"Kau.....".
Suara samar dari Bai Luoyin, tapi belum juga Bai Luoyin menyelesaikan ucapannya, Gu Hai dengan liar segera menciumnya kembali, Gu Hai benar-benar diujung nafsunya, lidahnya terus bermain di dalam mulutnya sampai menyentuh gusi Bai Luoyin, sensasi lembab itu membuat semakin bergairah, nuansa hebat seperti ini belum pernah terjadi dalam suasana hatinya. Gu Hai merasakan api di dalam dadanya telah berkobar membakar dirinya.
Tidak cukup, tidak cukup itu, dia masih menginginkan yang lebih.
Untuk menghindari Bai Luoyin menggigitnya, Gu Hai harus terus menjepit pipi Bai Luoyin dengan tangannya, dan terus memaksa lidahnya bermain di dalamnya, ketika ujung lidah saling bersua, arus listrik mengalir kuat ke seluruh tubuhnya, Gu Hai dengan kasar dan rakus terus menyerang mulut Bai Luoyin, lidahnya terus berusaha menangkap lidah Bai Luoyin yang selalu menghindar, menggigit, menjilat dan mengisap, dan jika bisa mungkin dia ingin menelannya bulat-bulat.
Ciuman antara laki-laki dan perempuan ini tidak sama, ini tidak terlalu banyak memerlukan foreplay tapi bisa membuat gairah, keluar dari perasaan yang kuat, melebihi apapun, dengan kekuatan alam, mampu membawa suasana hati keduanya ke alam yang sulit dijelaskan.
Akhirnya Gu Hai melepaskan ciumannya, tetapi tangannya masih menjepit pipi Bai Luoyin, kemudian Gu Hai mengusap rambut Bai Luoyin ke belakang, memperlihatkan wajah yang sangat tampan. Wajah inilah yang membuatnya terpesona.
"Sayang...". Gu Hai menatap Bai Luoyin, "Bahkan kau sudah tahu isi hatiku kan? Kamu sudah tahu kan kalau perasaanku padamu tidak biasa? Saat aku menciummu, kamu sudah tidak merasa heran lagi kan?".
Bai Luoyin itu tampan, tapi wajahnya selalu dapat berubah disetiap detiknya.
"Gu Hai! Kau...".
"Tidak usah marah!". Tangan Gu Hai segera menyekap mulut Bai Luoyin, "Dengarkan aku dulu, setelah selesai, ksu boleh memakiku. Saya tahu di hatimu kini tidak ada lagi tempat untukku. Sudah tanggung jadi biarkan hari ini saya hancurkan semuanya, kau sangat membenciku, membenciku akan jauh lebih baik daripada kau bersikap acuh tak acuh, perlu kau tahu, saya, Gu Hai, tidak pernah menganggapmu sebagai saudara maupun sahabat, saya baik karena saya menyukaimu. Saya memerlakukanmu layaknya kita sudah berkeluarga. Saya selalu ingin tidur denganmu di tempat tidur yang sama karena saya selalu ingin dekat denganmu. Bahkan saya selalu ingin mendengarmu walau dalam mimpi...".
Bai Luoyin, "......".
"Apakah kau berpikiran kalau saya itu cabul? merasa kalau saya itu menyimpang? Kuberi tahu ya, kau tidak bisa menyalahkan orang lain, itu salah dirimu sendiri! Siapa suruh kau begitu menawan! Siapa suruh kau begitu menggoda! Siapa suruh senyummu mengandung pesona!Bai Luoyin...! Kau itu selalu berpura-pura, kau pasti sudah tahu isi pikiran saya, lalu kau sengaja terus menggodaku!".
"Bai Luoyin, saya beri tahu, hari ini saya mengutarakannya padamu, sedikitpun saya tidak merasa menyesal! Kau ingin marah padaku, kan? Makilah aku sesuka hatimu! semakin kau memaki saya, maka semakin saya ingin bercinta denganmu, tahukah kalau kemarahanmu saat ini, kesabaranku, apa masih merasa canggung? Jika saya bukan seorang Gu Hai yang pantas, saya sudah merobek celanamu! ...... Baik, sekarang kau marahlah, saya akan mendengarkan bagaimana kau memakiku!".
Bai Luoyin merasa bahwa langit telah membuat sebuah lelucon besar kepadanya.
Di bawah tekanan perkataan kotor dan air liur Gu Hai, dia benar-benar harus diam menahan semuanya!
"Aku tidak akan marah padamu". Bai Luoyin menanggapinya dengan sangat tenang.
Sejenak Gu Hai memutarkan bola matanya di wajah Bai Luoyin, dan akhirnya sedikit memberi senyuman patah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 2. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 80 - Bab 208 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyī...