Mungkin karena terlalu lelah, tidak butuh waktu lama bagi Bai Luoyin untuk tertidur.
Melihat Bai Luoyin tertidur, Gu Hai segera membuka kedua bantalan pantat Bai Luoyin dan melihatnya.
Untunglah itu hanya sedikit memerah di area anus.
Kemudian Gu Hai mengoleskan obat yang telah disiapkannya, setelah itu dia segera membaringkan tubuhnya di tempat tidur sambil menatap wajah kekasihnya yang telah terlelap.
Gu Hai merasa tertegun.
------
Di pagi hari, Bai Luoyin terbangun, ketika dia membuka matanya, terlihat Gu Hai sudah menatapnya.
"Apakah masih sakit?". Tanya Gu Hai.
Bai Luoyin berbalik dan memang seperti itulah sifatnya. Dia benar-benar tidak merasakan sakit dibandingkan dengan sebelumnya, rasa sakit yang tak pernah terlupakan kaka itu kini telah terobati, mengingat kembali tagedi masa lalu, Bai Luoyin menghela napas, hatinya sedikit menciut.
Melihat ekspresi Bai Luoyin, Gu Hai tahu bahwa Bai Luoyin tidak terluka, hal itu membuat Gu Hai merasa bangga.
Bagaimana? Masih ingin menyulitkan suamimu? Jika saya mengatakan tidak akan membuat sakit, maka kamu tidak akan merasa sakit, terbukti keesokan harinya kamu terlihat segar. Selanjutnya, kamu harus menjadi istri yang baik untuk melayani suamimu.
Bai Luoyin yang masih berpikir, tiba-tiba Gu Hai meraih tubuh Bai Luoyin dengan kuat, beberapa kali Gu Hai mencium wajah Bai Luoyin, meninggalkan suara disetiap kecupannya, kini bibir Bai Luoyin tersegel oleh mulut Gu Hai, mengisapnya sampai beberapa kali, kemudian beralih ke daerah telinga dan leher... Gu Hai begitu rakus menikmatinya, seperti kerasukan.
Akhirnya, Bai Luoyin memukul kepala Gu Hai, dan dengan kuat mendorong wajah Gu Hai sejauh lima sentimeter.
"Apa yang kamu lakukan?". Bai Luoyin berkata, "Apa kamu sudah gila di pagi hari?".
Gu Hai segera merekatkan tubuhnya ke tubuh Bai Luoyin, kemudian menempel di pipi Bai Luoyin, dan berkata dengan berseri-seri, "Saya menyukaimu, semakin dilihat, maka saya semakin menyukaimu, bagaimana bisa kau begitu tampan?".
Sebuah pancaran hitam menutup wajah Bai Luoyin, dan tiba-tiba tinju itu mendarat di perut Gu Hai.
"Pergi sana!".
--------
Setelah mereka selesai sarapan, Gu Hai bertanya: "Hari ini saya harus pulang untuk mengambil identitas diri. Ikut ya?".
Awalnya Bai Luoyin merasa keberatan, karena harus memasuki kediaman Gu Weiting dan Jiang Yuan. Tapi Bai Luoyin melihat masa kanak-kanak Gu Hai, di mana ada banyak kenangan tentang Gu Hai di sana, akhirnya diapun setuju.
"Mmm... Baiklah".
Mata Gu Hai menunjukkan senyuman. "Apakah karena kenikmatan semalam, sampai tidak mau meninggalkanku?".
Bai Luoyin segera memalingkan wajahnya, satu kakinya diangkat, dengan gesit menangkap Gu Hai, dan membenamkan tubuh Gu Hai ke dalam sofa sebelum akhirnya Bai Luoyin mengambil sikat debu, dan memukulkannya sampai berkali-kali ke punggung bawah dan pantat Gu Hai.
Sampai pintu apartemen dikunci, Gu Hai masih mengeluh. "Tanganmu sungguh kejam".
Bai Luoyin hanya bisa menyeringai.
-------
Suasana di dalam mobil itu diselimuti rasa hening. Sesekali Bai Luoyin melirik ke arah Gu Hai, ekspresi Gu Hai pun menjadi datar, Bai Luoyin merasakan hatinya menjadi kaku, mungkin karena Gu Hai membiarkan dirinya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN
RomanceBUKU 2. MUSIM KE-1 悸动青春 (jì dòng qīngchūn - Gejolak Masa Remaja) Bab 80 - Bab 208 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyī...