Part 27✓

5.1K 210 7
                                    

Benarkan apa yang dikatakan Nathan semalam, pasti ia kesiangan pergi ke sekolah.

Sekarang keempat laki-laki tersebut tengah berebut kamar mandi yang berada di kamar Nathan, Padahal masih ada satu kamar mandi lagi di bawah, tapi mereka enggan untuk ke sana.

"Gue dulu elah!" Rezvan menarik handuk Arya agar Arya mau mundur

"Gue duluan!" Arya tak mau kalah, ia menarik balik handuk Rezvan.

"Gue yang punya rumah, jadi gue duluan mandinya!" Kata Nathan datar.

"Lah kaga bisa, pokoknya gue duluan!" Radit pun tak mau kalah.

Alhasil, mereka saling tarik menarik, saling dorong-mendorong agar bisa dapat giliran mandi pertama. Nathan lelah dengan semua ini. Bisa-bisa ia semakin terlambat pergi sekolah.

"Bisa diem gak?!" Ucap Nathan tegas.

Semuanya pun terdiam.

"Gak usah ribet, berempat aja langsung!"

"Nah iya." Radit tersenyum sumringah.

Alhasil mereka berempat akhirnya mandi bersama di kamar mandi yang bisa di bilang tidak luas.

Dira masuk ke kamar Nathan, niat ingin membangunkan anak-anak.
Namun ia urungkan ketika ia melihat kamar Nathan sepi. Hanya terdapat selimut serta bantal yang berserakan.

"Lho anak-anak pada ke mana?" Tanya Dira entah pada siapa.

Dira dapat mendengar suara gemercik air di kamar mandi.

"Oh mungkin sedang pada mandi!"

Dira tertawa geli ketika mendengar suara gaduh di kamar mandi. Ada yang berebut gayung, berebut sikat gigi, berebut sabun mandi.
Dira hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Nathan, mamah tunggu di bawah, cepet mandinya nanti kesiangan lho!" Teriak Dira.

"Iyaa mah!" Balas Nathan berteriak.

Selang beberapa menit akhirnya keempat cowok tersebut keluar dari kamar mandi, wajah mereka nampak segar. Kecuali Rezvan, Rezvan cemberut saja dari tadi.

"Kenapa lo heh?" Tanya Radit.

Rezvan memperlihatkan warna ungu kebiruan di jidatnya.

"Ih kenapa jidat lo biru gitu, abis dicium Eli Sugigi?" Radit tak bisa menahan tawanya.

"Gak lucu, Arya bangsat! Jidat gue jadi benjol kan!" Rezvan menatap tajam ke arah Arya yang tengah menyisir rambutnya.

"Salah lo bego, gayung satu direbutin empat orang. Apa yang dirasa!"

Rezvan mendengus kesal.

Waktu mereka mandi, Arya dengan tanpa dosanya memukul jidat Rezvan dengan gayung sehingga membuat jidat Rezvan benjol seperti ini.

"Ayo cepet, nanti kita telat!" Nathan melenggang pergi menuju lantai bawah.

"Selamat pagi Tante. Selamat pagi El!" Sapa Radit, Rezvan dan Arya ketika mereka sudah berada di lantai bawah.

"Eh pagi jugaa, sarapan dulu yuk." Dira menyiapkan beberapa lembar roti untuk mereka sarapan.

"Papah mana mah?" Tanya Nathan di sela-sela kunyahannya.

"Pagi-pagi banget papah udah berangkat, katanya si ada Metting," balas Dira tanpa menoleh ke arah Nathan karena Dira tengah sibuk menyuapi El.

Nathan hanya mengangguk saja.

"Udah yuk." Radit bangkit berdiri diikuti yang lainnya.

"Mah Nathan berangkat dulu." Nathan menyalimi Dira, tak lupa Nathan mengecup sekilas pipi gembil El.

Best Day Ever (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang