Nathan menatap seorang gadis yang tengah berkutat dengan buku-bukunya di sebuah sofa yang ada di ruangannya. Gadis yang sudah menemaninya selama seharian ini.
Nathan mendengus kala mengingat kedua orang tuanya yang kadang ada kadang tidak, pergi-pergian terus tak ada waktu untuk menjaganya. Malah anak orang yang suruh jagain Nathan.
"Sha," panggil Nathan.
"Hmm," jawab Alisha tanpa menoleh ke arah Nathan karena ia tengah sibuk dengan buku-bukunya.
"Gue telefon Fajar buat jemput lo," kata Nathan dan berhasil membuat Alisha mengalihkan tatapannya dari buku yang berada di pangkuannya.
"Ko gitu?" Tanya Alisha.
"Istirahat, belajarnya lanjut besok," kata Nathan datar.
Alisha tahu. Kalau suara Nathan sudah terdengar seperti itu, Nathan tak ingin perintahnya terbantahkan.
"Minggu besok kita ujian kelulusan Nat, jadi harus belajar," jawab Alisha kembali fokus pada buku-bukunya.
"Pulang," kata Nathan datar.
Alisha menghela napasnya, "Nanti yang jaga kamu siapa?"
"Allah," jawab Nathan datar.
"Seriusan Nathan!" Kesal Alisha.
"Ada dua malaikat yang jaga gue dan yang terpenting ada Allah," jawab Nathan dan hal itu hampir saja membuat Alisha melempar bukunya ke arah Nathan. Namun ia urungkan.
"Ya udah, aku ke toilet dulu sebentar." Alisha bangkit berdiri, lalu melangkah menuju toilet yang ada di ruangan Nathan. Nathan tersenyum, akhirnya gadis itu mau menuruti perkataannya. Bukanya apa-apa, Nathan hanya tak ingin Alisha kenapa-napa. Di sini yang sakit bukan hanya dirinya saja melainkan Alisha juga.
🌻🌻🌻🌻
Alisha sengaja membunyikan air keran. Alisha membungkuk memuntahkan cairan merah yang keluar dari mulutnya. Seharian ini ia habiskan untuk menemani Nathan, tanpa ia pedulikan keadaannya sendiri.
Alisha merasakan pusing setelah memuntahkan darah tersebut, ia menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia terlihat begitu pucat, Alisha memilih untuk membasuh wajahnya saja agar terlihat lebih segar.
"Kamu istirahat ya Nat, kalau ada apa-apa hubungi aku," kata Alisha tanpa melihat ke arah Nathan karena ia tengah membereskan semua alat tulisnya.
Alisha melangkah ke arah Nathan. Tangannya terulur merapikan rambut Nathan.
"Aku pulang, cepet sembuh," kata Alisha. Baru saja Alisha membalikan tubuhnya, tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal oleh Nathan. Nathan menarik tangan Alisha kuat sehingga membuat tubuh Alisha berhasil masuk ke dalam pelukan hangat Nathan.
Alisha menahan napasnya. Ia berusaha menetralkan degupan jantungnya.
"Gue sayang lo Sha."
Alisha tersenyum.
"Aku bosen dengernya, dari tadi kamu ngomong gitu terus," jawab Alisha.
"Gak ada habisnya Sha. Gue ngomong sayang sama lo," kata Nathan lagi.
Alisha melepaskan pelukannya, ia menatap Nathan tepat di kedua bola mata cowok itu.
"Udah. Istirahat ya, aku harus pulang. Besok aku udah mulai masuk sekolah."
"Lo sekolah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Genç KurguCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...