Kini nathan sedang di balkon kamarnya, matanya menerawang melihat hamparan bintang-bintang yang bertaburan di atas langit malam. Pikirannya tiba-tiba teringat pada seorang gadis yang beberapa hari ini mulai dekat dengannya, Nathan selalu merasakan sesuatu yang tak biasa jika sedang dekat dengan Alisha. Alisha, cewek itu. Berhasil mencairkan hati Nathan yang semulanya membeku.
🌻🌻🌻🌻
Pukul 05:30 Nathan sudah berada di sekolah, Nathan menyusuri koridor yang nampak sepi, karena sepagi ini belum ada yang datang kecuali dirinya.
Nathan melangkahkan kakinya menuju kelas XI ips2. Nathan menaruh tasnya di atas meja. Setelah itu Nathan pergi keluar untuk menuju ke Rooftop.
Saat Nathan berjalan di koridor, tiba-tiba ia mendengar suara petikan senar gitar yang mengalun sangat indah. Suara tersebut berasal dari ruang musik.
Karena penasaran, Nathan mengintip lewat jendela, dan apa yang ia lihat? Ia melihat seorang gadis dengan rambut yang dibiarkan terurai indah, gadis itu tengah memainkan sebuah gitar berwarna pink sambil bernyanyi.
Nathan pikir hanya dirinya yang baru datang sepagi ini, tapi ternyata ada orang lain juga.
Alisha, gadis itu menyanyikan sebuah lagu dengan suaranya yang tidak terlalu merdu.
"Telah ku temukan, yang aku impikan kamu yang sempurna.
Segala kekurangan, semua kelemahan kau jadikan cinta.
Tanpamu aku tak bisa berjalan, mencari cinta sejati tak ku temukan.
Darimu aku bisa merasakan, kesungguhan hati. Cinta yang sejati."
Nathan tertegun kala indera pendengarannya mendengar suara lembut milik Alisha. Tak di sangka-sangka. Selain Alisha cantik, ternyata gadis itu juga pinter bernyanyi. Nathan sampai tak berkedip kala melihat rambut gadis itu yang terbawa angin sepoy-sepoy yang membuatnya semakin terlihat cantik.
Nathan memilih melangkah memasuki ruang musik menghampiri Alisha.
Alisha mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Saat Alisha menoleh, ternyata ada sosok Nathan yang berdiri di depannya.
"Nathan, tumben dateng pagi?" Tanya Alisha.
"Boleh gue duduk?" Tanya Nathan.
Alisha segera bergeser untuk memberi tempat duduk untuk Nathan.
"Bisa main gitar?" Tanya Nathan.
"Sedikit," jawab Alisha.
"Gue boleh pinjem gitarnya?"
Alisha mengangguk cepat, ia memberikan gitar yang ada di pangkuannya pada Nathan.
"Jangan pelit sama suara, nyanyi bareng sama gue," kata Nathan sambil memainkan senar gitar.
Alisha memutar bola matanya malas.
"Lagu yang lo tau lagu apa?" Tanya Nathan.
"Dangdut, Marawis, Keron--"
"Gue serius!" Nathan mendorong pelan bahu Alisha.
"Iya-iya, lagu yang tadi."
Nathan mulai memainkan senar gitarnya.
"Telahku temukan yang aku impikan. Kamu yang sempurna."
Kini giliran Alisha untuk bernyanyi, sebelum itu Alisha menarik nafasnya terlebih dahulu.
"Ooo segala kekurangan, semua kelemahan kau jadikan cinta."
Nathan dan Alisha saling tatap, kini saatnya mereka untuk bernyanyi bersama.
"Tanpamu aku tak bisa berjalan.
Mencari cinta sejati tak ku temukan
Darimu aku bisa merasakan kesungguhan hati, cinta yang sejati."
"CIEEE!!" Nathan dan Alisha menoleh ke sumber suara. Mereka dapat melihat jendela-jendela yang sudah dipenuhi oleh siswa-siswi yang ternyata tengah menonton aksi mereka berdua.
Suara riuh pun terdengar.
"Nathan mandi pake apa sih, ko ganteng banget?"
"Anang Asyanti kw."
"Jomblo kalo liat ginian juga udah baper."
"Anjir, nikah udah. Terus bikin anak yang banyak!"
"Si bego! Nikah terus di pikiran lo. Sonoh lo kawin ama kambing!"
Alisha merasa malu. Sementara Nathan hanya bersikap biasa saja.
Sampai akhirnya bunyi bel pun terdengar, seluruh siswa-siswi yang mengerubungi ruang musik segera membubarkan diri.
"Gue ke kelas duluan ya," kata Alisha dan Nathan hanya mengangguk saja.
🌻🌻🌻🌻
Bel istirahat pun berbunyi, seluruh siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Entah untuk pergi ke kantin atau hanya sekedar main di lapangan.
"Al, kita pergi duluan ya," kata Sania. Alisha belum mengeluarkan satu katapun ia sudah ditinggal pergi oleh sahabat-sahabatnya.
"Rese!" Alisha segera melangkahkan kakinya keluar kelas. Ketika Alisha sampai di ambang pintu, gadis itu dapat melihat Nathan yang sudah berdiri tegak di depannya.
"Mereka gue suruh duluan," kata Nathan.
"Pantes."
Alisha terkejut ketika Nathan tiba-tiba saja menarik tangannya.
Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka berdua kala mereka sudah sampai di kantin.
Nathan menarik sebuah kursi, "Duduk," titah Nathan.
Alisha menuruti perkataan Nathan, ia duduk di salah satu kursi yang di siapkan Nathan tadi untuknya.
"Mau apa?" Tanya Nathan.
"Teh pucuk aja," jawab Alisha tanpa menoleh ke arah Nathan.
Nathan segera melangkah memesan apa yang gadis itu mau, sambil menunggu Nathan, Alisha memilih untuk memainkan ponselnya.
🍁🍁🍁🍁
Revisi ulang✓ Kamis, 23 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...