Bai Luoyin berusaha banyak untuk tetap bertahan, sampai akhirnya dia tidak tahu bagaimana ia tertidur. Ketika dia bangun, langit sudah terang, tidak jauh darinya dari dalam kandang seekor Otterhound sedang menatapnya. Tubuh yang lemah itu menyebabkan Bai Luoyin tidak bisa bergerak selain menggerakan kelopak matanya, terlihat penjaga yang hilir mudik di halaman itu, sebelum akhirnya Bai Luoyin berusaha keras mengumpulkan tenaganya untuk bangkit.
Zhen Dacheng yang sudah keluar tadi pagi, dan ketika kembali di siang hari, dia melihat Bai Luoyin yang sedang duduk di sudut halaman.
"Siapa orang itu?". Zhen Dacheng bertanya kepada penjaga.
Penjaga itu berbisik, "Dia orang yang datang mencari anda kemarin".
Mata Zhen Dacheng menunjukkan sedikit keterkejutan. Dia mengira bahwa, Bai Luoyin sudah pergi. Terlihat dari penampilannya, jelas Bai Luoyin semalam telah tidur di luar.
Anak muda itu begitu gigih, sampai kapan dia bisa bertahan!
Bai Luoyin melihat Dacheng, segera dia mencari topangan ke dinding untuk berdiri, lapisan es di pakaiannya itu sudah mencair, menyisakan kelembaban di bajunya, dan tanah sisa semalam itu telah mengotori bajunya. Langkah demi langkah Bai Luoyin menuju Zhen Dacheng, siluet wajahnya terlihat penuh keyakinan.
"Tuan Zhen, apakah sekarang anda punya waktu?".
Zhen Dacheng yang sedang berdiri itu melihat Bai Luoyin menghampirinya. Dia berkata sambil tertawa. "Ya".
Bai Luoyin merasa terkejut.
"Tapi suasana hatiku sedang tidak ada".
Bai Luoyin berusaha kembali bertanya, "Apa yang harus dilakukan agar suasana hati anda membaik?".
"Jika kamu ingin mengobrol denganku, setidaknya bersihkan dulu dirimu".
Bai Luoyin menundukan kepalanya untuk melihat baju lusuhnya, dan ketika matanya beralih ke depan, dia melihat Zhen Dacheng sudah pergi.
Tengah hari, matahari bersinar sepenuhnya, Bai Luoyin segera membersihkan badannya menggunakan air dingin dan sekaligus mencuci ulang baju dan celananya. Bai Luoyin tidak hanya harus menahan kedinginan dan kelaparan, tetapi dia juga harus menahan tatapan mata penghinaan itu, dari kecil hingga dewasa, dia telah banyak menderita, tapi itu semua tidak ada bandingannya dengan penderitaan yang dia alami selama tiga puluh jam ini.
Setelah selesai mencuci, Bai Luoyin menjemurnya di tiang jemuran di halaman belakang.
Setelah itu Bai Luoyin mencari tempat yang terkena sinar matahari untuk menghangatkan badannya, ketika dia melihat ponselnya, terlihat batere dari ponsel itu telah habis. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu di tempat itu, berharap bisa mendapatkan hasilnya, kalau tidak, maka dia tidak akan punya muka lagi saat dia pulang.
Menjelang sore, Bai Luoyin pergi untuk melihat pakaiannya, dia menemukan baju dan celana yang awalnya tergantung rapi di tiang jemuran, kini telah terganti dengan pakaian orang lain, sementara pakaiannya sudah terjatuh ke tanah, parahnya lagi, tidak terhitung berapa banyak jejak kaki yang kembali mengotori pakaiannya itu.
Di saat Bai Luoyin mengambilnya, terdengar suara tawa dari arah belakangnya.
Sambil menahan amarah dan sedih, dia segera menuju kran air dengan kepala yang terasa berat akibat rasa pusing yang ia alaminya, dia mulai mencuci ulang pakaian itu. Pakaian yang tadinya hampir kering, sekali lagi basah, dan hati Bai Luoyin seperti dibekukan lapisan es. Bai Luoyin tidak bisa merasa benci kepada orang-orang yang sedang menikmati penderitaannya itu, sebaliknya dia justru merasa kasihan kepada mereka yang hidup di tempat yang tidak berperikemanusiaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 2. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 80 - Bab 208 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyī...