90. 疯狂迷乱的夜 - Malam Yang Kacau

3.4K 198 0
                                    

Rasa marah dan haru terjalin kusut di mata Bai Luoyin, dia merasa tidak seharusnya datang ke tempat ini. Andai dia tahu bahwa Gu Hai akan bersikap seperti ini kepadanya, dia lebih baik memilih pulang ke rumah.

Gu Hai melihat Bai Luoyin berdiri dan berjalan menuju pintu, dia merasakan hatinya sakit. Bagaimana bisa saya melupakannya? Dia begitu sensitif, siapapun yang mempunyai masalah seperti ini apa dia bisa tenang? Sekarang dia sangat membutuhkan penghiburan, apa yang harus saya lakukan?

"Yinzi".

Gu Hai menghampirinya dan memeluknya di ambang pintu.

"Jangan takut, tidak akan ada apa-apa, dengarkan saya, hari sabtu kita pergi ke rumah sakit, saya yakin tidak akan ada masalah".

Bai Luoyin berkata dengan suara rendah. "Bisa jamin?".

"Saya jamin!". Gu Hai Membalikan tubuh Bai Luoyin dan memaksanya untuk melihat dirinya sendiri, "Tahukah kalau perkataanku ini sangat akurat. Jika saya berkata kau tidak punya penyakit. Berarti kamu memang tidak memiliki penyakit!".

Meskipun dia tahu Gu Hai hanya sekedar menghiburnya, tapi setidaknya Bai Luoyin masih bisa merasakan perasaannya jauh lebih baik.

Gu Hai memegang kepala Bai Luoin dengan kedua tangannya. "Nurut ya, cepat makan pangsitnya".

"Kalau begitu untuk berjaga-jaga, kau jangan menyentuhku dulu".

Gu Hai tersedak sebelum makan. Tidak boleh menyentuh? Lalu saya harus berbuat apa kepadamu?.

Setelah makan malam usai, Bai Luoin segera pergi mandi, sementara Gu Hai menonton televisi.

Dapat dikatakan bahwa dia sedang menonton televisi, tapi volumenya masih kalah keras dengan suara di kamar mandi, setiap lima detik sekali mata Gu Hai pasti melirik ke arah kamar mandi itu. Gambaran Bai Luoyin yang sedang berada di kamar mandi terus bermain dalam pikiran Gu Hai. Sekarang dia pasti sudah melepas celana dalamnya, pasti sedang menggosok punggungnya, apa dia sedang bermain gelembung busa? Tidak ada suara sama sekali, apa yang sedang dia lakukan...?

Tangan Gu Hai menggaruk bantal sofa, hatinya tergelitik.

Setelah selesai, Bai Luoyin keluar dengan hanya berbalut handuk.

"Apa kamu punya piyama lebih?". Tanya Bai Luoyin.

"Ada, tunggu, saya akan membawakannya untukmu".

Bai Luoyin mengikuti Gu Hai masuk ke kamar.

Gu Hai segera membuka lemari dan mencarinya, dia tidak menemukan pakaian yang dimaksud Bai Luoyin, hanya ada pakaian tidur berjenis kimono. "Pakai".

Tanpa berpikir panjang Bai Luoyin langsung melepaskan handuknya di depan Gu Hai. Seketika Gu Hai merasakan getaran hebat, napasnya berat, dan itu sangat jelas. Meskipun tadi sore Gu hai telah melihatnya, tapi ada lebih dari selusin pasang mata yang melihatnya. Tapi sekarang, hanya untuknya saja. Jika sore hari dia melihatnya dari kejauhan, tapi sekarang bisa dari dekat dan ini sangat menyenangkan.

Setelah Bai Luoyin memakai baju itu kemudian pergi keluar.

Meski hanya sekilas sekilas, tapi itu sudah cukup membuat hati Gu Hai mencair.

Apakah ini sebuah isyarat diam?

Bai Luoyin duduk memainkan komputer, dia begitu konsentrasi menatap layar, dalam benaknya saat ini hanyalah tentang pemeriksaan medis. Bermain permainan, mendengarkan musik, tapi itu semua tidak bisa membuatnya lebih tenang, dan akhirnya dia membuka Baidu dan mulai menulis 'Hepatitis B', begitu banyak informasi tentang Hepatitis B muncul di depan mata Bai Luoyin.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang