158. 我给你丢人了-Aku Membuatmu Malu

2.8K 111 36
                                    

Dalam sekejap mata, di bulan Mei, cuaca sudah mulai memanas. Dua hari pertama, Bai Luoyin dan Gu Hai mulai bekerja keras membereskan apartemennya, pakaian tebal dan selimut tebal semua dirapikan dan dimasukkan ke dalam lemari. Anehnya, cuaca di bulan ini tidak menentu, suhu bisa saja menurun di hari berikutnya.

Selama kurang lebih tiga bulan, hari-hari terasa hangat dan nyaman.

Hari-hari berikutnya jadwal Bai Luoyin pulang di setiap minggunya semakin berkurang.

Di akhir pekan, Bai Luoyin pulang hanya sekedar ikut makan, waktu bersama keluarga menjadi sangat terbatas, sesekali mengajak Alang jalan-jalan sebentar... Setelah itu sebelum pulang Bai Luoyin mengambil banyak makanan lezat untuk stok makanan di apartemennya.

Keterampilan mengemudi Bai Luoyin-pun semakin lancar, akibatnya disaat Gu Hai merasa malas, dia membiarkan Bai Luoyin mengemudi untuk membeli sarapan. Selain itu keterampilan memasak Gu Hai juga semakin lihai, mie yang dimasak Gu Hai tidak lagi pecah, sebagian besar dari setiap helai mie tidak lagi putus, meskipun berbeda panjang dan tidak rata, tapi sangat kuat.

Mereka berdua melewati hari-hari dengan penuh keceriaan.

Sore itu, terlihat ada dua pria sedang bertengkar gara-gara salah satunya memakan telur puyuh lebih dari satu, tinggi dua pria dewasa itu kira-kira sekitar 185 cm. Mereka saling mengetuk kepala mereka dengan sumpitnya masing-masing, di tengah mereka sedang saling menyerang kepala dengan sumpit, tidak ketinggalan tangan satu lagi dari mereka ikut menyerang, ketika mereka sudah menghabiskan setengah dari makanannya, mereka akan mulai berlari di sekitar ruangan dan saling mengejar satu sama lain.

Bai Luoyin yang selalu dapat menyelinap, Gu Hai hanya bisa menatap tajam, wajahnya yang serius menyapu Bai Luoyin.

Bai Luoyin yang bersembunyi, tiba-tiba melarikan diri ke luar, dengan cekatan, langsung menahan gagang pintu itu untuk mencegah Gu Hai keluar mengejarnya.

Saat itu Gu Hai dan Bai Luoyin menemui jalan buntu, namun tiba-tiba Gu Hai seperti mendapat ide, kemudian Gu Hai mengunci pintu itu dari dalam.

Bukankah kau pandai dalam hal ini? Jika kamu punya kemampuan, gunakanlah jari-jarimu untuk membukanya.

Ketika Gu Hai mengintip lewat peephole, terlihat ekspresi Bai Luoyin yang sedang kebingungan, Gu Hai yang cekikikan segera menuju ruang makan, dan dengan tenang duduk melanjutkan makannya, sementara hatinya bergumam. Tidak mau menekan bel pintu, juga tidak memberikan ciuman untukku, jangan harap saya akan membukakan pintu untukmu!

Sementara di luar, Bai Luoyin masih mencari cara bagaimana untuk bisa masuk ke dalam, tiba-tiba sebuah pintu lift terbuka di depannya, tanpa disangka sosok yang dikenalnya muncul.

"Jenderal Gu.... Paman".

Bai Luoyin tersenyum canggung.

Sekarang tubuh gagah Gu Weiting berdiri tepat di depan Bai Luoyin, terlihat tatapan tajam dari matanya namun penuh kelembutan.

"Kenapa kamu tidak masuk?".

Bai Luoyin mengalihkan pandangannya. "Ini baru mau masuk, hanya saja belum sempat menekan bel pintu".

Gu Weiting langsung membantu Bai Luoyin menekan bel pintu.

Ketika bel berbunyi, telinga Gu Hai mendadak berdiri tegak, sudut mulutnya membangkitkan lengkungan bangga.

Pasti sudah tidak tahan.

Dengan ekspresi bangga tatapannya menuju pintu keluar.

Perlahan Gu Hai memutar kunci pintu, dan membukanya. Tanpa peringatan apapun, Gu Hai segera menarik orang yang sedang berada di luar pintu dan langsung menyelinap menyerang bibirnya.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang