kepalan tangan.

"Semangat!" Kata Nathan dan Alisha bersamaan.

"Gue ke kelas." Nathan mengusap pelan kepala Alisha yang dibalut kupluk Maroon. Dan Alisha hanya mengangguk saja.

Setelah Nathan benar-benar pergi, Alisha segera memasuki kelasnya, untung ia sudah belajar untuk UN pertama hari ini. Jadi ia tidak perlu repot-repot seperti teman-teman yang lain, ribet di sekolah karena tak sempat belajar di rumah. Saat di ambang pintu, Alisha merasakan rasa sakit di bagian kepalanya, ia merasakan lingkungan di sekitarnya berputar-putar. Alisha menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia tidak boleh sakit hari ini, hari ini. Adalah hari di mana Alisha harus fokus demi kelulusannya.

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang