Part 56✓

3.1K 153 4
                                    

Malioboro, hanya tempat ini yang Nathan tahu di sekitar Yogyakarta. Walaupun baru sekali ke sini waktu lalu bersama Alvin tapi Nathan sudah sedikit tahu jalannya.

Ia tengah berjalan-jalan santai bersama ramainya orang-orang di sini, walaupun cuaca malam ini tengah mendung, tapi orang-orang betah saja berada di sini. Bukannya diam di rumah. Nathan sangat yakin kalau malam ini akan turun hujan yang sangat deras.

Sambil berjalan-jalan santai di sini, Nathan juga memikirkan bagaimana ia harus memulai untuk mencari keberadaan Alisha. Nathan tidak tahu banyak tempat di daerah sini. Dan Nathan juga belum mengunjungi rumah sakit yang waktu lalu sempat diberitahukan oleh temannya Opay. Rencananya, besok siang atau sore Nathan akan ke sana ditemani oleh Alvin.

Nathan baru sadar, ternyata tempat ini sangat indah, lebih indah lagi jika Nathan dan Alisha duduk berdua di sebuah kursi yang berada di tempat ini. Sambil meminum coffe hangat di cuaca dingin seperti ini. Membayangkannya saja sudah membuat Nathan merasa bahagia apa lagi kalo itu semua benar-benar terjadi.

Untuk itu Nathan tidak akan menyerah untuk mencari Alisha, karena bagaimana pun, pelangi dalam hatinya tidak akan Nathan biarkan untuk pergi. Nathan ingin mencari cinta sejatinya.

Terlalu fokus dengan imajinasinya. Nathan sampai tak fokus dengan jalanan yang ada di depannya. Tiba-tiba saja Nathan menyenggol seseorang.

Bruk

Nathan mengusap bahunya yang terasa sangat sakit akibat senggolan tersebut. Nathan menoleh ke arah belakang untuk melihat siapa orang yang barusan ia senggol.

"Maaf saya gak se--" Ucapan Nathan terhenti. Ketika matanya bertemu dengan mata milik orang yang waktu lalu Nathan temui di sini.

Orang yang Nathan senggol tadi adalah Fajar, bertemu lagi di tempat yang sama pula. Kali ini, Fajar datang ke sini sendiri, tidak dengan seorang gadis yang waktu lalu bersama Fajar.

Fajar sama terkejutnya dengan Nathan, ia benar-benar tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan sosok Nathan. Fajar pikir, setelah kejadian itu, Nathan akan berhenti mencari Alisha dan kembali ke Jakarta, namun nyatanya Nathan tetap bertahan di sini dan tetap terus mencari Alisha.

Sebelum Fajar ditanya-tanya mengenai Alisha oleh Nathan. Fajar segera melangkah. Namun belum juga melangkah terlalu jauh, tangannya sudah dicekal oleh seseorang di belakangnya. Dan Fajar sangat yakin bahwa orang itu adalah Nathan.

"Please kali ini aja," lirih Nathan, tangannya masih mencekal tangan Fajar tak berniat untuk melepaskan.

Fajar berbalik menatap Nathan, ia dapat melihat raut kesedihan yang tertera jelas di wajah Nathan. Fajar sekarang mengerti, Nathan amat begitu menyayangi dan mencintai adiknya. Fajar mengerti semuanya. Karena Nathan juga Alisha merasa bersemangat untuk sembuh, Fajar tak bisa terus-terusan menyembunyikan keberadaan adiknya itu. Nathan harus tahu karena posisi Nathan juga adalah masih menjadi kekasih adiknya.

"Duduk." Fajar membawa Nathan mengarah pada sebuah kursi. Kemudian kedua laki-laki tampan itu duduk di kursi tersebut.

"Gue gak tau lagi harus cari Alisha ke mana," lirih Nathan tanpa melihat ke arah Fajar. Karena tatapan matanya fokus ke depan.

"Hanya lo satu-satunya harapan gue, gue mohon. Bantu gue, gue butuh Alisha Jar. Gue gak bakal biarin Alisha pergi dari hidup gue gitu aja," lanjut Nathan.

Ya Fajar mengerti.

"Lo cinta sama adik gue?" Tanya Fajar sambil menyentuh pundak Nathan.

Nathan mengangguk, "Gue cinta banget."

"Lo sayang sama adik gue?"

"Sayang banget."

"Nat, gue cuma butuh laki-laki yang nanti bakal nerima adik gue apa adanya, lo tau kan. Alisha sakit, keadaannya makin memburuk Nat, untuk itu keluarga gue bawa Alisha ke sini agar dia bisa dapetin pengobatan yang lebih baik lagi buat kesembuhan dia, Alisha sempet mikir. Dia pikir setelah dia ninggalin lo, lo bakalan tenang-tenang aja dan gak akan mikirin dia. Dia cuma pengen liat lo bahagia. Dia juga pengen, ngeliat lo bisa depetin cewek lain yang lebih dari Alisha. Alisha gak pengen lo terus sama dia karena dia tahu kondisi dia sekarang seperti apa," tutur Fajar.

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang