Part 3✓

11.2K 522 14
                                    

Setelah sampai di sekolah, Alisha  langsung melangkahKan kakinya.
Koridor terlihat begitu sepi hanya dirinya lah yang baru datang sepagi ini. Alisha hanya melihat Satpam dan OB saja di sini.

Alisha Menyusuri koridor untuk menuju kelasnya. Akan tetapi, langkahnya terhenti ketika melihat seorang laki-laki dengan penampilan yang begitu berantakan. Seragam kusut serta sebagian kancing seragamnya di biarkan terbuka. Laki-laki tersebut tengah duduk di sebuah kursi panjang yang ada di koridor.

Alisha merasa tak asing dengan raut wajahnya, seperti sesosok laki-laki yang waktu lalu pernah menabraknya di koridor? Seingat Alisha, namanya Nathan. Ya itu memang Nathan. Lalu Alisha berlari kecil menghampiri Nathan yang sedang memejamkan kedua matanya sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok.

Dengan sangat hati-hati, Alisha mendudukan bokongnya tepat di samping cowok tersebut. Alisha terus memperhatikan wajah cowok tersebut. Ternyata cowok itu memiliki alis tebal, rahang tegas, hidung mancung serta bibirnya yang berwarna pink alami. Tampan. Tapi sikapnya yang datar berhasil menutupi segelanya yang ada pada cowok itu.

Alisha terlonjak kaget kala cowok itu membuka kedua matanya.

"Ngapain liatin gue?" Tanyanya.

"....mmm enggak," jawab Alisha kikuk.

"Kurang kerjaan dateng pagi-pagi," ketus Nathan.

Alisha mendengus sebal, "Lagi pengen dateng pagi."

Alisha beranjak berdiri, "Gue ke kelas dulu," kata Alisha dan hanya diangguki oleh Nathan. Keberadaan kelas Alisha pun tak begitu jauh letaknya bersebelahan dengan kelas Nathan.

🌻🌻🌻🌻

Jam sudah menunjukan pukul 06:00 pagi, sekolah pun sudah ramai. Banyak siswa-siswi yang sudah datang.

Alisha sedari tadi hanya duduk di kursinya sambil memainkan benda pipih yang ada di tangannya.

Sampai akhirnya datanglah ketiga sahabatnya.

"Lo kenapa pergi duluan?!" Tanya Sania sambil berkacak pinggang.

Alisha terkekeh, "Maaf."

Alisha asyik mengobrol dengan Kara sementara Shila dan Sania sibuk memainkan ponselnya masing-masing.

"OEMJIE!" Teriak Shila dan Sania bersamaan.

Alisha berdecak kesal mendengar teriakan kedua sahabatnya itu, "Berisik aduh! Ada apaan si?" Tanya Alisha.

"Si Arya temennya si kulkas barusan chat gue, demi bayi dogung di laut. Akoh terkejoett!" Seru Shila.

"Rezvan juga barusan chat gue," sambung Sania.

Alisha dan Kara hanya memutar bola matanya malas.

Drtt drttt

Tiba-tiba ponsel Kara berbunyi, kara segera meronggoh ponselnya yang ia simpan di saku roknya.

●0896×××

Selamat pagi

#RaditGantengKembarannya
Sehun

Kara membulatkan matanya. Kara begitu terkejut ketika membuka aplikasi WhatsApp, dan ternyata ada chat masuk dari Radit.

Alisha, Shila dan Sania menatap ke arah Kara dengan tatapan bingung, "Ada apa Kar?" Tanya Alisha.

"Radit chat gue!" Teriak Kara membuat seisi kelas hening. Semua tatapan mata mengarah padanya. Kara yang diperhatikan seperti itu hanya tersenyum kikuk lalu suasana kelas kembali seperti semula.

"Cieeee!" Seru sahabat-sahabatnya.

"Si kulkas gak chat lo Al?" Tanya kara tiba-tiba.

Refleks Alisha menatap ke arah Kara, jangan-jangan gadis itu yang telah memberikan nomornya pada cowok tersebut.

"Jangan-jangan lo yang sebarin nomor gue, ko rese banget si!" Gerutu Alisha sambil memukul pundak Kara pelan.

Kara hanya cengengesan saja, "Maaf Al, sebenernya bukan si kulkas yang minta langsung tapi Radit. Dia maksa-maksa gue kemarin waktu pulang sekolah."

Alisha memutar bola matanya malas.

Bel masuk pun berbunyi. Jam pertama adalah pelajaran sejarah. Bu Evi memasuki kelas, "Keluarkan buku paket kalian."

Tiga jam pelajaran sejarah pun sudah usai. Bu Evi mengakhiri pembelajarannya, "Kita sambung minggu depan."

"Pelajaran siapa lagi?" Tanya Shila.

"Ekonomi, tapi gurunya gak masuk," jawab Sania.

Bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk menuju kantin.

"Kantin yuk," ajak Sania pada sahabat-sahabatnya, ketiga sahabatnya hanya mengangguk saja. Segera keempat gadis tersebut menuju ke kantin karena takut tidak kebagian tempat duduk mengingat saat istirahat kantin selalu ramai seperti ada acara konser.

Sesampainya mereka di kantin. Mereka langsung mengambil duduk di salah satu meja yang masih kosong di bagian pojok kantin.

🌻🌻🌻🌻

"Anjir calon mantu ema gue, gue samperin ah. Eh gue udah kayak Sehun belum si?" Tanya Rezvan pada teman-temannya. Teman-temannya hanya tertawa saja melihat tingkah Rezvan.

"Ada yang kurang Van," kata Arya.

"Apaan?"

"Rambut lo kurang rapih. Keliatan kayak sapu injuk. Lo gak pake pomade ya?"

"Pakek."

"Sini gue rapihin."

Rezvan hanya mengangguk saja. Arya menghampiri Rezvan kemudian cowok tersebut berdiri tepat di belakang Rezvan.

Ide jail Arya muncul kala melihat Bi Nina lewat dengan membawa satu mangkuk minyak jelanta. Arya mengisyaratkan Bi Nina untuk menghampirinya, "Sttt stt."

Bi Nina yang mengerti pun segera menghampiri Arya.

"Arya minta minyaknya ya." Bisik Arya. Rezvan tak menyadari dengan apa yang di lakukan temannya itu.

Arya mengambilnya sedikit. Setelah itu Bi Nina kembali melanjutkan langkahnya. Arya dengan jahilnya mengoleskan minyak bekas goreng ikan asin ke rambut Rezvan. Rezvan diam saja tak merasa curiga sedikit pun. Meskipun hidung mancungnya sempat mencium bau-bau tak enak.

🍁🍁🍁🍁

Revisi ulang✓ Kamis, 23 September 2021

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang