Part 1✓

14.6K 665 4
                                    

Di UKS Alisha didudukan di sebuah brankar yang sudah tersedia, seseorang yang membawanya ke sini sama sekali tidak berbicara sepatah kata pun, tatapan matanya begitu tajam, Alisha takut orang tersebut marah padanya karena tadi sempat beberapa kali Alisha memukul dada orang tersebut. Cowok itu, cowok yang membawa Alisha, mengambil kotak P3K, setelah itu dia memposisikan tubuhnya sedikit berjongkok.

Kapas dan betadin dia gunakan untuk mengobati luka Alisha yang ada di depannya. Alisha sesekali meringis.

"Ah sakit, pelan-pelan dong!"

"Berisik," kata cowok tersebut datar sekaligus terdengar tajam.

Setelah selesai, cowok tersebut berdiri. Dia kembali meletakan kotak P3K tersebut pada tempatnya.

"Kenapa gak diperban?" Tanya Alisha polos.

"Luka kecil, maaf buat yang tadi," jawab cowok tersebut.

"Makasi ya."

Cowok tersebut mengangguk, ia segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari tempat pengap ini. Saat di ambang pintu dia menghentikan langkahnya, kala gadis tersebut menanyakan sesuatu padanya.

"Nama lo siapa?"

Terdiam. Lalu membalikan tubuhnya.

"Nathan." Cowok bernama Nathan tersebut kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Alisha sendirian.

🌻🌻🌻🌻

Sesampainya Alisha di kelas, Alisha langsung duduk di samping Kara. Kelas saat ini sangat sepi karena bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Kemana aja si Al? Ko lama banget, terus kaki lo kenapa?" Tanya Kara sambil memperhatikan luka di kaki Alisha.

"Gak sengaja tabrakan sama orang tadi," jawab Alisha.

"Siapa yang nabrak lo Al, ko bisa?" Tanya Sania.

"Namanya Nathan kalau gak salah," jawab Alisha.

Seketika jawaban Alisha berhasil membuat sahabat-sahabatnya terkejut, "Cowok itu, Nathan si cowok yang suka bawa-bawa kulkas tiap hari, seriusan dia Al?" Tanya Shila.

"Biasa aja Mbak."

"Lo tau gak si Al, Nathan itu most wanted di sekolah ini. Sumpah yang suka sama dia tuh sampe bejibun, tapi sayang. Itu cowok kelewat dingin sama orang. Jadi jarang banget yang berhasil meluluhkan hati dia," tutur Kara.

Alisha hanya ber oh ria saja, "Kantin yuk," ajak Alisha, lalu langsung diangguki oleh sahabat-sahabatnya.

Alisha berjalan dituntun oleh Kara karena kakinya masih terasa sangat sakit akibat kejadian tadi pagi. Keempat gadis tersebut langsung mengambul duduk di salah satu meja yang masih kosong di bagian kantin.

Alisha melirik sekilah ke arah meja yang dipenuhi oleh cowok-cowok kelas ips2. Dan ternyata ada cowok yang menabrak Alisha tadi pagi.

"Mau pesen apa?" Tanya Kara pada sahabat-sahabatnya.

"Gue nasi goreng Bi Ela aja," jawab Alisha yang langsung diangguki oleh Shila dan Sania. Kara pun segera menuju stand makanan Bi Ela yang menjual nasi goreng.

Alisha hanya diam memainkan jari jemari tangannya, sampai akhirnya tak sengaja kedua matanya bertemu dengan mata tajam cowok itu. Tak ingin menatapnya terlalu lama Alisha segera mengalihkan pandangannya.

Pesanan pun datang, keempat gadis itu dengan lahap memakan makanan masing-masing.

Entah kenapa Alisha ingin sekali menghirup udara segar. Ia merasakan sesak berada di kantin yang ramai ini. Kemudian ia bangkit berdiri.

"Mau kemana Al?" Tanya Kara.

"Kebelakang sebentar," jawab Alisha.

🌻🌻🌻🌻

Mengetahui gadis yang sedari tadi ia perhatikan pergi. Nathan segera bangkit berdiri berniat mengikuti gadis tersebut. Setelah berbicara kepada teman-temannya, cowok tampan itu segera mengikuti kemana arah perginya gadis itu.

Nathan dapat melihat gadis itu menaiki gundakan anak tangga menuju atap sekolah. Nathan meringis ngeri melihat cara jalan gadis itu yang terpincang-pincang namun mampu berjalan menaiki gundakan anak tangga yang lumayan banyak. Segera ia mengikutinya karena Nathan takut terjadi sesuatu pada gadis itu.

Bukan apa-apa, hanya saja Nathan teringat dengan kejadian tadi pagi yang membuat kaki gadis itu terluka karenanya. Nathan hanya memastikan jika luka itu tak memberikan bahaya apa-apa pada gadis itu.

Nathan dapat melihat gadis itu duduk di sebuah soffa usang yang memang sudah ada sejak lama di Rooftop ini. Awalnya ragu. Namun akhirnya ia melangkahkan kakinya menghampiri gadis tersebut.

Alisha dapat merasakan Soffa yang ia duduki bergoyang. Kemudian ia menoleh ke arah samping. Alisha cukup terkejut melihat kedatangan Nathan yang begitu tiba-tiba. Cowok itu hanya diam saja. Kedua mata tajamnya fokus menatap bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di depannya.

"Suka ke sini juga?" Tanya Alisha mencoba mencairkan suasana.

"Iya," jawab Nathan.

"Udaranya seger ya, gak kayak kantin. Sumpek." Alisha terkekeh kemudian matanya kembali menatap ke arah depan. Dan tanpa ia sadari Nathan ternyata memperhatikannya meski lewat lirikan mata. Nathan tertegun melihat senyum indah yang merekah di bibir gadis itu.

🍁🍁🍁🍁

Revisi ulang✓ Kamis, 23 September 2021

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang