Part 58✓

3.2K 148 2
                                    

"Gue mau pulang!" Kata seorang cowok dengan wajah super datarnya.

"Lo anak sapa si hah? Kan udah di bilangin tadi sama Dokter, lo baliknya nanti. Lagian ini masih pagi!" Jawab seseorang yang sudah terlihat sangat kesal

Cowok tersebut hanya bisa menghela napas dengan kasar. Bagaimana bisa temannya itu mengurung dirinya di tempat seperti ini, tempat yang benar-benar tak ingin ia kunjungi apalagi sampai singgah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Nathan. Tidak tahu apa yang terjadi, ketika ia tersadar sekitar pukul 03:00 pagi. Nathan terheran-heran melihat tubuhnya sudah terbaring di brankar rumah sakit serta selang infus yang menempel di lengan kirinya.

Saat Nathan sadar pun ia hanya mendapati Alvin temannya di sini. Yang tengah tertidur di sebuah sofa yang ada di ruangan Nathan. Nathan mencoba mengingat-ngingat kejadian yang membuatnya bisa sampai berada di tempat ini.

"Gue harus balik ke Jakarta," kata Nathan mencoba menjelaskan maksud keinginannya itu.

Bukan Alvin namanya jika ia tidak bisa membalas perkataan Nathan, "Tunggu, lo diharuskan pulang nanti siang."

"Gue udah sembuh."

"Belum."

"Tau apa lo?"

"Tuh keliatan muka lo masih pucet kayak mayat."

Sialan!

Nathan membuang wajahnya tak ingin menatap ke arah cowok menyebalkan itu. Bagaimana bisa Alvin terus memintanya agar tetap berada di sini sampai nanti siang, Nathan tak peduli, intinya ia harus segera pulang.

Nathan juga teringat soal kejadian waktu malam, kejadian di mana yang membuat Nathan berakhir seperti ini. Tapi meskipun begitu, Nathan tetap senang dan bersyukur. Karena usahanya selama ini tidak berakhir dengan sia-sia. Nathan akan segera bertemu dengan belahan jiwanya.

"Radit mau ke sini," kata Alvin tiba-tiba. Sontak hal itu pun membuat Nathan langsung menoleh ke arah Alvin dan menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Gue kasih tau dia kalo lo masuk rumah sakit," lanjut Alvin.

"Kenapa harus lo kasih tau?" Tanya Nathan ketus.

"Semua orang tuh khawatir sama lo, oh iya nih hape lo. Semalem banyak notif dari Radit. Tapi belum gue buka si. Liat sendiri aja sama lo," kata Alvin sambil berjalan mendekati Nathan lalu menyodorkan benda pipih tersebut pada Nathan.

Nathan menerimanya kemudian ia segera membuka kunci ponselnya. Benar kata temannya itu, banyak sekali notif pesan dan telefon dari Radit. Dilihat dari jam sepertinya Radit menelfon dan mengiriminya pesan ketika ia masih di Malioboro. Kenapa Nathan sampai tak membuka sama sekali ponselnya.

Nathan membuka pesan terlebih dahulu. Kemudian ia menscrool pesan yang dikirimkan oleh Radit yang begitu banyak.

Radit

Angkat telefon gue!

Penting nih anjing!

Ngartis lo kampret!

Nathan membulatkan matanya ketika membaca sebagian pesan dari Radit, ternyata benar apa kata Fajar bahwa sekarang Alisha ada di Jakarta. Nathan harus segera pulang untuk menemui gadis itu.

"Gue harus pulang sekarang!" Kata Nathan. Ia mencoba untuk bangkit dari berbaringnya, ketika tangannya hendak melepaskan selang infus di lengannya. Tiba-tiba saja Alvin menahannya.

"Lo kalo mau pulang gak gini caranya, jangan nyakitin diri lo sendiri! Gue panggil Dokter dulu." Alvin pun melangkah keluar ruangan untuk menemui Dokter.

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang