Alisha memasang wajah memelas sedari tadi perutnya berteriak meminta makanan untuk memasukinya. Bayangkan saja sudah terhitung 5 jam Alisha berada di ruangan gelap dengan pencahayaan minim. Sedari tadì, sumpah serapah Alisha ucapkan dalam hati untuk Fajri si pria brengsek dan pengecut yang telah menculiknya. Memikirkan dia yang sedang diculik, ia jadi teringat dengan Mamah, Papah, Nathan dan teman-temannya pasti mereka sedang mencarinya.
Perlahan cairan keluar dari sudut mata Alisha, di posisi seperti ini sangat lah tidak enak. Disekap di ruangan kotor yang dipenuhi berbagai hewan membuat Alisha sangat ketakutan.
Pintu yang tak jauh dari Alisha terbuka kembali, Menampakan wajah Fajri yang ingin membuat Alisha meludahinya.
"Tunggu pangeran lo dateng, Kalo dalam hitungan sepuluh belum dateng. Lo siap-siap aja," kata Fajri dengan seringaian devilnya.
"Mau lo apa si hah! Lo ada masalah sama gue? Enggak kan!" Suara Alisha meninggi, ia mencoba memberanikan diri walaupun air matanya sedari tadi jatuh.
"Lo tau kenapa gue kaya gini?" Tanya Fajri. Lalu berjalan mendekat ke arah Alisha. Ia memegang dagu Alisha kasar, "Karena gue ingin balas dendam!" Fajri menghempaskan dagu Alisha kasar.
Alisha terdiam.
"Bales dendam?"
"Ya, Gue ingin balas dendam ke pacar lo, Nathan. Lo tau kenapa? KARENA DIA UDAH BUNUH ORANG YANG GUE SAYANG!" Teriak Fajri penuh penekanan.
Deg
Air mata Alisha mengalir semakin deras ia mencoba mencerna ucapan Fajri tadi, "Nathan pembunuh," lirihnya
"Satu...Dua....Tiga.."
Fajri mulai menghitung, Jika dalam hitungan ke 10 Nathan belum dateng pasti Alisha akan celaka. Alisha memejam kan matanya, ia akan menerima risikonya jika Nathan tidak datang menolongnya.
Brakkkk
Suara dobrakan pintu terdengar begitu keras. Fajri menoleh ke arah belakang, Sudah terdapat Nathan Beserta teman-temannya.
Dilihatnya rahang Nathan mengeras, mata yang memerah menahan amarah.
Alisha membuka matanya, ia melihat Nathan yang sudah tersulut emosi, "Nat--Nathan," lirih Alisha.
Nathan melihat seseorang di balik punggung Fajri. Terdapat Alisha yang tengah diikat di sebuah kursi dengan penampilan yang sangat berantakan Rambut Acak-acakan dan baju seragam yang sudah Kotor. Nathan memicingkan matanya, melihat ke arah sudut bibir Alisha. Rahangnya semakin mengeras, ia mengepalkan tangannya kuat, "Lo apain cewek gue!" Bentak Nathan pada Fajri. Yang dibentak hanya tertawa.
"Bagus Nathan, Akhirnya lo dateng juga."
"Gak usah basa-basi, lepasin Alisha!" Bentak Nathan.
"Gak segampang itu Nathan," jawab Fajri dengan seringaiannya.
"Mau lo apa si hah?!"
"BALAS DENDAM itu mau gue!" Jawab Fajri penuh penekanan.
Nathan tahu betul maksud dari perkataan Fajri barusan. Fajri masih teringat dengan masalalunya yang menuduh Nathan membunuh orang yang dia sayang.
"Lo tau Alisha, pacar lo ini PEMBUNUH!" Teriak Fajri sambil menunjuk-nunjuk Nathan.
Alisha hanya bisa menitikan air matanya. Ia seolah-olah tak bisa berbicara lidahnya mendadak kaku.
Bugh
Nathan yang sudah tersulut emosi pun akhirnya memukul Fajri dengan sekeras mungkin. Membuat Fajri terhuyung ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...