Part 5✓

10K 523 2
                                    

Bel pulang Pun berbunyi Semua siswa- siswi SMA Pijar Alam berhamburan keluar kelas. Ada yang menuju parkiran untuk mengambil kendaraan. Ada pula yang langsung menuju gerbang utama untuk menunggu jemputan.

"Al, lo pulang sama siapa?" Tanya Sania. Sambil memasukan bukunya ke dalam tas.

"Gue pulang naik angkutan umum aja," jawab Alisha Sambil mengaitkan tas ke bahunya

"Oh ya udah deh gue duluan ya," kata Sania. Seraya pergi berjalan keluar. Alisha hanya mengangguk saja.

"Al gue sama Kara pulang duluan ya," kata Shila. Lagi -lagi Alisha hanya mengangguk.

Sesampainya Alisha di gerbang sekolah, ia kaget karena Dihadang oleh laki-laki yang berbeda seragam dengannya. Dengan membawa sebuah benda tajam di tangannya. Alisha melangkah mundur untuk menghindari laki-laki yang tidak ia kenali itu. Namun laki-laki Itu tetap mendekati Alisha.

"Mau apa lo?!" Tanya Alisha memberanikan diri menatap orang tersebut walaupun sebenarnya di dalam lubuk hatinya Alisha begitu ketakutan.

Laki-laki tersebut Mengangkat benda tajam yang ada di tangannya.

Srett

Alisha menutup mata, ia merasakan hangat pada tubuhnya. Ketika Alisha membuka mata, ternyata sudah ada sosok Nathan yang tengah memeluknya.

Nathan meringis menahan sakit di punggungnya. Darah segar keluar dari punggung Nathan. Alisha Kaget.

Nathan terhuyung ingin jatuh. Namun tubuhnya dengan cepat ditahan oleh Alisha, Alisha membawa Nathan untuk duduk di bawah pohon rindang. Alisha Melihat sekelilingnya
Dan ternyata sedang terjadi tawuran antar pelajar. Jalanan pun begitu sepi tak ada satupun kendaraan yang lewat. Sepertinya akses jalan ditutup oleh mereka.

"...bawa gue ke belakang sekolah Sha," pinta Nathan

Alisha menuruti ucapan Nathan dan membantu Nathan untuk berdiri. Alisha Membantu Nathan Untuk melangkah karna Nathan sepertinya sulit untuk menggerakkan kedua kakinya.

🌻🌻🌻🌻

Sesampainya di belakang sekolah, Alisha mendudukan Nathan di rerumputan. Alisha begitu kaget dengan luka Nathan yang cukup parah.

Alisha membuka tasnya dan mengambil kotak P3K yang selalu ia bawa.

"Luka lo gue obatin ya," kata Alisha. Dan hanya diangguki oleh Nathan

Alisha mengobati luka Nathan dengan sangat hati-hati. Dan sesekali Nathan meringis.

"Tahan ya, maaf kalau sakit," kata Alisha. Alisha Mengobati luka Nathan dengan sangat telaten hingga darah yang tadinya keluar terus-menerus dari punggung Nathan pun tak keluar lagi.

Setelah selesai Alisha langsung memasukan kotak P3Knya kembali.

"Orang tadi siapa Nat?" Tanya Alisha.

"Fajri."

"Fajri? Dia siapa?"

"Orang jahat," jawab Nathan singkat. Nathan tak ingin bercerita kepada Alisha siapa itu sosok Fajri sebenarnya.

"Maaf...gara-gara lo nolongin gue, lo jadi kaya gini," lirih Alisha.

"Santai."

Entah kenapa, Aisha bisa sampai sekhawatir ini pada cowok itu, apa karena cowok itu sudah menolongnya, Alisha menundukan kepalanya, tak terasa bulir bening jatuh dari pelupuk matanya. Alisha menangis bukan karena cengeng tapi karena ia sedang ketakutan sekarang.

"Gak usah nangis," kata Nathan datar, tiba-tiba saja Nathan menyentuh pundak Alisha.

"Lo jelek kalo nangis."

"Gue cuma takut lo kenapa-napa."

Senyum tipis terukir di bibir Nathan, "lo salah, sebagai tebusannya lo harus anter gue balik.

Alisha mengangguk pelan.

🌻🌻🌻🌻

Alisha menghentikan taksi yang membawa dirinya dan Nathan tepat di depan sebuah rumah megah. Nathan dan Alisha segera masuk ke dalam pekarangan rumah tersebut.

Nathan membuka pintu, lalu Nathan dan Alisha masuk ke dalam, "Assalamualaikum," ucap Nathan.

Lalu muncul wanita cantik dengan perut yang bucit. Sepertinya itu Mamahnya Nathan.

"Waalaikumsalam," jawab Dira-- Mamahnya Nathan. Nathan menghampiri sang Mamah lalu menyalimi punggung tangannya hal tersebut dilakukan juga oleh Alisha.

"Ini siapa nak?" Tanya Dira tersenyum ramah pada Alisha.

"Temen," jawab Nathan datar.

"Saya Alisha temennya Nathan," kata Alisha sambil tersenyum.

Dira terkejut kala melihat baju seragam anaknya yang dipenuhi oleh darah walaupun hanya sebagian.

"Lho, kamu kenapa Nat?" Tanya Dira panik.

"Tadi--"

"Tadi Nathan kena benda tajam di sekolah. Tapi gak apa-apa kok. Tan hehe, udah diobatin juga di sekolah," potong Alisha cepat.

"Ya ampun. Obatin lagi Nak takutnya infeksi. Alisha tolong bawa Nathan ke kamarnya ya, Tante mau buatin minuman dulu," kata Dira.

Setelah sampai di kamar Nathan, Alisha langsung mendudukan Nathan di tepi kasur. Pintu kamar pun sengaja tak Alisha tutup.

"Lo istirahat aja, muka lo pucet banget," kata Alisha.

"Kenapa boong?" Tanya Nathan datar.

"Gue cuma takut lo kena marah, lagian gue emang gak bohong, kan?" Jawab Alisha.

"Lo gak pulang?" Tanya Nathan seolah-olah mengusir Alisha secara halus.

"Gue pulang, tunggu lo istirahat," jawab Alisha sambil melangkah menuju balkon kamar Nathan.

Nathan hanya menatapnya datar. Saat Nathan ingin membaringkan tubuhnya, tiba-tiba saja ditahan oleh Alisha, "Jangan gitu tidurnya Nat, lo lupa, di punggung lo kan ada luka. Lebih baik miringin aja kalo mau tidur biar gak sakit." Nathan benar-benar bingung dengan gadis itu, mengapa gadis itu terlihat begitu peduli padanya. Nathan saja masa bodo dengan lukanya ini.

Nathan kembali membaringkan tubuhnya kali ini ia mengikuti apa kata gadis itu. Nathan tertidur, menyadari cowok itu sudah tertidur. Alisha segera melepas sepatu yang masih melekat di kaki Nathan. Alisha beranjak pergi untuk pulang karena hari sudah semakin sore.

🍁🍁🍁🍁

Revisi ulang✓ Kamis, 23 September 2021

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang