Part 29✓

4.8K 189 0
                                    

Pagi itu semua siswa-siswi SMA Pijar Alam disibukan dengan persiapan acara pensi, ada yang mendekor lapangan, Ada yang mendekor kelas dan segala macam.

Panggung pun nampak tengah didirikan di tengah lapangan, semua anggota Osis sibuk mengurus untuk acara pensi. Bukan hanya anggota Osis saja, Tapi seluruh murid-murid SMA Pijar Alam kecuali siswa-siswi kelas 10.

Saat ini ruangan yang biasanya digunakan untuk acara Drama atau Teater, penuh oleh siswa-siswi yang sedang berlatih, ada yang latihan nyanyi, dance dan nari.

Kini Nathan dan juga teman-temannya tengah dilatih Band oleh anggota Osis.

"Megang stick drumnya yang bener dong!" Seorang anggota Osis bertubuh tinggi sedari tadi mengomel terus. Dia lelah mengajari Rezvan yang dari tadi latihan tidak pernah serius.

"Jangan marah-marah mulu, Nanti cepet tua," celetuk Rezvan.

"Anak siapa sih lo?!" Tanya anggota Osis tersebut sewot pada Rezvan.

"Anak mama sama papa gue lah, Kenapa? Lo mau minta izin?" Jawab Rezvan.

"Cih minta Izin buat apa?!"

"Kali gitu lo mau lamar gue!" Seketika Rezvan dan teman-temannya tertawa terbahak-bahak.

Nathan hanya cuek saja menanggapi semua ini, ia sedari tadi hanya memutar-mutar Mic tanpa berniat untuk ikut latihan. Pikirannya berkecamuk memikirkan kejadian semalam. Akhirnya terjawab sudah pertanyaan yang memenuhi isi kepala Nathan.

"Woy Nat, ngelamun aja lo!" Tegur Radit.

Nathan hanya menatap Radit sekilas kemudian ia kembali pada kegiatannya yaitu diam.

"Nathan. Yang serius latihannya!" Tegur seorang anggota Osis.

Nathan menghela napas kasar. Kemudian ia bangkit berdiri ikut bergabung dengan yang lainnya.

Sementara Alisha dan teman-temannya kini mereka tengah dilatih dance oleh anggota eskul dance.

Kara sedari tadi tak fokus latihan karena melihat wajah Alisha yang pucat, Berkali-kali Kara menyuruh Alisha untuk tidak ikut latihan. Tapi Alisha tetap kekeh untuk ikut latihan, Salah seorang anggota dance pun sama halnya dengan Kara. Sedari tadi tak fokus juga melatihnya kala melihat keadaan Alisha yang sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu duduk saja ya? Wajah kamu pucet banget," kata seorang anggota dance yang diketahui bernama Safira.

Safira sudah kesekian kali menyuruh Alisha untuk tidak ikut latihan, tapi Alisha tetap pada pendiriannya, "Gak apa-apa Fir, Ayo latihan lagi."

Safira hanya bisa menghela napas.

Sania menyenggol bahu Kara, "Kar, Radit liatin lo mulu tuh." Sania berbisik pada Kara.

Kara pun menoleh ke arah Radit dan ternyata benar, Radit tengah memperhatikannya, Kara kemudian menundukan kepalanya karena malu, "Udah ah, gak usah ngomongin dia!"

Wajar saja sedari tadi Radit terus memperhatikan Kara yang tengah latihan dance bersama teman-temannya, anak Band dan anak dance latihan di ruangan yang sama. Jadi Radit bisa leluasa memandang wajah cantik Kara, entah lah mengapa Radit sangat menyukai Kara walaupun ia dan Kara selalu bertengkar jika bertemu. Tapi sampai sekarang Radit belum siap untuk menyatakan cintanya pada Kara, Radit takut ditolak.

Nathan yang Sedang fokus-fokusnya latihan, tiba-tiba saja membanting Micnya ketika melihat David lewat di depan pintu ruangan tempat ia latihan. Ia tak peduli jika harus dimarahi oleh anggota Osis karena telah merusak Mic, Nathan segera berlari mengejar David. Ia tak peduli dengan panggilan teman-temannya.

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang