Bel sudah berbunyi seantero sekolah, yang menandakan kegiatan belajar mengajar sudah selesai. Banyak dari siswa-siswi SMA Pijar Alam yang berhamburan keluar kelas menuju parkiran atau sekedar menunggu jemputan.
Alisha dan sahabat-sahabatnya segera meluncur ke rumah sakit.
Alisha dan sahabat-sahabatnya memasuki rumah sakit dan mencari ruangan di mana Nathan dirawat.
Setelah menemukannya. Alisha dan sahabat-sahabatnya segera memasuki ruangan tersebut. Di dalam sudah ada Radit, Arya dan Rezvan.
Di sana juga ada Nathan yang tengah terbaring lemah di sebuah brankar.Radit memberi kode kepada teman-temannya agar keluar. Membiarkan Nathan dan Alisha berduaan.
"Lo sakit apa?" Tanya Alisha dengan nada khawatir. Ia menarik sebuah kursi untuk dirinya duduk.
"Demam," jawab Nathan.
"Udah makan?"
Nathan hanya menggelengkan kepalanya. sedari tadi ia memang belum makan karna tidak nafsu.
"Makan ya, gue suapin deh."
Nathan menggeleng lagi seperti anak kecil membuat Alisha jadi gemas, "Ck makan Nat, biar lo cepet sembuh. Makan ya?"
Akhirnya Nathan mengangguk. Alisha Segera Mengambil semangkuk Bubur di nakas. Lalu mulai menyuapi Nathan. Baru tiga sendok Nathan sudah menolak sendok bubur yang akan masuk lagi ke mulutnya.
"Udah."
"Dikit lagi."
"Gue kenyang."
Alisha pun menaruh mangkuk yang masih tersisa sedikit bubur, "Orang tua lo mana?" Tanya Alisha.
"Pulang Sebentar," jawab Nathan. Alisha Hanya Ber oh ria saja.
"Gue pengen pulang," kata Nathan
"Kan baru sehari di sini. Masa mau pulang."
"Gak betah."
Alisha hanya tersenyum saja, sudah sangat lama pula ia menemani Nathan di sini, sampai akhirnya Alisha dapat mendengar suara dengkuran keras. Nathan tertidur, Alisha menyelimuti tubuh Nathan hingga sebatas dada. Kemudian ia melangkah keluar.
🌻🌻🌻🌻
Setelah pulang sekolah, Alisha langsung menuju ke rumahnya. Sebenarnya ia ingin ke rumah sakit terlebih dahulu untuk menjenguk Nathan. Namun ia urungkan niatnya karena kepalanya sedikit merasakan pusing.
Drtt
Ponsel Alisha berbunyi. Alisha segera membukanya ternyata ada chat masuk dari Nathan.
● manusia kulkas
Ke rmh gue sekarang.
Alisha mengernyitkan dahinya bingung, untuk apa Nathan memintanya datang ke rumah cowok itu? Bukannya cowok itu masih di rumah sakit?
Tanpa membalas chat Nathan. Alisha segera mengganti seragam sekolahnya, Alisha menuruni gundakan anak tangga lalu menemui sang Mamah di ruang tamu.
"Mah, Alisha ke rumah temen dulu ya," pamit Alisha.
"Hati-hati Sha," kata Irana.
"Alisha berangkat." Alisha mencium punggung tangan Irana.
Alisha menuju ke rumah Nathan dengan menggunakan taksi online yang ia pesan.
Sesampainya ia di depan rumah cowok itu ia langsung masuk ke halaman rumah cowok itu kebetulan gerbangnya terbuka.
Tok...tok
"Permisi."
Pintu pun terbuka memperlihatkan sosok wanita cantik yang tengah mengelus-ngelus perut buncitnya.
"Halo Tante," sapa Alisha sambil mencium punggung tangan Dira.
"Halo, cari Nathan ya Sha? Nathannya ada di kamar. Kamu masuk saja," kata Dira ramah.
Alisha hanya menganggukan kepalanya, lalu ia berjalan menuju lantai dua tempat di mana kamar Nathan berada.
Alisha perlahan mendorong pintu kamar Nathan yang kebetulan tidak dikunci, Alisha melangkahkan kakinya pelan-pelan memasuki kamar Nathan. Alisha dapat melihat Nathan yang tengah terbaring di kasurnya.
"Nathan," panggil Alisha.
Nathan yang menyadari kehadiran Alisha langsung mendudukan tubuhnya dengan susah payah, karena keadaannya belum terlalu membaik.
"Sini." Nathan menepuk-nepuk kasurnya, menyuruh Alisha untuk mendekat padanya.
Alisha segera menghampiri Nathan lalu duduk tak jauh dari cowok itu.
"Ko di sini? Kabur dari rumah sakit ya?" Tanya Alisha.
"Gue balik. Gak betah," jawab Nathan.
"Kan belum sembuh."
Nathan tak menjawab ucapan Alisha.
Alisha menghela napasnya kasar, sulit memang berbicara dengan cowok tembok seperti Nathan.
"Udah minum obat?" Tanya Alisha.
"Belum."
"Minum obat dulu Nat, biar cepet sembuh."
"Gue gak butuh obat," jawab Nathan, "Tapi butuhnya elo." Lanjutnya.
Perkataan Nathan tadi berhasil membuat jantung Alisha hampir lepas dari tempatnya.
"Gue boleh minta satu hal?" Tanya Nathan.
Alisha mengangkat sebelah alisnya, "Apa?"
"Sini." Nathan menyuruh Alisha untuk mendekatinya.
Meskipun terlihat bingung, Alisha tetap menuruti apa kata cowok itu. Ia menggeser duduknya semakin dekat dengan Nathan.
Tiba-tiba saja Nathan menarik tubuh Alisha membuat Alisha jatuh ke dalam pelukannya. Alisha hanya mampu terdiam menetralkan detak jantungnya yang ia rasa mengalami kesalahan, ada apa dengan jantungnya?
Meskipun Alisha merasa nyaman, tetapi tetap saja Alisha merasakan rasa tak biasa dalam dirinya. Pasalnya tak ada laki-laki yang berani memeluknya selain sang Kakak, tanpa sadar, Alisha melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Nathan. Lalu menyenderkan kepalanya di dada bidang cowok itu.
Setelah sekian lama tak memeluk seorang perempuan, akhirnya Nathan dapat merasakan kembali bagaimana nyamannya memeluk orang yang ia sayangi dan cintai, Nathan mengelus rambut gadis itu.
Nathan melepaskan pelukannya lalu beralih menatap gadis itu, Alisha tak berani menatap Nathan karena merasa malu. Kenapa Alisha bisa bersikap sebodoh ini saat dekat dengan Nathan.
"Tolong ambilin gitar," pinta Nathan sambil menunjuk sebuah gitar yang berada di sudut tembok.
Alisha hanya mengangguk saja, ia segera mengambil gitar yang berada tak jauh darinya.
🍁🍁🍁🍁
Revisi ulang✓ Kamis, 23 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Day Ever (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : @arakim_design 15+ Ada arus deras yang terus menarik kaki Nathan. Membuat Nathan semakin lama semakin tenggelam. Tubuhnya dibiarkan terkulai dan tak berdaya. Tidak memiliki keinginan untuk berenang kembali ke permukaan. Sampai akhirnya, a...