Hari ini adalah hari pembagian raport, semua orang tua siswa-siswi sudah berada di SMA Pijar Alam untuk mengambil raport anaknya masing-masing.
Alisha mondar mandir seperti setrikaan di depan kelasnya. Alisha sedang menunggu orang tuanya yang tak kunjung datang. Padahal semalam Alisha sudah memberitahu orang tuanya untuk datang ke sekolah, tapi sudah pukul 07:30, orang tua nya tidak datang-datang juga. 30 menit lagi acara pembagian raport di kelasnya akan dimulai.
"Lo kenapa Al?" Tanya Shila dengan dahi mengkerut. Sedari tadi Shila perhatikan sepertinya Alisha Sedang gelisah.
"Duh, ini Shil orang tua gue belum dateng. Padahal sebentar lagi acara pembagian raportnya mau dimulai," jawab Alisha gelisah.
Shila menepuk pundak Alisha pelan, "Gak usah gelisah gitu, nanti orang tua lo pasti dateng ko," kata Shila mencoba menenangkan Alisha.
Pulul 08:00 acara pembagian raport di kelas XI ips1 pun dimulai, Alisha duduk bersama teman-temannya di belakang, sementara yang di depan adalah para wali murid.
"Alisha Salmanda Faradissa," panggil Bu Dini, selaku wali kelas XI ips1. Alisha bingung harus apa sementara orang tuanya belum datang.
Saat Alisha ingin berdiri, tiba-tiba sosok laki-laki datang memasuki kelasnya.
"Assalamualaikum, maaf Bu, saya telat. Nama Alisha sudah dipanggil belum?" Tanya laki-laki tersebut
"Oh, ini giliran Alisha untuk maju," jawab Bu Dini.
"Saya wali dari murid yang bernama Alisha Bu." Lalu laki-laki itu duduk berhadapan dengan Bu Dini.
Alisha membulatkan kedua bola matanya kaget, masih tak percaya dengan sosok yang kini tengah berhadapan dengan Bu Dini. Alisha Sangat merindukan sosok tersebut yang tak lain adalah Fajar, kakaknya.
Tak terasa cairan bening keluar begitu saja dari pelupuk matanya. Bukan karena sedih namun karena bahagia, orang yang sangat ia sayangi hadir di acara pembagian raport di sekolahnya. Alisha sangat merindukan Kakaknya, sangat rindu.
"Sha?" Panggil Sania sambil menepuk bahu Alisha pelan.
Alisha pun menoleh.
"Jangan nangis gitu, Kakak lo udah di depan lo, cepet sana samperin," kata Sania.
Alisha mengangguk lalu beranjak pergi menghampiri Kakaknya yang sudah berada di luar, setelah mengambil raport Alisha, Fajar langsung berjalan keluar menunggu Alisha.
Setelah berada di luar, Alisha langsung memeluk sang Kakak erat, lalu menumpahkan segala kerinduannya di dekapan sang Kakak.
Fajar mengelus rambut Alisha lembut, Fajar begitu merindukan Adiknya yang cengeng ini.
"Kakak kenapa gak ngabarin kalo mau pulang," lirih Alisha terisak, "Gue kangen sama lo Ka, kangen banget," lanjutnya sambil terus terisak, Alisha tidak peduli jika harus jadi pusat perhatian orang-orang di sekitar koridor. Yang terpenting Alisha Bisa melepas kerinduannya saat ini dengan Kakaknya.
"Maafin gue, gue sengaja gak ngabarin lo kalo mau pulang. Kan biar kayak kejutan gitu, gue juga kangen banget sama lo," ujar Fajar mengusap punggung Alisha lembut.
🌻🌻🌻🌻
Nathan berjalan keluar setelah mengambil raport bersama kedua orang tuanya, "Papah bangga sama kamu Nak, akhirnya kamu dapat peringkat pertama juga," ujar Irfan lalu memeluk Nathan ala laki-laki.
Nathan melepaskan pelukannya, lalu matanya tertuju pada seorang gadis yang ia kenal tengah berpelukan dengan laki-laki, "Mah, Pah, Nathan pergi dulu ada urusan. Mamah sama Papah pulang duluan aja," ujar Nathan datar, lalu diangguki oleh kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...