Part 17✓

7.1K 304 2
                                    

Alisha kini sudah sembuh. Ia sudah diperbolehkan untuk pulang.
Hari ini Nathan ingin mengajaknya jalan-jalan. Alisha pun segera Bersiap-siap.

"Sha, obatnya di minum ya," kata Irama, menaruh obat di atas nakas kamar Alisha.

"Iya Mah."

Alisha mengenakan jeans Putih dan baju lengan pendek berwarna pink. Rambutnya sengaja ia kuncir kuda menampilkan leher jenjangnya. Alisha mengambil obat yang ada di nakas lalu meminumnya.

Alisha menuruni tangga dan menunggu Nathan di teras rumahnya.

Tin..tin..

Mobil sport putih milik Nathan sudah berada di depan gerbang rumah Alisha, "Mah, Alisha berangkat dulu ya!" Teriak Alisha.

"Iya, hati-hati Al," jawab Irana berteriak.

Alisha memasuki mobil. Lalu Nathan melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata.

"Gimana, udah sehat?"

"Udah ko, kita mau ke mana?"

"Pantai."

"Oke."

"Al."

"Hmm."

"Jangan sakit lagi."

"Iya Nat, aku pastiin aku gak bakal sakit lagi. Aku bakal jaga kesehatan aku," jawab Alisha seraya tersenyum manis ke arah Nathan.

Senyuman itu, senyuman yang membuat Nathan merasa tenang.

Satu tangan Nathan terulur untuk menarik Alisha ke dalam pelukannya. Sementara satu tanganya lagi untuk memegang stir.

Alisha menyandarkan kepalanya di bahu Nathan. Alisha merasa nyaman saat berada di samping Nathan.
Alisha berpikir bahwa ia tak salah jika ia sangat mencintai Nathan. Alisha beruntung bisa memiliki Nathan.

Nathan mengelus lembut rambut Alisha. Lalu mencium pucuk kepala Alisha. Nathan sama halnya dengan Alisha, merasa jika ia tak salah sangat mencintai Alisha. Tapi, ada satu hal yang Nathan takuti. Ia takut jika suatu hari nanti ia akan mengecewakan gadisnya itu. Nathan takut menyakiti Alisha, Nathan belum siap jika harus kehilangan Alisha, Karena hadirnya Alisha di kehidupannya mampu membuat semuanya berubah. Ia tak lagi murung memikirkan masa lalunya yang begitu pedih. Ia merasa ada penyemangat di hidupnya. Alisha adalah wanita yang ia sayangi setelah ibunya.

🌻🌻🌻🌻

Sesampainya di pantai, Nathan dan Alisha melepas sepatunya, membiarkan kaki mereka telanjang.

Alisha berlari-lari di atas pasir putih layaknya anak kecil, bermain kejar-kejaran dengan Nathan. Alisha terlihat begitu senang.

Tiba-tiba Nathan membopong Alisha. Alisha dibuat kaget olehnya.

"Nathan! Astaga! Turunin!!" Teriak Alisha.

"Gak."

Nathan membawanya berlari-lari dan berputar-putar.

"Nathan! Turunin nanti jatoh!" Alisha terus berteriak meminta Nathan untuk menurunkannya.

Tetapi Nathan tak menghindahkan teriakan Alisha. Ia tetap membawa Alisha berlari-lari dan berputar-putar sampai akhirnya.

Brukkk.

Nathan dan Alisha terjatuh dalam posisi tubuh Alisha di bawah sedangkan Nathan di atas.

Alisha mengatur degup jatungnya yang berdetak lebih cepat. Napas keduanya memburu. Tatapan keduanya beradu hingga Nathan menipiskan jarak di antara keduanya, Alisha semakin deg-degan karena jarak di antaranya hanya beberapa centi saja, begitu dekat sekali hingga akhirnya.

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang