134. 睡得昏天暗地 - Linglung Akibat Tidur

2.7K 146 5
                                    

Malam itu, Bai Luoyin tidur sangat tidak tenang, kegelisahannya itu membuat Gu Hai terbangun, kemudian memanggilnya, tapi Gu Hai tidak melihat Bai Luoyin terbangun. Gu Hai menarik selimut sampai menutupi pundak mereka berdua dan kembali tidur.

Setelah beberapa saat, Bai Luoyin tiba-tiba bergerak lagi, kini dengan mata yang terbuka.

"Kenapa kamu tidak tidur?". Tanya Gu Hai.

Bai Luoyin tercengang, matanya seperti kosong, tangannya terus bergerak dibalik selimut, seolah mencari sesuatu.

Apa dia sedang mengigau?.

Gu Hai merasa itu sangat lucu kemudian menyentuh kepala Bai Luoyin.

Terlihat ada kepanikan dan kecemasan di mata Bai Luoyin yang lebih besar dari biasanya, sekilas jika diperhatikan akan ada sedikit rasa takut. Kepalanya terangkat, dan kedua alisnya mengerut seperti busur.

"Sayang, kamu mencari apa?". Gu Hai menekan tubuh Bai Luoyin supaya berbaring.

Kemudian Bai Luoyin menutup matanya, alisnya berkerut, ekspresinya tampak sedikit cemas, dan mulutnya menggumamkan dua kata, tapi Gu Hai tidak dapat mendengar dengan jelas.

Setelah beberapa saat, tangan Bai Luoyin mulai bergerak lagi seperti mencari sesuatu di selimutnya, kemudian tangan itu memukul perut Gu Hai sampai beberapa kali.

Apa yang terjadi pada anak ini hari ini?.

Gu Hai bertanya-tanya, sambil menepuk bahu Bai Luoyin, merasa Bai Luoyin lebih tenang, kemudian Gu Hai meletakkan tangannya ke dalam selimut, tapi tiba-tiba Bai Luoyin memegang tangan Gu Hai seolah dia tidak mau ditinggalkan.

"Yinzi, saya di sini".

Tepat pada saat itu, tubuh Bai Luoyin menjadi tenang.

Gu Hai merasakan Hatinya sangat tersentuh.

Jelas-jelas dia sangat membutuhkanmu, sangat peduli kepadamu, mengapa kamu tidak bisa, merasakannya dari dulu? Jika kau bisa lebih bersabar lagi dan memberikannya kepercayaan, akankah ada kejadian saling menyakiti...?

Gu Hai terus bertanya pada dirinya sendiri, tapi untungnya Gu Hai sekarang sudah menyadarinya, tidak ada kata terlambat, mereka masih memiliki jalan panjang, selamanya dia akan selalu mencintainya.

Gu Hai menaruh jarinya di pipi Bai Luoyin, membelainya dengan lembut, matanya menatap penuh Bai Luoyin, seakan tidak akan pernah cukup untuk melihatnya, sampai kelopak matanya menyerah untuk tetap terbuka.

Proses tidur ini berlangsung hingga sore hari, sebelumnya mereka tidak bisa tidur nyenyak, dan hari ini akhirnya mereka bisa meraih peluang besar, apa lagi yang harus dilakukan selain tidur?

Akhirnya Gu Hai yang pertama kali bangun, melihat jam alarm, kemudian meletakkannya kembali.

Dengan masih hawa kantuk, Bai Luoyin menghadap Gu Hai, "Pukul berapa sekarang?".

"Masih pagi, baru jam empat".

Lengan Gu Hai menjulur melewati ketiak Bai Luoyin, dan menarik Bai Luoyin ke sisinya.

Bai Luoyin merasakan matanya sangat berat, tapi memaksa untuk melihat ke arah jendela, kemudian bergumam, "Bagaimana masih bisa jam empat, bukankah itu sudah tampak sedikit terang?".

"Mungkin sedang turun salju".

"Salju". Mendengar kata itu seolah Bai Luoyin terhipnotis. Salju turun adalah waktunya untuk tidur. Tidur!

Sudah diatas pukul enam. Gu Hai kembali terjaga, dia melirik ke luar terlihat langit masih gelap.

Bagaimana bisa malam ini begitu sangat panjang? Ahhh! tidur ini membuat perutku keroncongan.

KECANDUAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang