Radit, Arya, Rezvan, Sania, Kara dan Shila kini sudah berada di depan sebuah rumah megah, mereka akan berkunjung ke rumah tersebut untuk memberi kejutan untuk Alisha yang sedang berulang tahun. Walaupun telat ngucapinnya setidaknya mereka masih ingat hari ulang tahun Alisha.
Kara sudah membawa kardus kotak yang isinya adalah kue untuk Alisha. Sementara Shila, di tangannya sudah ada dua buah kado yang ukurannya lumayan besar untuk sahabatnya. Kado berwarna pink dari Sania sementara kado berwarna biru dari dirinya.
Radit, Arya dan Rezvan pun sama, mereka sudah membawa kado walaupun ukurannya kecil. Tapi jangan dilihat dari ukurannya. Radit sudah memegang dua kado milik dirinya dan juga milik kekasihnya.
"Yuk masuk," kata Kara yang memimpin mereka di depan.
Tok..tok..
Radit mengetuk sebuah pintu putih yang menjulang tinggi, tak butuh waktu lama, pintu tersebut akhirnya dibuka dari dalam. Munculah sosok laki-laki sekiranya berusia tak jauh dengan Alisha.
"Lho ada apa ya rame-rame?" Tanya orang tersebut, ia menatap heran ketiga cowok yang kini ada di depannya. Yang ia kenal hanya cewek-ceweknya saja.
"Tenang Bang, kita ke sini gak minta sumbangan ko," jawab Rezvan sambil nyengir.
"Kalian minta sumbangan juga bakalan gue kasih ko," jawab cowok tersebut sambil menyengir menunjukan deretan giginya yang putih.
"Yaelah, emang keliatan banget apa kayak orang mau minta sumbangan. Perasaan gue udah ganteng gini juga!" Celetuk Arya sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya.
"Halo Bang Fajar," Sapa Kara, Sania dan Shila bersamaan sambil tersenyum ke arah Fajar.
"Halo dede-dede gemesss," jawab Fajar sambil tersenyum lebar.
"Heh bang! Yang boleh panggil Kara dede gemes tuh gue aja, lo mah jangan!" Kata Radit sinis, Kara pun segera menginjak kaki Radit.
"Maafin Radit ya Bang, ohh iya Bang. Kita ke sini mau ngasih kejutan buat Alisha, Alisha ada kan di rumah?" Tanya Kara sambil melihat sekilas ke dalam rumah.
"Ada ko, baru aja dia pulang. Yuk masuk," kata Fajar sambil mempersilahkan keenam orang tersebut masuk.
"Anggap aja rumah sendiri," kata Fajar Sambil mendudukan bokongnya di sofa.
"Gue jual boleh rumah nya?" Tanya Arya pada Fajar, Fajar mengernyitkan keningnya tak paham dengan pertanyaan Arya tadi.
"Lo mau jual rumah ini?" Tanya Fajar.
"Iya lah, kata lo kan anggap aja rumah sendiri. Ya udah mending gue jual nih rumah," jawab Arya sambil tertawa. Semuanya pun menatap ke arah Arya yang entah lah sedang menertawakan apa? Padahal tidak ada yang lucu di sini.
"Garing lo!" Radit menoyor kepala Arya.
"Maaf Bang, kita dateng ke sininya telat. Soalnya kita ada urusan di sekolah," kata Sania
"Yaelah santai aja kali, ya udah kalian ke atas aja. Alisha ada ko di kamarnya, Abang mau buatin minum dulu ya," kata Fajar kemudian bangkit berdiri.
Setelah kepergian Fajar, mereka berenam pun berdiskusi terlebih dahulu untuk merencanakan seperti apa nanti kejutan untuk Alisha. Mereka berenam mulai menyatukan kepala mereka, hanya suara bisik-bisik saja yang dapat didengar. Entahlah mereka sedang merencanakan apa.
🌻🌻🌻🌻
Alunan musik yang berasal dari Aerphone yang menyumpal kedua telinga Alisha, Alisha sesekali bersenandung mengikuti alunan musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Fiksi RemajaCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...