Part 40✓

4.2K 170 0
                                    

"Bukannya lo harus tampil dance malam ini?" Tanya Nathan.

"Fisik aku gak akan kuat, karna kita pake koreografi idol kpop gitu. Jadi, kata Safira biar temen-temen aku aja," jawab Alisha

"Ayo, sebentar lagi temen lo yang tampil!" Nathan bangkit berdiri dari duduknya, kemudian Nathan mengulurkan tangannya. Alisha menerima uluran tangan tersebut, kemudian mereka berdua kembali ke tempat acara sambil bergandengan tangan.

"Jalan-jalan ke pasar seni, beli batiknya jangan yang belang. Gue heran sama cewek di sini, cantiknya cuma di make up doang!" Rezvan mengeluarkan pantun andalannya ketika melihat Sania, Kara dan Shila kembali. Kini pakaian ketiga gadis itu sudah diganti, tidak dengan drees lagi. Melainkan dengan baju-baju yang khas dengan remaja-remaja zaman sekarang. Make up mereka yang semulanya lumayan tebal pun sudah dihapus.

"Berisik monyet, gini-gini juga gue ke pake buat jadi model!" Ketus Sania sambil menyibakan rambutnya ke belakang.

"Hah? Model? Haha iya model, model racun tikus!" Kata Arya bernada mengejek.

"Hahahaha!" Seketika tawa pun pecah. Sania menatap ke arah Rezvan dan Arya dengan tatapan elangnya.

"Stop!" Rezvan tiba-tiba menghentikan langkah Nathan dan Alisha saat mereka berdua ingin menghampiri teman-temannya. Rezvan memutari tubuh Alisha.

"Kayak ada yang beda," kata Rezvan salah satu tangannya sudah berada di dagu. Tiba-tiba ia berteriak membuat teman-temannya terkejut seketika.

"Ah gue baru sadar, ternyata rambut Alisha digerai toh. Padahal tadi kan kaga," kata Rezvan.

"Lo apa-apaan si!" Ketus Nathan sambil menyingkirkan tangan Rezvan yang akan menyentuh rambut Alisha.

"Atau ini sengaja ya, atau jangan-jangan lo abis buat leher Alisha merah-merah kayak abis dikerokin makanya rambutnya digerai begini!" Tuduh Rezvan sambil menunjuk-nunjuk ke arah Nathan.

Nathan memutar bola matanya malas, bagaimana bisa Rezvan punya pikiran seperti itu.

"Eh dah repot amat lo!" Sinis Shila.

"Efek kelamaan jomblo begini nih, jadi sensian setiap ngeliat orang pacaran!" Kata Kara.

Rezvan kembali menghampiri teman-temannya diikuti oleh Nathan dan Alisha di belakang.

"Eit jangan salah, pacaran tuh gak boleh diumbar-umbar ye gak, yang penting undangan kesebar," kata Rezvan sambil menaik turunkan alisnya. Satu tangannya tiba-tiba merangkul Sania yang berada di sampingnya.

"Lepas elah, gue udah suruh naik panggung nih!" Kata Sania sambil melepas tangan Rezvan yang merangkulnya.

"Naik pelaminan bareng Abang kapan neng?" Tanya Rezvan sambil menaik turunkan alisnya. Tangannya masih merangkul Sania.

"Lepas ngapa Van, ntuh Sania mau naik panggung elah!" Radit menarik baju Rezvan agar Rezvan mau menjauh dari Sania.

Kara, Sania dan Shila menatap satu-persatu temannya. Rasanya baru kali ini mereka tampil di depan banyak orang seperti ini sungguh rasanya begitu deg-degan.

"Harus percaya diri, yakini diri kamu kalo kamu bisa," kata Radit sambil menggenggam tangan Kara dengan kedua telapak tangannya. Kara mengangguk, ia tersenyum kemudian menyusul teman-temannya yang sudah menaiki panggung.

Nathan, Alisha, Radit, Arya dan Rezvan segera berjalan menuju kursi kosong di bagian paling depan. Seketika semua lampu mati, hanya ada lampu yang kini menyorot pada ketiga gadis remaja di atas panggung yang tengah membuat lingkaran saling memunggungi itu.

Lampu kerlap-kerlip mulai muncul ketika sebuah lagu boyband Korea terdengar. Gerakan Kara, Sania dan Shila begitu cepat sekali. Mereka pun terlihat kompak walaupun latihan tidak sampai satu minggu. Semua orang bertepuk tangan, di SMA Pijar Alam ini sedikit sekali murid yang bisa ngedance kpop seperti apa yang dilakukan oleh ketiga gadis remaja di atas panggung itu, jadi ini adalah penampilan yang paling memukau malam ini.

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang