"Kalo lo ada dendam sama manusia itu, lo seharusnya ancurin manusia itu. Buat dia mati. Jangan lo ancurin sekolahnya. Bodoh emang lo!" Maki seorang cowok pada adiknya.
Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran adiknya, bisa-bisanya adiknya itu merusak sekolah yang bahkan sekolah tersebut tidak mempunyai salah apa-apa. Jika memang sang adik dendam pada manusia yang bersekolah di situ. Lebih baik sang adik segera habisi saja orang tersebut bukan sekolahnya."Sekolah itu akan adain pensi Bang, makanya gue sama yang lainnya ancurin tuh sekolah."
"Bego. Jangan sekolahnya yang lo rusak goblok! Lo lupa, dulu juga gue pernah sekolah di situ!" Kata si cowok tersebut sambil menoyor kepala adiknya itu.
"Terus gue harus gimana?" Cowok tersebut mendongak menatap sang kakak.
"Lo habisin dia dan juga teman-temannya secara perlahan, pancing dia, gunain cewek-cewek musuh lo buat pancing semua musuh lo," jawab cowok tersebut.
"Jri, menurut gue apa yang lo lakuin selama ini tuh salah besar," kata seorang temannya.
Fajri menatap tajam temannya tersebut.
"Maksud lo apa?!" Tanya Fajri.
"Lo balas dendam sama Nathan hanya karena Adel meninggal. Dan lo gak terima, Jri. Adel meninggal karena takdir, bukan karena Nathan," jawab temannya tersebut yang diketahui bernama Jhon.
Bugh
Fajri menonjok pipi Jhon, membuat Jhon hampir tersungkur ke tanah.
"Lo gak tau apa-apa, jadi lebih baik lo diem!"
"Otak lo di mana si hah? Jangan cepet kepancing emosi tolol!" Bentak sang kakak.
"Bang Jul gak tau apa-apa jadi lebih baik Abang juga diem!" Kata Fajri tajam.
Juliansyah selaku kakaknya Fajri hanya bisa menghela napas kasar, percuma ia Menasihati adiknya ini. Tak akan pernah didengar oleh Fajri.
"Gue masih gak terima Bang, Adel pergi," lirih Fajri, Fajri kemudian mendudukan bokongnya di sebuah peti bekas.
Juliansyah menepuk bahu adiknya itu, "Lo yakin banget emang kalo Nathan yang ngebunuh Adel?" Tanya Juliansyah.
Fajri mengangguk mantap, "Gue yakin banget Bang, karena gue liat Nathan pegang pisau yang udah belumuran darah."
"Lo gak inget dulu lo sahabatan sama Nathan, dulu lo ke mana-mana selalu sama Nathan. Dan sekarang hanya karena perempuan aja. Persahabatan lo sama Nathan ancur!" Kata Juliansyah sambil tertawa meremehkan.
"Awalnya gue gak masalah sama Nathan karena udah ambil Adel dari gue, dan yang menyebabkan persahabatan gue ancur tuh dia Bang, dia. Dia udah bunuh Adel Bang!" Lirih Fajri, Fajri sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak keluar, rasa sakit itu masih saja membekas di hatinya tak kunjung hilang selama beberapa tahun ini. Fajri masih belum terima atas kepergian Adel.
"Dan sekarang yang mau lo lakuin apa?" Tanya Juliansyah.
"Gue mau bales dendam Bang atas kematian Adel, gue ingin pacar Nathan juga mati di tangan gue!" Jawab Fajri.
"Lakuin apapun itu asalkan semua itu bisa buat lo bahagia, tapi jangan sesali di kemudian hari!" Kata Juliansyah sambil menepuk bahu Fajri kemudian melenggang pergi.
🌻🌻🌻🌻
Jam menunjukan pukul 07:00 pagi, semua siswa-siswi SMA Pijar Alam sudah berkumpul di lapangan sambil menatap ke arah panggung. Di sana sudah ada Kepala Sekolah serta David selaku Ketua Osis.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Kepala Sekolah.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab semua siswa- siswi serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...