Dokter yang menangani Alisha akhirnya keluar.
Nathan segera menghampiri Dokter diikuti oleh teman-temannya.
"Gimana Dok keadaan Alisha? Alisha baik-baik aja kan?!" Tanya Nathan dengan nada yang begitu tersirat rasa khawatir.
"Santai Nat!" Kata Radit.
"Keluarganya ada?" Tanya Dokter tersebut.
"Mana Alisha!" Pekik seseorang, semuanya pun beralih menatap orang tersebut. Ternyata itu adalah Fajar, Fajar mendapat kabar dari Sania bahwa Alisha masuk rumah sakit. Fajar pun segera meluncur ke rumah sakit.
"Om, Alisha di mana?!" Tanya Fajar panik.
"Om mau bicara sama kamu!" Kata Dokter.
Kemudian Dokter tersebut melangkah meninggalkan mereka semua yang masih terdiam. Fajar menatap tajam ke arah Nathan, Kemudian Fajar segera menyusul Dokter.
Nathan memasuki ruangan di mana Alisha Dirawat diikuti oleh Kara dan Shila sementara yang lain menunggu di luar.
Nathan menatap sendu ke arah ranjang pasien yang terdapat gadis cantik yang tengah tertidur damai bak bayi. Wajahnya pucat, Terlihat dia tertidur ditemani beberapa selang yang menempel di tubuhnya.
Tanpa di sadari satu tetes air mata jatuh, Nathan merasa sesak melihat gadis yang ia sayangi lagi-lagi harus terbaring lemah di ranjang pasien. Alisha seperti orang yang tak bernyawa, wajahnya benar-benar pucat. Bibir ranum yang biasanya terlihat pink muda, kini terlihat putih Pucat.
Shila dan Kara tak kuasa menahan tangis mereka, Mereka berdua berpelukan meluapkan rasa sedih mereka masing-masing.
Nathan segera menghampiri ranjang Alisha, ia menarik sebuah kursi kemudian duduk tepat di samping ranjang Alisha.
Nathan teringat dengan senyum serta tawa gadis yang saat ini ada di hadapannya. Jujur, Nathan Sangat merindukannya.
Nathan menangis dalam diam, tangannya sibuk menggenggam tangan Alisha yang terbebas dari selang infus. Ia mengecup punggung tangan Alisha berkali-kali, hingga akhirnya tangis Nathan pun pecah.
Ia merasa gagal menjadi kekasih yang baik untuk Alisha.
"Bangun Sha, Maafin gue Sha, maaf!" Nathan terus mengucapkan kata-kata tersebut.
Nathan berdiri, kemudian Nathan mengecup kening Alisha lama. Air matanya menetes tepat mengenai wajah Alisha.
"Bangun please...Gue mohon Sha bangun! Maaf Sha..." lirih Nathan.
"Maaf...Gue gak bisa jagain lo, Gue gak pantes jadi pacar yang baik buat lo.
Alisha...gue mohon bangun sekarang juga!" Genggaman di tangan Alisha makin mengerat."Kalo lo sayang sama gue, please bangun sekarang juga!" Nathan ambruk, ia terduduk di atas lantai dingin rumah sakit. Ia memejamkan matanya. Merasakan rasa sesak serta rasa perih yang ia rasakan.
Shila dan Kara terkejut melihat Nathan serapuh ini, "Udah Nat, kuatin diri lo. Kalo lo kayak gini, yang ada bikin Alisha sedih nanti!" Ujar Kara sambil membantu Nathan berdiri.
"Ini semua salah gue!" Lirih Nathan.
Shila dan Kara prihatin melihat Nathan. Nathan yang dikenal sebagai cowok datar, dingin dan cuek bisa serapuh ini hanya karena perempuan, Alisha hebat! Alisha bisa membuat sang Most Wanted SMA Pijar Alam berubah.
Pintu ruangan terbuka, munculah Fajar dengan mata sembab seperti habis menangis, Fajar menghampiri Nathan dengan amarah yang menggebu-gebu. Kemudian Fajar menarik kerah baju Nathan, "Ini semua gara-gara lo! Lo udah bikin adik gue kayak gini! Mana janji lo? Mana?!" Bentak Fajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...