146. 光荣完成使命-Misi Yang Terselesaikan

3K 156 7
                                    

Gu Hai menambahkan lagi pelumas yang masih tersisa ke kemaluannya, setelah dirasa cukup, dia menahan pinggang Bai Luoyin, menarik napas dalam-dalam, kemudian secara perlahan memasukannya.

Bai Luoyin menutup mata sambil mengangkat wajahnya, giginya tertahan, ekspresinya kaku, hanya pembuluh darah biru yang membentang di lehernya yang membuktikan bahwa dia masih bernyawa.

Gu Hai mengambil napas lega, dia menemukan bahwa Bai Luoyin tidak lagi berteriak atau mengeluh.

"Kali ini kau percaya kan? Sudah saya katakan ini tidak akan membuatmu sakit".

"Percaya pamanmu! Sakit tahu!".

Gu Hai terdiam, wajahnya menyiratkan ketidakpercayaan. "Tidak mungkin! Tadi saya sudah melakukan pemanasan dengan memasukan tiga jari. Itu sudah sesuai dengan panduan, seharusnya tidak ada masalah!".

"Tiga jari, tiga jari apa...". Bai Luoyin menggertakan giginya. "Tiga jari omong kosong? Ukuran punyamu itu lebih dari lima jari".

Gu Hai mengangkat alisnya, "Kau memujiku atau mengolokku?".

Bai Luoyin tidak dapat nungging lagi, dia rubuh di tempat tidur, dia tidak berdaya, hanya bisa menatap ukiran-ukiran yang terdapat di kepala tempat tidur, sambil terus menggerutu pada dirinya sendiri. Melayanimu! Dasar bodoh! Dia mengatakan bahwa tidak akan sakit, dan kamu percaya?

Sekali lagi Gu Hai sedikit mendorong lebih dalam, Bai Luoyin tidak tahan lagi, sampai akhirnya dia berteriak di tempat tidur.

Gu Hai tidak berani bergerak lagi, perlahan dia menurunkan tubuhnya, sehingga bagian dada itu bertemu dengan punggung Bai Luoyin, sementara haizi kecil masih tertancap di dalam anus Bai Luoyin, Gu Hai membelai lembut leher Bai Luoyin, dan bertanya. "Apakah sangat menyakitkan?".

"Omong kosong!".

"Lalu apa yang harus saya lakukan?".

Bai Luoyin memelas, "keluarkan!".

Gu Hai tidak berdaya, hanya bisa patuh. Perlahan Gu Hai menariknya, tiba-tiba Bai Luoyin berteriak, "Hentikan!".

"Sebenarnya harus masuk atau keluar?".

Bai Luoyin menghela napas, lalu berkata pelan, "Jangan bergerak, diamkan di situ".

"Saya sudah tidak tahan".

"Harus bisa!". Tegas Bai Luoyin, "Tunggu sampai lemas kemudian keluarkan".

Gu Hai patuh, tidak melakukan pergerakan, dalam waktu itu, Bai Luoyin tidak bisa tenang, bahkan lebih buruk lagi. Tidak lama kemudian Gu Hai menepuk punggung Bai Luoyin dan berkata, "Hei! Sepertinya semakin membesar!".

Wajah Bai Luoyin tiba-tiba berubah hijau, ia benar-benar seperti berada di kapal perompak, emosi yang tak terhitung jumlahnya kini berkumpul dalam hati Bai Luoyin, biasanya wajah tampan itu bisa tenang dalam menghadapi apapun, namun kali ini, dia benar-benar tidak bisa.

Gu Hai merasa tergelitik melihat tingkah Bai Luoyin, tidak bisa berbuat apa-apa selain mencium kedua pipinya, namun Bai Luoyin tidak menunjukan reaksi, Gu Hai terus menciumnya, sambil mengeluarkan suara lembutnya, membujuk, "Serius, ini sudah setengah perjalanan, hanya sebentar sakit, waktu kamu melakukannya kepadaku, saya juga merasakan sakit di awalnya saja, setelah itu merasa nyaman, sungguh saya tidak berbohong".

Mata Bai Luoyin berubah terang, "Jika begitu bagaimana kalau kita melakukannya lagi?".

"Jangan, sudah tidak sakit lagi kan?".

Ahhh......

Bai Luoyin meninju tempat tidur, menahan rasa sakit.

Gu Hai tersenyum sambil menambahkan pelumas di atas permukaan kemaluannya, kemudian dengan perlahan bergerak, kecepatannya sangat lambat, Gu Hai merasa tidak nyaman, begitupun dengan Bai Luoyin, akhirnya Gu Hai mencoba memberikan rangsangan di bagian depan Bai Luoyin untuk mengurangi rasa sakit.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang