Part 50✓

4K 178 8
                                    

Jam menunjukan pukul 12 siang, matahari sedang panas-panasnya menyinari bumi dengan cahayanya.

Seluruh siswa-Siswi kelas 12 dibiarkan berkumpul di tengah lapangan di saat yang tidak tepat, bagaimana bisa pihak sekolah menyuruh mereka untuk berkumpul di lapangan di saat cuaca sedang panas-panasnya seperti ini. Sedangkan para Guru enak-enakan berdiri di bawah pohon yang rindang, otomatis mereka tak terkena sinar matahari yang panas.

"Ada apa si, ko di suruh kumpul gini?" Tanya Shila pada Sania yang berada di sampingnya.

Sania pun menoleh ke arah temannya itu, "Mungkin pemberitahuan tentang UN yang akan mendatang nanti," jawab Sania sambil kembali menatap ke arah depan.

"Udah mau UN, cepet banget ya, gak kerasa aja gitu sebentar lagi kita mau lulus. Dan yang berjuang cuma tinggal kita berdua San, Kara...hehe Kara udah tenang di sana, Alisha...Entahlah sekarang keberadaannya di mana," kata Shila dengan nada suara yang terdengar amat sedih.

Sania mengerti keadaan Shila sekarang, Sania tau, ini adalah cobaan untuk persahabatan mereka. Tapi yang Sania yakini sekarang, Alisha pasti akan kembali. Alisha tak akan tega membiarkan kedua sahabatnya ini terpuruk.

Sania merangkul pundak temannya itu, ya benar kata Shila. Bisa dibilang yang berjuang demi kelulusan hanya tinggal mereka berdua. Sementara keduanya telah pergi. Yang satu pergi untuk selamanya dan yang satu lagi mungkin hanya pergi untuk sementara. Ibaratkan janji mereka dulu hanyalah sebuah angin lewat, janji yang mereka ucapkan ketika anggota mereka masih lengkap yaitu berempat.

"Kita tunjukin sama Kara, kalo kita bisa lulus dengan hasil yang terbaik. Kita harus wujudin keinginan Kara waktu Kara masih hidup. Dan soal Alisha, kita jangan cuma diam saja. Kita juga harus berusaha cari keberadaan Alisha. Kita harus berusaha agar persahabatan kita utuh walaupun kurang anggotanya," kata Sania berusaha membangkitkan semangat Shila.

Shila mengangguk lalu tersenyum.

Kemudian terdengar suara Kepala Sekolah yang berbicara di depan Mic. Semua fokus siswa-siswi hanya pada Kepala Sekolah yang tengah membicarakan mengenai UN yang akan mendatang nanti.

"Kalian sudah kelas dua belas. Kalian hanya punya waktu satu bulan untuk belajar, setelah itu kalian akan menjalankan UN.
Saya harap, kalian bisa mendapatkan nilai terbaik untuk kelulusan kalian nanti. Saya hanya ingin menyampaikan itu saja. Kalian boleh kembali ke kelas masing-masing." Setelah Kepala Sekolah selesai memberikan informasi tersebut. Semua siswa-siswi kembali ke kelas masing-masing.

🌻🌻🌻🌻

Alisha sudah selesai memasukan semua barang-barangnya ke dalam koper. Ia saat ini tengah duduk di balkon sambil menatap arus jalanan di siang hari.

Alisha tidak menyadari kalau pintu kamarnya dibuka oleh seseorang, Alisha terlalu menikmati pemandangan sederhana itu yang menurut kebanyakan orang ketika waktu hanya dihabiskan untuk menatap jalanan saja, itu sangat membosankan. Berbeda dengan Alisha. Alisha sangat menyukai hal sederhana seperti ini. Baginya jalanan yang tenang seolah memberi kebebasan bagi para pengendara. Namun bukan berarti pengendara itu bebas melakukan hal-hal tidak baik di jalanan.

Alisha terkejut kala ada seseorang yang menepuk pundaknya. Alisha mendongak dan melihat sang Mamah yang tengah tersenyum.

"Mamah."

Irana mengusap lembut pipi Alisha, "Sudah jam berapa ini Sha? Nanti kamu telat lho."

Alisha segera bangkit berdiri, "Ya ampun Alisha sampe lupa waktu!"

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang