"Nat, Nathan!" Panggil seseorang.
"Nak, kamu kenapa?!" Panggilnya lagi.
"Nathan!" Untuk kesekian kalinya akhirnya panggilan kali ini berhasil.
"ALISHA!" Nathan terbangun dengan keringat yang sudah membasahi bajunya, air mata di pipinya terus mengalir, napasnya tersenggal-senggal seperti habis lari maraton.
"Kamu kenapa?!" Dira yang sudah berkali-kali membangunkan Nathan tampak heran, karena sedari tadi Nathan terus menjerit-jerit bahkan menangis.
"Kamu kenapa?" Tanya Dira sekali lagi.
Nathan nampak sedang mengatur napasnya, "Alisha mah! Alisha baik-baik aja kan?!"
Dira mengerutkan keningnya, "Alisha? Ada apa sama Alisha?" Tanya Dira balik.
"Kamu mimpi buruk ya?" Tanya Dira lagi sambil memegang bahu Nathan.
Nathan tak menjawab, Nathan masih tenggelam dengan pikirannya saat ini. Sungguh itu adalah mimpi buruk yang pernah Nathan alami.
Tanpa menjawab pertanyaan sang mamah, dengan secepat kilat Nathan meluncur menuju kamar mandi.
Dira menatap kepergian anak sulungnya itu dengan alis berkerut, "ada apa dengan anak itu?" Batin Dira.Dira kemudian segera merapikan tempat tidur Nathan. setelah itu, Dira melenggang keluar untuk menyiapkan sarapan pagi ini.
Nathan keluar dari kamar mandi dengan wajah yang nampak segar, ia berjalan menuju nakas untuk mengecek ponselnya. Dapat dilihat ada beberapan pesan serta panggilan dari Fajar.
Fajar Bahari Is calling...
Dengan ragu-ragu, Nathan menggeser ikon hijau kemudian menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
"Ha--hallo!" Leher Nathan seperti tercekik, ia susah untuk bernapas. Ia kembali mengingat mimpi semalam.
"Hallo Nat, lo bisa ke rumah sakit sekarang?"
Deg
Ini semua sama persis seperti di mimpi Nathan semalam. Tidak! Semoga semuanya baik-baik saja.
"Ada apa?"
"Alisha....Udah cepetan lo ke rumah sakit sekarang!
Nathan dengan cepat mengganti pakaian, kemudian melangkah menuruni tangga.
Di ruang tamu, Nathan dapat melihat Mamahnya Yang sedang bermain dengan El.
"Lho Nat, kamu mau kemana. Gak sekolah?" Tanya Dira, Dira menatap bingung ke arah anak sulungnya yang sudah berpakaian rapih tapi bukan seragam sekolah.
"Nathan mau ke rumah sakit!" Nathan menyalami Mamahnya Kemudian mengecup pipi gembil El. Setelah itu Nathan melenggang keluar.
Dira dapat mendengar suara deruman motor.
Perasaan Nathan saat ini tengah kacau, berkali-kali Nathan mengusap matanya yang berkaca-kaca. Nathan takut mimpi buruk semalam menjadi kenyataan. Tidak! Nathan tak akan membiarkan itu semua terjadi.
Dengan kecepatan tinggi. Nathan melajukan motornya, Nathan tak peduli dengan orang lain yang terganggu perjalanannya oleh Nathan.
Setelah sampai, Nathan segera memarkirkan motornya dengan rapi. Dengan langkah cepat Nathan menuju ke ruangan Alisha.
Degupan jantung Nathan tak terkontrol setelah ia sampai di depan ruangan Alisha. Nathan mencoba menenangkan pikirannya. Dengan ragu Nathan membuka pintu tersebut.
Nathan dapat melihat seisi ruangan yang dipenuhi oleh orang-orang.
Please... jangan sekarang.
Nathan berharap semua ini tidak sama dengan yang ada di mimpi buruknya semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...