Nathan pun datang dengan membawa dua botol teh pucuk, tetapi bukannya langsung memberikannya pada Alisha. Melainkan menarik tangan Alisha untuk pergi dari kantin.
"Ke Rooftop," kata Nathan.
"Di kantin juga bisa, kan," kata Alisha
"Di kantin rame," jawab Nathan.
Sesampainya mereka di Rooftop, mereka langsung mengambil duduk di sebuah soffa usang.
"Nih." Nathan memberikan sebotol teh pucuk pesanan Alisha tadi.
Alisha tersenyum kecil, lantas ia segera meraih teh pucuk tersebut dari tangan Nathan. Alisha langsung meneguk habis teh pucuk tersebut. Ia begitu kehausan karena berpikir begitu keras saat belajar.
Nathan hanya tertawa kecil saja.
🌻🌻🌻🌻
"Halo." Suara berat seseorang terdengar dari sebrang sana.
"Kakak!"
"Conge gue mecair dah. Berisik amat lo!"
"Hehe maaf. Kakak Kapan Pulang?"
"Sebentar lagi gue pulang, tunggu gue ya."
"Kakak cepet pulang ya, Mamah sama Papah udah kangen banget sama Kakak."
"Iya bawel, btw gimana kabar bonyok di sono?"
"Alhamdulillah mereka baik."
"Syukurlah, telefonnya gue tutup dulu ya."
"Oke."
Tut
Sambungan pun terputus, Alisha begitu senang kala mendengar suara sang Kakak, sudah sangat lama sekali Alisha tak bertemu dengan Kakak kandungnya yang saat ini tengah menempuh pendidikannya di Singapura.
🌻🌻🌻🌻
Di lain tempat, Nathan kini sedang duduk di balkon kamarnya. Nathan masih membayangkan kejadian tadi pagi dengan Alisha. Teringat kala kedua insan itu tengah bernyanyi berdua meskipun suara mereka terdengar tidak merdu. Yang selalu Nathan ingat pasti wajah cantik Alisha, ah Nathan lama-lama bisa gila kalau begini caranya.
Apakah Nathan mulai menyukai gadis itu? Entahlah. Saat ini Nathan belum mengetahui perasaannya yang sebenarnya.
Nathan beranjak dari balkon kamarnya. Ia memilih untuk ke ruang tamu saja.
Sesampainya di ruang tamu, Nathan dapat melihat Mamah dan Papahnya yang tengah asik menonton Tv.
"Mah, Pah."
Dira dan Irfan seketika langsung menoleh, "Nathan, sini nak," titah Dira.
Nathan menghampiri kedua orang tuanya. Lalu Nathan mengambil duduk saling berhadapan dengan Papah dan Mamahnya yang hanya dibatasi sebuah meja.
"Gimana sekolah kamu?" Tanya Irfan.
"Baik."
"Belajar yang bener, jangan suka tauran-tauran lagi. Jangan bikin Papah kamu yang ganteng ini kecewa," kata Irfan.
Nathan hanya mengangguk saja.
"Pacar apa kabar Nat?" Tanya Irfan menggoda.
"Pacar pala lu ijo!" Desis Nathan sangat pelan.
"Kamu itu sudah dewasa lho Nat, sebentar lagi naik kelas dua belas. Kapan atuh pacarnya dibawa ke rumah?" Irfan masih saja menggoda anaknya itu.
"Nanti Pah, nunggu Blackpink jadi grup marawis," jawab Nathan asal.
Nathan beranjak berdiri, "Nathan ke kamar dulu."
"Nathan gak berubah ya Pah." Kata Dira setelah Nathan pergi.
"Iya."
🌻🌻🌻🌻
Bel pun berbunyi, seluruh siswa-siswi SMA Pijar Alam segera memasuki kelasnya masing-masing. Alisha sudah terduduk manis di samping Kara. Sementara Shila dan Sania duduk tepat di belakangnya.
"Sebentar lagi ulangan." Kara membenturkan kepalanya di atas meja.
"Santai Kar, masih minggu depan," kata Alisha.
"Iya, lo enak pinter. Lah gue, otak aja pas-pasan."
Alisha memang murid pintar di kelasnya. Ia selalu mendapat ranking pertama di kelasnya.
Alisha tak menjawab perkataan Kara karena Guru Ekonomi sudah memasuki kelas.
🌻🌻🌻🌻
Pelajaran ekonomi pun berakhir.
"Kita sambung minggu besok," kata seorang Guru, lalu melangkah pergi keluar kelas.
Bel istirahat berbunyi semua siswa-siswi segera berhambur menuju kantin.
Alisha dan ketiga sahabatnya duduk di bangku kantin bagian pojok. Alisha mengedarkan pandangannya, tumben sekali Nathan dan antek-anteknya tidak kelihatan batang hidungnya.
"Nyari siapa Al?" Tanya Kara.
Alisha menggeleng lalu tersenyum.
Drtt
Tiba-tiba ponsel Alisha berdering, Alisha segera meraih ponselnya yang ia letakan di atas meja. Saat ia melihatnya ternyata ada chat masuk dari Radit.
● Radit
Alisha, Nathan di rumah sakit.
Rumah sakit mana?
Permata
Pulang sekolah gue kesana.
Setelah membalas pesan dari Radit. Alisha mengusap wajahnya gusar. Sahabat-sahabatnya menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.
"Kenapa Al?" Tanya Sania.
"Nathan masuk rumah sakit," lirih Alisha.
"Tumben banget si kulkas sakit?" Tanya Shila.
"Lagi normal kali," jawab Sania.
🍁🍁🍁🍁
Revisi ulang✓ Kamis, 23 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...