183. 首长突然来袭-Serangan Dadakan Jenderal

1.6K 107 35
                                    

Setelah selesai mandi, dengan penuh semangat Gu Hai memasuki kamar. Terlihat Bai Luoyin sudah berada di tempat tidur.

Hehe... Hari ini dia sadar diri! Senyum Gu Hai melebar.

Ketika Gu Hai membuka selimut, dia melihat Bai Luoyin sedang berbaring di tempat tidur, wajah cemberutnya bersembunyi di balik seprai, terlihat seperti kantong udara yang mengembung. Gu Hai mengikutinya, berbaring di belakang punggung Bai Luoyin, kemudian tangannya di letakkan ke punggung istrinya.

Merasa ada yang menyentuhnya, Bai Luoyin segera menghempaskan tangan itu, kepalanya semakin disembunyikan. Maknanya sudah jelas.

Gu Hai tidak peduli, dia kembali meletakkan tangannya di punggung Bai Luoyin.

Bai Luoyin segera bergeser.

Gu Hai masih tidak peduli, dia segera ikut bergeser mendekat.

Begitu seterusnya.

Hal itu terjadi sampai empat atau lima kali, sampai akhirnya tidak ada tempat lagi bagi Bai Luoyin untuk bergeser. Melihat dirinya merasa menang, Gu Hai segera memeluk Bai Luoyin dan mendekatkan bibirnya ke telinga Bai Luoyin. "Jangan bergerak lagi, nanti kau terjatuh".

Bai Luoyin tidak bergeming, dia tetap terdiam, kemudian Gu Hai mencoba membalikkan kepala Bai Luoyin untuk dapat melihatnya, namun tidak berhasil, Bai Luoyin segera membuang mukanya ke arah lain, dengan sikap merajuk seperti itu membuat Gu Hai bingung, dia tidak tahu apakah harus merasa cemas atau bahagia.

"Yinzi?". Dengan lembut Gu Hai berkata, "Pandang saya".

Mendengar itu, Bai Luoyin langsung merapatkan kelopak matanya dengan keras, garis bibirnya tertutup rapat, tampilannya seperti seorang musuh yang enggan diinterogasi.

Gu Hai segera menampar pelan pantat Bai Luoyin, dan berbisik dengan lembut, "Ayo patuhlah, lihat ke sini".

Bai Luoyin tetap bersikeras.

"Jika kamu tidak mendengar, saya akan terus memukul pantatmu".

Saat berkata seperti itu, sekali lagi Gu Hai menampar pantat Bai Luoyin. Melihat bahwa Bai Luoyin masih belum mau berbalik, Gu Hai kembali menamparnya lagi, dan lagi. Setiap kali Gu Hai melakukan tamparan, matanya akan selalu menatap Bai Luoyin.

Akhirnya, pinggang Bai Luoyin bergerak, sedikit bergeser menghindari pelecehan Gu Hai. Tangan Gu Hai terus mengejarnya, tapi sekarang ada perbedaan, yang awalnya menampar, kini berubah menjadi sebuah pijatan sensasional.

Bai Luoyin segera meraih tangan Gu Hai, mencoba untuk mengusirnya, tetapi sebaliknya, gerakan Bai Luoyin kalah cepat, hasilnya, tangan Gu Hai berhasil membelenggu tangannya.

Segera Gu Hai membalikkan tubuhnya dan kedua lengan Bai Luoyin ditahan oleh tangan kuat Gu Hai. Mau tidak mau, kini Bai Luoyin harus menghadapi wajah Gu Hai dengan tatapan yang baik.

Tanpa ada perkataan, Gu Hai terus memandang Bai Luoyin, tidak lama kemudian, Gu Hai langsung menciumnya. Tanpa diduga, Bai Luoyin segera memalingkan mukanya, tidak ada rasa putus asa dari Gu Hai, dia terus mengejarnya, dan sekali lagi, Bai Luoyin berhasil menghindarinya. Seolah-olah berkata, jangan harap malam ini akan mudah mendapatkanku.

Gu Hai langsung mengangkat sedikit pinggulnya, dan menggunakan si haizi kecil yang berada di bawah tubuhnya untuk berkomunikasi dengan yinzi kecil. Gesekan kain itu berubah menjadi panas, sampai akhirnya yinzi kecil itu tergoda, dan mata Bai Luoyin-pun segera diwarnai api gairah.

Gu Hai mendekatkan wajahnya, ujung hidung Gu Hai menyentuh ujung hidung Bai Luoyin, dan berkata, "Kamu sudah tidak mengenaliku, atau hanya sekedar kenal saja?".

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang